Browsing by Author "Didiet Widiowati"
Now showing 1 - 20 of 27
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta.(Perpustakaan, 2024-09-10) FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinFRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Lingkungan kerja merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menghadapi tantangan bagi Sentra Handayani Jakarta yang mengalami transformasi dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial. Dalam menghadapi perubahan perlu memperhatikan dua aspek yang dapat membantu dalam melakukan pembenahan agar dapat meningkatkan kinerja dari sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, yakni lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai: (1) karakteristik informan, (2) bangunan tempat kerja, (3) peralatan kerja yang meadai, (4) fasilitas, (5) perhatian dan dukungan pimpinan, (6) kerja sama antar kelompok, (7) kelancaran komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah teknik purposive untuk menentukan enam informan yang terdiri dari kepala sub bagian tata usaha, perwakilan koordinator kelompok kerja, dan instruktur vokasional di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta. Dalam mengumpulkan data, digunakan teknik wawancara mandalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya kesadaran akan pentingnya kolaborasi untuk mencapai pelayanan multifungsi serta tantangan dalam penyesuaian tugas dan tanggung jawab yang beragam. Penelitian ini mengungkapkan bahwa diperlukan peningkatan kolaborasi dan integrasi layanan di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta agar dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pelayanan multifungsi yang berkualitas serta pemahaman akan pentingnya menentukan prioritas pekerjaan yang diberikan kepada sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, sehingga sumber daya manusia yang merupakan pelaksana tugas dapat meningkatkan kinerja serta mencapai tujuan dari Sentra Handayani Jakarta. Kata kunci: lingkungan kerja, sumber daya manusia, kinerja ABSTRAK FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. An Analysis of the Working Environment Supporting Performance Achievements Human resources at Sentra Handayani Jakarta. Supervisor: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin The work environment is an important thing that needs to be considered in facing challenges for Sentra Handayani Jakarta, which is undergoing a transformation in providing social rehabilitation services. In facing changes, it is necessary to pay attention to two aspects that can help in making improvements in order to improve the performance of human resources at Sentra Handayani Jakarta, namely the physical work environment and the non-physical work environment. This study aims to describe and analyze: (1) informant characteristics, (2) workplace buildings, (3) adequate work equipment, (4) facilities, (5) leadership attention and support, (6) cooperation between groups, (7) fluency of communication. The data source used was a purposive technique to determine six informants consisting of the head of the administrative subdivision, a representative of the work group coordinator, and vocational instructors in the Sentra Handayani Jakarta work environment. In collecting data, in-depth interviews, participant observation, and documentation studies were used. The results showed that there was a lack of awareness of the importance of collaboration to achieve multifunctional services as well as challenges in adjusting to diverse tasks and responsibilities. This research reveals that it is necessary to increase collaboration and service integration in the Sentra Handayani Jakarta work environment in order to increase knowledge of the importance of quality multifunctional services and understanding of the importance of prioritizing the work given to human resources at Sentra Handayani Jakarta, so that human resources who are task executors can improve performance and achieve the goals of Sentra Handayani Jakarta. Keywords: work environment, human resources, performanceItem Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) ADE ARIANSYAH, 20.04.351; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinADE ARIANSYAH, 20.04.351 Business Model Canvas and Empowerment of Bamboo Crafters in Business Development in Rancakalong Village, Sumedang. Supervisors Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Business Model Canvas (BMC) is a tool used to design, identify, and describe a business. The business model canvas has nine important aspects in planning and developing a business. The focus of this research is to conduct business model canvas training in an effort to increase the knowledge and ability of bamboo crafters in planning and developing a business with the aim to: 1) obtain the initial condition of the bamboo crafters' business based on the nine aspects of the Business Model Canvas (BMC); 2) Develop a design for empowering bamboo crafters; 3) provide an overview of the implementation of the bamboo crafters empowerment design; 4) Provide an overview of the evaluation results and the process of improving the bamboo crafters empowerment design. The method used in this research is Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. The data collection techniques in this research are: 1) Interview; 2) Observation; 3) Documentation study and; 4) Focus group discussion. Data validity checks researchers use: 1) Extended observation; 2) Increase persistence; 3) Triangulation of sources, time, and data collection techniques. The result of this research is the increased knowledge and understanding of bamboo crafters about the Business Model Canvas and the creation of a business model for business development, especially in the aspect of resources (key resources) utilizing community assets, and in the aspect of partnerships (key partners) based on penta helix. Keywords: Business Model Canvas, Empowerment, Bamboo Crafters, business development ABSTRAK ADE ARIANSYAH, 20.04.351 Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Bisnis Model Canvas (BMC) merupakan alat yang digunakan untuk merancang, mengidentifikasi, dan menggambarkan suatu usaha. Bisnis model canvas memiliki sembilan aspek penting dalam merencanakan dan mengembangkan usaha. Fokus penelitian ini adalah melakukan pelatihan bisnis model canvas dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perajin bambu dalam merencanakan dan mengembangkan usaha dengan tujuan untuk: 1) memperoleh bagaimana kondisi awal usaha perajin bambu berdasarkan sembilan aspek Bisnis Model Canvas (BMC); 2) Tersusunnya desain pemberdayaan perajin bambu; 3) memberikan gambaran pelaksanaan desain pemberdayaan perajin bambu; 4) Memberikan gambaran hasil evaluasi dan proses penyempurnaan desain pemberdayaan perajin bambu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Wawancara; 2) Observasi; 3) Studi dokumentasi dan; 4) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan: 1) Perpanjangan pengamatan; 2) Meningkatkan ketekunan; 3) Triangulasi sumber, waktu, dan teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman perajin bambu tentang Bisnis Model Canvas serta terpetanya model bisnis untuk pengembangan usaha, khususnya pada aspek sumber daya (key resources) memanfaatkan aset komunitas, dan pada aspek kemitraan (key partners) berdasarkan penta helix. Kata Kunci: Bisnis Model Canvas, Pemberdayaan, Perajin Bambu, pengembangan usahaItem Desain Pelatihan Kewirausahaan bagi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan di Desa Rancakalong Sumedang,(Perpustakaan, 2024-08-19) ALSHA FRISMA NANDYVA. 20.04.145; Didiet Widiowati; Ujang Muhyidin.ALSHA FRISMA NANDYVA. 20.04.145. Entrepreneurship Training Design for Beneficiary Families of the Conditional Cash Transfer in Rancakalong Village Sumedang, Supervised by Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Entrepreneurship training is an effort to improve the knowledge, skills and attitudes of someone who participates in these activities in order to create new creations and innovations. In this study, the focus is to obtain a direct description of how the process of implementing the entrepreneurship training design for Beneficiary Families of the Conditional Cash Transfer is carried out directly by researchers. This research aims to obtain an overview of the initial conditions of Beneficiary Families of the Conditional Cash Transfer before the entrepreneurship training design, entrepreneurship training design, entrepreneurship training design implementation, and entrepreneurship training design improvement. The method used in this research is participatory action research with a qualitative approach. Data collection techniques in this research are participatory observation, in-depth interviews, documentation studies, and focus group discussions. Checking the validity of the data, researchers used credibility tests (increasing persistence, triangulating sources, and triangulating techniques), transferability, dependability, and confirmability. The result of this research is an entrepreneurship training design with different methods and techniques compared to entrepreneurship training that has been done before. The entrepreneurship training design can improve the knowledge, skills and attitudes of Beneficiary Families of the Conditional Cash Transfer so that they can plan their business. Keywords: Training, Entrepreneurship, Conditional Cash Transfer ABSTRAK ALSHA FRISMA NANDYVA, 20.04.145. Desain Pelatihan Kewirausahaan bagi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan di Desa Rancakalong Sumedang, Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Pelatihan kewirausahaan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari seseorang yang mengikuti kegiatan tersebut agar dapat menciptakan kreasi dan inovasi baru. Dalam penelitian ini fokusnya adalah untuk memperoleh gambaran langsung tentang bagaimana proses pelaksanaan desain pelatihan kewirausahaan bagi KPM PKH yang dilakukan langsung oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi awal KPM PKH sebelum diadakan desain pelatihan kewirausahaan, desain pelatihan kewirausahaan, implementasi desain pelatihan kewirausahaan, dan penyempurnaan desain pelatihan kewirausahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan partisipatif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion. Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan uji kredibilitas (meningkatkan ketekunan, triangulasi sumber, dan triangulasi teknik), transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil dari penelitian ini adalah desain pelatihan kewirausahaan dengan metode dan teknik yang berbeda dibandingkan pelatihan kewirausahaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Desain pelatihan kewirausahaan yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap KPM PKH sehingga mereka bisa merencanakan usahanya. Kata Kunci: Pelatihan, Kewirausahaan, PKHItem Desain Pengembangan Program Intervensi Berbasis Masyarakat melalui Gerakan Bersama Cegah Kekambuhan Napza.(Perpustakaan, 2024-10-14) ANISA DEWI SETYOWATI, 2201023.; Didiet Widiowati; Helly OcktiliaABSTRAK ANISA DEWI SETYOWATI, 2201023. Desain Pengembangan Program Intervensi Berbasis Masyarakat melalui Gerakan Bersama Cegah Kekambuhan Napza. Dosen Pembimbing : Didiet Widiowati, Helly Ocktilia. Kekambuhan (relapse) merupakan kondisi penggunaan napza kembali pascarehabilitasi. Upaya pencegahan kekambuhan telah dilaksanakan IBM Desa Jayagiri Kabupaten Cianjur Selatan melalui edukasi pada perkumpulan keluarga eks klien. Namun pelaksanaan edukasi tersebut belum melibatkan seluruh keluarga eks klien dan masyarakat sehingga hasilnya belum optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi desain awal, kebutuhan pengembangan, perencanaan pengembangan, implementasi, dan desain akhir Gerakan Bersama Cegah Kekambuhan Napza (GEBRAKAN) guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemulihan eks klien pascarehabilitasi yang dilaksanakan berkelanjutan sehingga meminimalisir kekambuhan napza yang terjadi (Continuum Rehabilitation). Metode penelitian menggunakan Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui focus group discussion, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Partisipan penelitian meliputi 5 orang eks klien, 5 keluarga eks klien, 14 agen pemulihan IBM, 12 tokoh masyarakat, dan 1 staf BNNK Cianjur. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi GEBRAKAN melalui serangkaian proses partisipatif dinilai telah mampu menjadi gerakan pencegahan kekambuhan yang dilaksanakan IBM bukan hanya menyasar pada eks klien saja melainkan melibatkan keluarga-keluarga serta masyarakat di sekitar eks klien. Melalui GEBRAKAN, IBM memfokuskan gerakan pada peningkatan pemahaman dan peningkatan akses informasi akan pentingnya pencegahan kekambuhan, peningkatan pengawasan perkembangan pemulihan eks klien pascarehabilitasi, tersedianya media pelaporan jika terjadi indikasi kekambuhan, hingga pelibatan eks klien dalam aktivitas masyarakat. Kata Kunci: Intervensi Berbasis Masyarakat, Relapse, Napza, Rehabilitasi Berkelanjutan. ABSTRACT ANISA DEWI SETYOWATI, 2201023. Design of the Community-Based Intervention Development Program through the Joint Movement to Prevent Drug Relapse. Supervisor: Didiet Widiowati, Dr. Helly Ocktilia. Relapse is a condition of using drugs after rehabilitation. Relapse prevention efforts have been implemented by IBM Jayagiri Village, South Cianjur Regency, through education at ex-client family associations. However, the education has not involved all ex-client families and the community so the results have not been optimal. The purpose of this study is to identify the initial design, development needs, development planning, implementation, and final design of the Joint Movement to Prevent Drug Relapse to create an environment conducive to the recovery of ex-clients after rehabilitation which is carried out continuously to minimize relapse that occurs (Continuum Rehabilitation). The research method used Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. Data collection was carried out through focus group discussions, interviews, observations, and documentation studies. Research participants included 5 ex-clients, 5 families of ex-clients, 14 IBM recovery agents, 12 community leaders, and 1 BNNK Cianjur staff. The results showed that the implementation of GEBRAKAN through a series of participatory processes was considered to have been able to become a relapse prevention movement carried out by IBM not only targeting ex-clients but involving families and communities around ex-clients. Through GEBRAKAN, IBM focuses on increasing understanding and improving access to information on the importance of relapse prevention, of the importance of relapse prevention, increasing supervision of the progress of ex-client recovery after rehabilitation, the availability of reporting media if there are indications of relapse, and involving ex-clients in community activities. Keywords: Community Based Intervention, Relapse, Drugs, Continuum Rehabilitation.Item Dukungan Sosial Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar Anak di Sanggar Belajar Balarenik Kampung Pemulung Kota Bekasi.(perpustakaan, 2024-01-05) BURHANUDIN. 19.04.157.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRAK BURHANUDIN. 19.04.157.Dukungan Sosial Orang Tua terhadap Kegiatan Belajar Anak di Sanggar Belajar Balarenik Kampung Pemulung Kota Bekasi. Dosen Pembimbing: Didiet Widiowati dan Abas Basuni Dukungan sosial dari orang tua menjadi sangat penting untuk keberlangsungan dan kelancaran kegiatan belajar di Sanggar Belajar Balarenik, dalam rangka merubah mindset dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi lebih baik, bermutu dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dukungan sosial orang tua terhadap kegiatan belajar anak di Sanggar Belajar Balarenik Kampung Pemulung Kota Bekasi yang mencakup aspek dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Responden dalam penelitian ini merupakan orang tua dari anak yang mengikuti kegiatan belajar di Sanggar Belajar Balarenik Kampung Pemulung Kota Bekasi yang diwakili oleh ibu, dengan jumlah 73 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan penyebaran kuesioner, wawancara tidak tersetruktur, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keempat aspek dukungan sosial yang diteliti berada pada kategori sedang dengan total skor 7.443 dan rata-rata 73,18 ataupun jika dipresentasekan berada pada kategori sedang dengan nilai 72,60%. Namun, berdasarkan perhitungan setiap aspek dukungan sosial terdapat aspek yang lebih rendah daripada aspek lainnya yaitu pada aspek dukungan informasional. Dari hasil observasi di lapangan masih terdapat orang tua yang acuh terhadap kegiatan belajar anaknya. Oleh karena itu, peneliti merancang usulan program yang sesuai dengan analisis masalah dan analisis kebutuhan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi orang tua dalam kegaiatan belajar anaknya. Program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Kesadaran Orang Tua tentang Pentingnya Pendidikan Anak” melalui penyuluhan. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Keluarga Miskin, Pendidikan Anak ABSTRACT BURHANUDIN. 19.04.157.Parents Social Suppoet for Childrens Learning Activities at the Balarenik Learning Center in Pemulung Village, Bekasi City. Supervisior : Didiet Widiowati dan Abas Basuni Social support from parents is very important for the continuity and smoothness of learning activities at the Balarenik Learning Center, in order to change mindsets and improve Human Resources (HR) to be better, of better quality. This study aims to obtain an overview at the Balarenik Learning Centeer in Pemulung Village, Bekasi City, which includes aspect of emotional support, informational support, instrumental support, and appreciation support. This research is descriptive in the form of using quantitative methods. Respondents in this study werw parents of children who took part in learning activities at the Balarenik Learning Center in Pemulung Village, Bekasi City, represented by mothers, whit a total of 73 people. Determination of the sample in this study using simple random sampling. The data collection technique used is by distributiing questionnaires, unstructured interviews, and documentation studies. The results of this study indicate that the four aspects of social support studied are in the medium category with a total score of 7,443 and an average of 100.8 or if presented are in the medium category with a value of 72.60%. However, based on the calculation of each aspect of social support, there are aspects that are lower than the other aspects, namely the informational support aspect. From the results of observations in the field there are still parents who are indifferent to their children's learning activities. Therefore, researchers designed program proposals that were in accordance with the problem analysis and needs analysis with the aim of increasing parents' awareness and participation in their children's learning activities. The program that the researchers propose is "Increasing Parents' Awareness of the Importance of Children's Education" through counseling. Keywords : Social Support, Poor Families, Children's EducationItem Implementasi Audiobook Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-15) RAHMALIA NUR RAMDANI, 2004276.; Didiet Widiowati; Irniyati Samosir.RAHMALIA NUR RAMDANI, 2004276. Implementasi Audiobook Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Kota Bandung. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Irniyati Samosir. Implementasi audiobook dapat membantu penyandang disabilitas sensorik netra dalam mengakses informasi dengan lebih mudah dan efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara empiris mengenai implementasi audiobook bagi penyandang disabilitas sensorik netra dengan diperinci sebagai berikut: 1) Karakteristik informan; 2) Kemudahan penggunaan audiobook; 3) Kegunaan audiobook bagi informan; 4) Minat informan dalam penggunaan audiobook. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang terdiri dari 4 informan yang dijadikan sebagai data primer dari penerima manfaat penyandang disabilitas sensorik netra yang mengalami buta total (total blind) dan gangguan penglihatan (low vision). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu In Depth Interview (Wawancara mendalam), Observasi (Pengamatan), dan studi dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teori TAM (Technology Acceptance Model) mengenai implementasi audiobook bagi penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung dengan menghasilkan tiga aspek, yaitu kemudahan penggunaan, kegunaan, dan minat perilaku. Dari kemudahan penggunaan audiobook menunjukkan bahwa pada saat menggunakan audiobook mudah digunakan dan mempersingkat aktivitas, berusaha menggunakan dan memahami teknologi baru, kesulitan bahasa perangkat, tidak tersedianya alat pemutar di setiap asrama, dan memperbanyak bahasa serta referensi. Kegunaan audiobook bagi informan, yaitu penyaluran informasi, sosialisasi, nyaman digunakan, membantu aktivitas sehari-hari, mudah mendapatkan informasi, dan kecepatan pemutaran audiobook. Minat informan dalam penggunaan audiobook yaitu menggunakan audiobook dengan jangka panjang, kejenuhannya dalam penggunaan braille, dan masih adanya yang tidak mengetahui audiobook. kata Kunci: Implementasi, Teknologi, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra, SentraItem Implementasi Konsep Triple Bottom Line Pada Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta.(Perpustakaan, 2024-09-12) AKBARUDDIN, NRP. 20.04.022.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinAKBARUDDIN, NRP. 20.04.022. Implementation of the Triple Bottom Line Concept in the Corporate Social Responsibility at PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta. Supervisors: Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Companies in conducting their business must pay attention to the welfare of the surrounding social and environmental aspects. Corporate Social Responsibility (CSR) is a form of the company's responsibility towards society for the impact caused by the company's activities. The implementation of CSR is then developed into the form of three basic pillars. This research was conducted to understand the implementation of the Triple Bottom Line (people, planet, profit) concept at PT KAI Daop 1 Jakarta. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection was carried out using in-depth interviews, observations, and documentation studies. The selection of informants in this study was done purposively (deliberately). The informants in this study are the Public Relations Officer of PT KAI Daop 1 Jakarta and the beneficiaries of PT KAI Daop 1 Jakarta's Social and Environmental Responsibility (TJSL) program. The results of this study indicate that PT KAI has implemented the profit element through customer satisfaction strategies for sustainable benefits and community economic empowerment through partnership programs. The people element is implemented by ensuring employee welfare, showing concern for customers, running the rail clinic program for community health, and helping to improve community welfare through construction funding assistance. The planet element implemented by PT KAI includes planting various types of trees, using environmentally friendly packaging, energy efficiency, and proper and safe waste management. Based on the analysis of the research problem, the researcher proposes a program called PEKA with the aim of creating a safer environment around railroad crossings by increasing community awareness and participation in maintaining collective safety. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Triple Bottom Line (TBL) ABSTRAK AKBARUDDIN, NRP. 20.04.022. Implementasi Konsep Triple Bottom Line Pada Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta. Dosen Pembimbing : Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya harus memperhatikan kesejahteraan sosial dan lingkungan di sekitarnya. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan pada masyarakat atas dampak yang diakibatkan aktivitas perusahaan. Pelaksanaan CSR kemudian dikembangkan dalam bentuk tiga pilar dasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi konsep Triple Bottom Line (people, planet, profit) di PT KAI Daop 1 Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive (bertujuan). Informan dalam penelitian ini adalah Pejabat Humas PT KAI Daop 1 Jak dan Penerima Manfaat program TJSL PT KAI Daop 1 Jak. Hasil penelitian ini menunjukkan PT KAI telah menjalankan unsur profit melalui strategi kepuasan pelanggan untuk keuntungan keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program kemitraan. Unsur people dijalankan dengan menyejahterakan karyawan, memberikan kepedulian kepada pelanggan, program rail clinic untuk kesehatan masyarakat, dan membantu menyejahterakan masyarakat melalui bantuan dana pembangunan. Unsur planet yang dijalankan PT KAI adalah dengan menanam berbagai jenis pohon, penggunaan kemasan ramah lingkungan, efesiensi energi, dan pengelolaan limbah yang layak dan aman. Berdasarkan analisis masalah penelitian, peneliti mengusulkan program bernama PEKA dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih aman di sekitar perlintasan kereta, dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keselamatan bersama. Kata Kunci : Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), Triple Bottom Line (TBL)Item Interaksi Sosial Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang.(Perpustakaan, 2024-03-01) JUNIAR KUSUMA FADILAH NRP 19.04.201.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRACT JUNIAR KUSUMA FADILAH NRP 19.04.201. Social Interaction Of Prisonforsted citizen In Class IIB Penitentiary Sumedang. Guided By Didiet Widiowati And Abas Basuni Social interaction is a dynamic social relationship that involves relationships between individuals, between groups of people, and between individuals and human groups. This research aims to obtain an empirical picture of social interaction which includes: 1) aspects of cooperation, 2) aspects of assimilation, 4) aspects of competition, and 6) aspects of conflict for prisoners in the Sumedang Class IIB Penitentiary. The approach used in this research is a quantitative approach with descriptive methods involving a population of 273 foster residents, and researchers used 73 people as respondents who were determined by simple random sampling. The data collection technique used a Likert scale questionnaire which was tested with face validity and reliability test with Cronbach alpha coefficient of 0.714, documentation study and observation. The results of this study indicate that social interactions are included in the good category shown by associative forms higher than dissociative forms, the competition aspect is an aspect that has a medium cumulative score. These results are due to the fact that there are still many prisoners who group together to feel the best and feel they control the environment in the prison. Based on the results of this study, the researcher proposes to minimize things that cause unhealthy competition with the establishment of the "Together Build Quality Social Interaction" program. Keywords: Social Interaction, Prison-Forstered Citizen, Penitentiary ABSTRAK JUNIAR KUSUMA FADILAH NRP 19.04.201. Interaksi Sosial Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Abas Basuni Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang - orang pribadi, antara kelompok - kelompok manusia, maupun antara orang pribadi dengan kelompok manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris interaksi sosial yang meliputi: 1) aspek kerjasama, 2) aspek asimilasi, 4) aspek persaingan, dan 6) aspek konflik warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang melibatkan populasi warga binaaan sebanyak 273 orang, dan peneliti menggunakan 73 orang sebagai responden yang ditentukan simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) skala likert yang diuji dengan validitas muka dan uji reliabilitas dengan koefisien Cronbach alfa sebesar 0,714, studi dokumentasi dan Observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial termasuk dalam kategori baik yang ditunjukan dengan bentuk asosiatif lebih tinggi daripada bentuk disosiatif, aspek persaingan merupakan aspek yang memiliki skor kumulatif sedang. Hasil tersebut dikarenakan masih banyak warga binaan yang berkelompok untuk merasa paling baik dan merasa menguasi lingkungan di dalam Lapas. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti mengusulkan untuk meminimalisir hal yang menyebabkan persaingan yang tidak sehat dengan dibentuknya program “Bersama Bangun Interaksi Sosial Berkualitas”. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Warga Binaan, Lembaga PemasyarakatanItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENINGKATAN ASSERTIVE KLIEN “Y” MITRA BINAAN AGUNG SEDAYU GROUP DI JAKARTA UTARA(Perpustakaan, 2024-10-28) Nur Afiqah Frega NRP. 2104051; Didiet WidiowatiItem Manajemen Stakeholder dalam Pengembangan Wisata Budaya Desa Rancakalon Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-19) SEDRANDA SYEDIRA, 20.04.304.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinSEDRANDA SYEDIRA, 20.04.304. Manajemen Stakeholder dalam Pengembangan Wisata Budaya Desa Rancakalon Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Manajemen stakeholder adalah sebuah proses pengelolaan keterlibatan para pemangku kepentingan berdasarkan power/ interest sesuai dengan keahliannya masing-masing dalam suatu program/ proyek. Penelitian ini berfokus untuk memperoleh gambaran langsung tentang bagaimana manajemen stakeholder dalam program pengembangan wisata budaya Desa Rancakalong. Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1) Menggambarkan kondisi awal manajemen stakeholder dalam pengembangan wisata berbasis budaya di Desa Rancakalong, Sumedang, 2) Tersusunnya rencana desain manajemen stakeholder dalam pengembangan wisata berbasis budaya di Desa Rancakalong, Sumedang, 3) Memberikan gambaran tentang implementasi desain manajemen stakeholder dalam pengembangan wisata berbasis budaya di Desa Rancakalong, Sumedang, 4) Memberikan gambaran tentang evaluasi hasil dan proses penyempurnaan desain manajemen stakeholder dalam pengembangan wisata berbasis budaya di Desa Rancakalong, Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi partisipatif, 2) Wawancara mendalam, 3) Studi dokumentasi, dan; 4)Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Adapun hasil dari penelitian ini mampu menjawab empat indikator dalam manajemen stakeholder, yaitu teridentifikasinya stakeholder yang sudah dan akan dilibatkan dalam pengembangan wisata budaya, tersusunnya rencana manejemen keterlibatan stakeholder melalui berbagai strategi dan teknik, terkelolanya keterlibatan stakeholder melalui berbagai pola komunikasi, serta terkendalikannya keterlibatan stakeholder melalui tingkatan aspek kontrol sosial Kata Kunci : Manajemen Stakeholder, Pengembangan Wisata BudayaItem Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) FITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinFITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166 Optimization of Digital-based Social Welfare Center Functions in Rancakalong Village Sumedang Regency. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Social services are defined as actions to produce, allocate, and distribute social resources to the public. A Social Welfare Center is a governmental social organization established as a one-stop service center for impoverished and vulnerable communities to access necessary information, referrals, data, and services. This study focuses on understanding the process of community empowerment through the Optimization of Digital-Based Social Welfare Center Functions, facilitated directly by the researcher as a program facilitator and companion. The objectives are: 1) Describing the initial conditions of the Social Welfare Center in implementing digital-based social services in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 2) Developing a plan for the digital-based social service model at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 3) Obtaining implementation results and development outcomes of digital-based social services at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 4) Improving the perfection of digital-based social services at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency. The research method used is Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. Data collection techniques include: 1) In-depth interviews; 2) Observation; 3) Documentary study; 4) Focus Group Discussions (FGD). The researcher ensures data validity through techniques such as prolonged engagement, persistent observation, and triangulation of sources and data collection methods. The outcome of this study indicate that initially, the Social Welfare Center's functions were not operating optimally. Therefore, a plan was developed to optimize its functions through digital-based activities aimed at enhancing the capabilities of administrators and refining as well as developing digital-based services. Based on these research findings, the researcher proposes the establishment of an Official Website for the Social Welfare Center of Rancakalong Village, which could be utilized for the implementation of empowerment programs in the future. Keywords: Social Services, Social Welfare Centers ABSTRAK FITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166 Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Pelayanan sosial diartikan sebagai tindakan memproduksi, mengalokasi, dan mendistribusi sumber daya sosial kepada publik. Pusat Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial yang dibentuk oleh pemerintah sebagai pusat pelayanan satu pintu bagi masyarakat miskin dan rentan miskin dalam mengakses informasi, rujukan, data, dan layanan yang dibutuhkan masyarakat. Dalam penelitian ini fokusnya adalah untuk memperoleh bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital yang dilakukan langsung oleh peneliti sebagai fasilitator dan pendamping program dengan tujuan tentang: 1) Menggambarkan kondisi awal Pusat Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan pelayanan sosial berbasis digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 2) Tersusunnya rencana pengembangan model pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 3) Memperoleh hasil implementasi dan hasil pengembangan pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 4) Menyempurnakan penyempurnaan pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : 1) Wawancara mendalam; 2) Observasi; 3) Studi dokumentasi; 4) Focus Group Discussion (FGD). Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan Credibility (1) Perpanjangan pengamatan) (2) Meningkatkan ketekunan, dan (3) Triangulasi, baik sumber maupun teknik pengumpulan data), Dependability, Transfermability dan Comfirmability. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu pada awalnya fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial belum beroperasi secara optimal, sehingga disusun rencana pengoptimalan fungsi yang berbasis digital melalui kegiatan peningkatan kapabilitas pengurus dan penyempurnaan serta pengembangan layanan berbasis digital. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengusulkan program Pembentukan Official Website Pusat Kesejahteraan Sosial Desa Rancakalong yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di kemudian hari. Kata kunci: Pelayanan Sosial, Pusat Kesejahteraan SosialItem Pelaksanaan Konsep Creating Shared Value (CSV) pada Program Pengembangan Budidaya Hortikultura Organik PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah(Perpustakaan, 2024-08-19) MOHAMMAD ASRORI, 20.04.072,; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinMOHAMMAD ASRORI, 20.04.072, Implementation of the Creating Shared Value (CSV) Concept in the Organic Horticulture Cultivation Development Program of PT PLN (Persero) Central Java Transmission Main Unit, Supervised by Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Creating Shared Value (CSV) is an innovative concept for implementing a company's CSR or TJSL program through business strategies and efforts to minimize social problems in society which are integrated into a strategy for sharing beneficial values. PT PLN (Persero) Central Java Transmission Main Unit has transmission assets that pass through residential areas. The company's business sustainability is carried out through the Environmental Social Responsibility (TJSL) program strategy which focuses on improving the welfare of the community around transmission assets to strengthen local clusters in creating value for mutual benefit. The focus of this research is to obtain an in-depth description of the implementation of the CSV Concept in the PT PLN (Persero) Central Java Transmission Main Unit's Organic Horticulture Cultivation Development Program with the aim of describing: 1) Characteristics of informants; 2) Business value; 3) Social value; 4) Supporting Factors; and 5) Inhibiting factors. This research uses a qualitative descriptive method using primary and secondary data sources. The informants in this research are parties directly involved in implementing the program, namely the TJSL Manajer of PT PLN (Persero) Central Java Transmission Main Unit, Program Management Consultant CSR Filantra, and several administrators from the beneficiaries of the Mekarsari Farmers Group 4. Data collection techniques in This research uses in-depth interviews, participant observation, and documentation studies. The results of the research show that the implementation of the CSV Concept in the PT PLN (Persero) Central Java Transmission Main Unit's Organic Horticulture Cultivation Development Program has fulfilled several aspects of business value and social value, but there are still obstacles to optimizing future program development so that it can maximize the sharing of beneficial values. can be felt by both parties. Researchers formulate proposals for the Empowered Farmers program as recommendations from the results of the research carried out. Keywords : CSV, Business Value, Social Value, Organic Agriculture Development Program ABSTRAK MOHAMMAD ASRORI, 20.04.072, Pelaksanaan Konsep Creating Shared Value (CSV) pada Program Pengembangan Budidaya Hortikultura Organik PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Creating Shared Value (CSV) merupakan konsep pembaharu dari pelaksanaan program CSR atau TJSL perusahaan melalui strategi bisnis dan upaya meminimalisir permasalahan sosial masyarakat yang diintegrasikan menjadi strategi untuk saling berbagi nilai kebermanfaatan. PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah memiliki aset transmisi yang melintas di pemukiman warga. Keberlanjutan bisnis perusahaan dilakukan melalui strategi program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar aset transmisi untuk penguatan klaster lokal dalam menciptakan nilai kebermanfaatan bersama. Fokus penelitian ini memperoleh gambaran secara mendalam tentang pelaksanaan Konsep CSV pada Program Pengembangan Budidaya Hortikultura Organik PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah dengan tujuan mendeskripsikan : 1) Karakteristik informan; 2) Nilai bisnis; 3) Nilai sosial; 4) Faktor Pendukung; dan 5) Faktor penghambat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program yaitu Manajer TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Program Management Konsultan CSR Filantra, dan beberapa pengurus dari penerima manfaat Kelompok Tani Mekarsari 4. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Konsep CSV pada Program Pengembangan Budidaya Hortikultura Organik PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah sudah memenuhi beberapa aspek nilai bisnis dan nilai sosial, namun masih terdapat hambatan untuk optimalisasi pengembangan program kedepan agar dapat maksimal dalam berbagi nilai kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh kedua belah pihak. Peneliti merumuskan usulan program Petani Berdaya untuk rekomendasi dari hasil penelitian yang dilaksanakan. Kata Kunci : CSV, Nilai Bisnis, Nilai Sosial, Program Pengembangan Pertanian OrganikItem Pemberdayaan Kelompok Usaha Tani Melalui Program Corporate Social Responsibility PT Cikarang Listrindo Tbk di Desa Sindangsari Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-03-14) TEODORUS IKBAL PARDOMUAN SIAHAAN, 19.04.194.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRAK TEODORUS IKBAL PARDOMUAN SIAHAAN, 19.04.194. Pemberdayaan Kelompok Usaha Tani Melalui Program Corporate Social Responsibility PT Cikarang Listrindo Tbk di Desa Sindangsari Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan serta kemandirian dari masyarakat. Dalam Penelitian ini fokusnya adalah untuk memperoleh gambaran langsung tentang bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat lewat program Corporate Social Responsibility perusahaan kepada kelompok usaha tani yang dilakukan langsung oleh peneliti sebagai fasilitator dan pendamping program dengan tujuan tentang: 1) Memberikan gambaran kondisi awal pemberdayaan kelompok usaha tani di Desa Sindangsari berdasarkan aspek-aspek pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan ABCD; 2) Tersusunnya desain pemberdayaan kelompok usaha tani; 3) Memberikan gambaran pelaksanaan desain pemberdayaan kelompok usaha tani dan; 4) Memberikan gambaran hasil evaluasi dan proses penyempurnaan desai pemberdayaan kelompok usaha tani. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam Penelitian ini adalah: 1) Observasi partisipatif; 2) Wawancara Terbuka; 3) Studi dokumentasi dan; 4) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaaan keabsahan data peneliti menggunakan: 1) Perpanjangan pengamatan; 2) Meningkatkan Ketekunan dan; 3) Triangulasi baik Sumber, Teori, dan Teknik Pengumpulan Data. Adapun hasil dari Penelitian ini menghasilkan program pemberdayaan kelompok usaha tani di Desa Sindangsari serta tersusunnya pedoman pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat berkelanjutan yang dilakukan oleh PT Cikarang Listrindo Tbk berdasarkan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) dengan dipadukan langkah-langkah pemberdayaan berkelanjutan 7D yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat di kemudian hari. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Kelompok Usaha Tani, CSRItem Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Desa Rancakalong Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-05) ELLYA DWI INDRIANI, 20.04.033.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinELLYA DWI INDRIANI, 20.04.033. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Desa Rancakalong Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Pemberdayaan masyarakat yang merupakan suatu upaya yang diberikan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan dan penyadaran, pelatihan atau pengembangan kapasitas, serta pemaksimalan penggunaan potensi sumber di masyarakat guna menyelesaikan masalah ketidakberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah di Desa Rancakalong. Penelitian ini melihat bagaimana internalisasi prinsip-prinsip pemberdayaan pada proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menggambarkan kondisi awal penerapan prinsip pemberdayaan pada pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah; 2) Menyusun rencana desain pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah; 3) Memberikan gambaran pelaksanaan desain pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah; serta 4) Memberikan gambaran penyempurnaan desain dari pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif (Participatory Action Research) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1) Wawancara mendalam; 2) Observasi partisipatif; 3) Studi dokumentasi; dan 4) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan perpanjang waktu pengamatan, triangulasi sumber dan teknik pengumpulan data. Adapun hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan pengambangan program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan menginternalisasi prinsip-prinsip pemberdayaan yang meliputi problem based, need based dan assets based dalam implementasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah adanya diversifikasi program Bank Sampah, yaitu berupa pengolahan sampah organik dan anorganik, sehingga sampah tidak hanya dijual. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan SampahItem Pemberdayaan Sosial Disabilitas Tuli di Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi.(Perpustakaan, 2024-09-07) KALIN DELIA SADIYYAH, 20.04.359.; Didiet Widiowati; Irniyati SamosirKALIN DELIA SADIYYAH, 20.04.359. Pemberdayaan Sosial Disabilitas Tuli di Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Irniyati Samosir. Penelitian ini menggambarkan pemberdayaan sosial penyandang disabilitas tuli di Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi, sebuah coffee shop inklusif. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur dari berbagai informan seperti founder, manajer, dan staf tuli. Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan Dubois & Miley (2014) yang terdiri dari tiga tahap: dialogue (pelibatan), discovery (asesmen), dan development (intervensi dan evaluasi). Pada tahap dialogue, Sunyi berhasil melibatkan penyandang disabilitas tuli dengan membangun kemitraan melalui pertemanan, bahasa isyarat, dialog empati, dan komunikasi perencanaan ide. Mengartikulasikan situasi dilakukan dengan mendengarkan pengalaman disabilitas tuli dan mempelajari variasi budaya mereka. Arah bersama ditentukan dengan melibatkan teman tuli untuk mencapai tujuan edukasi dan kesempatan kerja.Tahap discovery melibatkan identifikasi kekuatan klien melalui contoh teman tuli yang berdaya dan insight pengalaman mereka. Penilaian potensi sumber daya mencakup riset budaya, komunikasi dengan komunitas tuli, analisis tren, dan pitching ke perusahaan. Sunyi memilih model social entrepreneur dan coffee shop dengan rencana aksi berupa open recruitment, wawancara, seleksi, dan pelatihan. Pada tahap development, Sunyi mengaktifkan sumber daya melalui program Sunyi Akademi, menciptakan aliansi melalui outing, pitching ke perusahaan, stand booth, dan menciptakan suasana inklusif. Peluang untuk disabilitas tuli diperluas dengan challenge menu barista, keterbukaan acara luar, konser, dan menjadikan teman tuli aktivis. Keberhasilan diakui melalui forum evaluasi, masukan dari disabilitas, pengenalan perubahan positif, dan rencana perluasan cabang. Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi berhasil dalam pemberdayaan sosial penyandang disabilitas tuli melalui pendekatan inklusif dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan berdaya guna. Kata kunci: Pemberdayaan Sosial, Disabilitas Tuli, Sunyi House of Coffee and Hope ABSTRACT KALIN DELIA SADIYYAH, 20.04.359. Social Empowerment of Deaf People with Disabilities at Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi. Supervisors Didiet Widiowati dan Irniyati Samosir. This research describes the social empowerment of deaf people at Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi, an inclusive coffee shop. Using a descriptive qualitative approach, data was collected through in-depth interviews, observations and literature review from various informants such as the founder, manager and deaf staff. The study used Dubois & Miley's (2014) theory of empowerment, which consists of three stages: dialogue (engagement), discovery (assessment), and development (intervention and evaluation). In the dialogue stage, Sunyi successfully engaged Deaf people with disabilities by building partnerships through friendship, sign language, empathic dialogue and idea planning communication. Articulating the situation is done by listening to the experiences of Deaf people and learning about their cultural variations. The discovery stage involves identifying the client's strengths through examples of empowered Deaf friends and insights into their experiences. The resource potential assessment involves cultural research, communication with the deaf community, trend analysis and pitching to companies. Sunyi chose a social entrepreneur and coffee shop model with an action plan of open recruitment, interviewing, selection and training. In the development phase, Sunyi activates resources through the Sunyi Akademi programme, creates alliances through outings, pitching to companies, stalls and creating an inclusive atmosphere. Opportunities for deaf people are expanded through barista menu challenges, openness of external events, concerts, and making deaf friends activists. Success is recognised through evaluation forums, feedback from disabled people, recognition of positive changes and store expansion plans. Sunyi House of Coffee and Hope Bekasi is successful in social empowerment of deaf people through an inclusive and sustainable approach, creating a supportive and empowering work environment. Keywords: Social Empowerment, Deaf Disability, Sunyi House of Coffee and HopeItem Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Mitra Binaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Indah Kiat Pulp And Paper Di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Provinsi Riau(Perpustakaan, 2024-03-18) DIMAS HADI SAPUTRO, 19.04.247.; Didiet Widiowati; Abas BasuniDIMAS HADI SAPUTRO, 19.04.247. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Mitra Binaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Indah Kiat Pulp And Paper Di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Provinsi Riau, dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni Penelitian ini mengkaji tentang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Mitra Binaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Indah Kiat Pulp And Paper Di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang: (1) Karakteristik Informan; (2) Pemberian sumber daya; (3) Pemberian Kesempatan; (4) Pemberian Pengetahuan; (5) Pemberian Keterampilan; dan (6) Pemberian Pendampingan kepada UMKM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah Informan penelitian ini sebanyak tujuh orang yang ditentukan dengan cara purposive. Teknik pengempulan data yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupan referensi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mitra binaan CSR terlaksana dengan baik melalui pemberian sumber daya, kesempatan, pengetahuan, keterampilan dan pendampingan. Namun terdapat permasalahan pada 2 aspek pemberdayaan yang dihadapi UMKM antara lain: 1) Aspek pemberian sumber daya, yaitu tidak berfungsinya gerai koperasi dalam melaksanakan pemasaran. 2) Aspek pengetahuan, yaitu kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam melakukan pemasaran secara online. Berdasarkan hal tersebut diusulkan program “Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM Mitra Binaan CSR PT. IKPP melalui Pelatihan Pemasaran Online” sehingga UMKM lebih meningkat pengetahuannya dalam pemasaran Online melalui marketplace. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan Pekerja Sosial Industri.Item Pemetaan Aset Komunitas Untuk Pengembangan Desa Wisata di Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon(Perpustakaan, 2024-03-13) EVAN FARHAN SYAH PUTRA, 19.04.210.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRAK EVAN FARHAN SYAH PUTRA, 19.04.210. Pemetaan Aset Komunitas Untuk Pengembangan Desa Wisata di Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon, Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Pengembangan desa wisata berbasis aset yang dimiliki desa merupakan aset-aset yang potensial untuk dikembangkan menjadi desa wisata melalui pemanfaatan objek wisata yang dapat dijadikan wadah pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Pengembangan desa wisata yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kota Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran terkait aset komunitas yang digunakan sebagai pengembangan desa wisata tersebut. Desa Sarwadadi selain memiliki embung, juga memiliki potensi lain seperti cagar budaya, keindahan alam desa, perternakan, perikanan dan home industri perabotan rumah tangga yang bisa dioptimalkan untuk mendukung pengembangan desa wisata. Pengembangan desa wisata di Desa Sarwadadi diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi keinginan masyarakat melakukan urbanisasi. Untuk dapat lebih menggali aset-aset lain seperti sumber manusia (human capital), sumber fisik (fisical capital), sumber sosial (social capital) serta sumber keuangan (financial capital), selain sumber alam (natural capital) yang dimiliki desa Sarwadadi, yang dibutuhkan dalam mendukung pengembangan desa wisata diperlukan pemetaan sosial (social mapping).Penelitian tentang pemetaan aset komunitas untuk pengembangan desa wisata ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sumber primer yaitu tokoh masyarakat seperti kaur perencanaan, anggota pokdarwis, ketua kelompok tani, dan masyarakat yang ada di Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon menggunakan teknik wawancara. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui media perantara. Teknik penentuan inforan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian mengenai “Pemetaan Sosial Untuk Pengembangan Desa wisata di Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelima aspek aset komunitasnya menunjukan bahwa kelima modal komunitas merupakan modal yang potensial. Namun apabila dilihat pada tiap-tiap aspeknya, diketahui terdapat beberapa item pernyataan pada aspek yang memiliki nilai bersinambungan untuk pengembangan desa wisata. Kata Kunci : Pemetaan Aset Komunitas, Pengembangan Desa Wisata.Item Pengembangan Desain Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial Melalui Market PROLAN (Produk Lansia) Di Yayasan Mandar Indonesia.(Perpustakaan, 2023-12-18) Novita Kartika 2001002; Dwi Heru Sukoco; Didiet WidiowatiABSTRAK Novita Kartika,2001002. Pengembangan Desain Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial Melalui Market PROLAN (Produk Lansia) Di Yayasan Mandar Indonesia. Dosen pembimbing Dwi Heru Sukoco dan Didiet Widiowati Lanjut usia tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang menghadapinya. Salah satu masalah yang sering dihadapi lanjut usia adalah masalah ekonomi. Pemberdayaan lanjut usia potensial merupakan salah satu cara mengatasi masalah ekonomi pada lanjut usia potensial. Oleh karena itu proses pemberdayaan harus dilakukan secara optimal sehingga mampu menjadi solusi atas permasalahan lanjut usia. Salah satu upaya untuk membantu usaha lansia potensial adalah dengan pemberdayaan melalui Market PROLAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan desain akhir pemberdayaan lansia melalui Market PROLAN yang diharapkan mampu menjawab permasalahan lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah dihasilkannya desain pemberdayaan lansia potensial melalui Market PROLAN. Proses mengembangkan desain pemberdayaan lansia tersebut melalui beberapa tahapaan mulai dari asesmen kebutuhan lansia dalam pengembangan usaha, menyusun pengembangan desain awal permberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN, mengimplementasikan pengembangan desain permberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN, mengevaluasi dan menyempurnakan desain pemberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode participatory action research (PAR). Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, studi Dokumentasi dan FGD. Penelitian ini melibatkan informan lansia potensial, Pendamping dari pihak yayasan, pendamping dari keluarga lansia. Hasil penelitian ini menemukan desain akhir pengembangan desain pemberdayaan lansia melalui Market PROLAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pemberdayaan yang selama ini dilakukan Yayasan Mandar Indonesia belum memberikan dampat yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian lanjut usia. Sehingga hasil dari implementasi Market PROLAN mampu mengoptimalkan proses pemberdayaan ekonomi lanjut usia di Yayasan Mandar Indonesia. Kata Kunci: Pemberdayaan, Lansia Potensial, Pemasaran ABSTRACT Novita Kartika,2001002. Development of Potential Elderly Empowerment Designs through the PROLAN Market (Elderly Product Market) at the Mandar Indonesia Foundation. Supervisor: Mr. Dwi Heru Sukoco and Mrs. Didiet Widiowati The elderly cannot be separated from the various problems they face. One of the problems that are often faced by the elderly is economic problems. Empowerment of potential elderly is one way to overcome economic problems in potential elderly. Therefore, the empowerment process must be carried out optimally so that it can be a solution to the problems of the elderly. One of the efforts to help potential elderly businesses is through empowerment through Market PROLAN. This research was conducted with the aim of producing a final design for elderly empowerment through Market PROLAN which is expected to be able to answer the problems of the elderly. The purpose of this study is to produce a design for the empowerment of potential elderly people through the PROLAN Market. The process of developing the elderly empowerment design goes through several stages starting from assessing the needs of the elderly in business development, compiling the initial design development of potential elderly empowerment through the PROLAN Market, implementing the development of potential elderly empowerment designs through the PROLAN Market, evaluating and perfecting the potential elderly empowerment design through PROLAN market. This research is a qualitative research with participatory action research (PAR) method. The collection technique in this study used observation, interviews, Documentation studies and FGDs. This study involved potential elderly informants, assistants from the foundation, companions from elderly families. The results of this study found the final design for the development of the elderly empowerment design through the PROLAN Market. The results of the study show that the empowerment activities that have been carried out by the Mandar Indonesia Foundation have not had a significant impact on increasing the economy of the elderly. So that the results of the Market PROLAN implementation are able to optimize the process of economic empowerment of the elderly at the Mandar Indonesia Foundation. Keywords: Empowerment, Potential Elderly, MarketingItem PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MONITORING ONLINE KADER POSYANDU DALAM PENYULUHAN STUNTING (MONKAR PENTING 1.0) DI YAYASAN USAHA MULIA DI KABUPATEN CIANJUR(Perpustakaan, 2023-12-14) Teddy Yuliandy; Didiet Widiowati; Yuti Sri IsmudiyatiABSTRACT Teddy Yuliandy. The Development of Online Monitoring Technology for Posyandu Cadres in Stunting Counseling (Monkar Penting 1.0) at Yayasan Usaha Mulia In Cianjur Regency. Guided by : Didiet Widiowati and Yuti Sri Ismudiyati The Government of Cianjur Regency, West Java, targets to reduce the prevalence of stunting cases by 3% per year. Yayasan Usaha Mulia, an NGO in Cianjur Regency, collaborates with 10 Posyandu Groups and 10 Community Leaders (CL) to reduce stunting through social extension activities. This research aims to develop online monitoring technology using Google Forms as a data collection tool. The reported data includes the number of informed individuals, counseling techniques, and uploaded video evidence of program implementation. The reported data includes the number of informed individuals, counseling techniques, and uploaded video evidence of counseling implementation. A qualitative approach with the Participatory Action Research method is employed, and data collection techniques involve observation, interviews, documentation study, and Methodology Participatory Assessment (MPA). The research findings show that Monkar Penting 1.0 facilitates the reporting of counseling activities, provides essential information for program organizers, trains discipline and skills for Posyandu Cadres and CL in social extension, and delivers valuable information for the community to change their behavior in preventing stunting. In the final technology design, it emphasizes the importance of involving elements in the pentahelix. The involvement of pentahelix elements, especially in the appreciation and rewards aspect, can enhance the effectiveness of the stunting counseling program. Keywords: Social Extensions; Information and Communication Technology; Monitoring; Rewards. ABSTRAK Teddy Yuliandy. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MONITORING ONLINE KADER POSYANDU DALAM PENYULUHAN STUNTING (MONKAR PENTING 1.0) DI YAYASAN USAHA MULIA DI KABUPATEN CIANJUR. Dibimbing oleh : Didiet Widiowati and Yuti Sri Ismudiyati Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat, menargetkan menurunkan angka prevalensi kasus stunting sebesar 3% per tahun. Yayasan Usaha Mulia, sebuah NGO di Kabupaten Cianjur, bekerja sama dengan 10 Kelompok Posyandu dan 10 Community Leader (CL) untuk mengurangi stunting melalui kegiatan penyuluhan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan rekayasa teknologi monitoring online menggunakan googleform sebagai media pengumpul data. Data yang dilaporkan mencakup jumlah orang yang terinformasikan, teknik penyuluhan, serta unggahan bukti video pelaksanaan penyuluhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Participatory Action Research dan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, Methodology Participatory Assessment (MPA). Hasil penelitian menunjukkan Monkar Penting 1.0 mempermudah pelaporan kegiatan penyuluhan, memberikan informasi penting bagi penyelenggara program, melatih kedisiplinan dan keterampilan kader posyandu dan CL dalam penyuluhan, memberikan informasi bermanfaat bagi masyarakat untuk mengubah perilaku mereka dalam mencegah stunting. Pada desain akhir teknologi memperlihatkan pentingnya keterlibatan elemen dalam pentahelix. Keterlibatan elemen pentahelix terutama pada apresiasi dan rewards dapat membantu meningkatkan efektivitas program penyuluhan stunting. Kata kunci : Stunting; Penyuluhan Sosial; Teknologi Informasi Komunikasi; Monitoring; RewardsItem Penyuluhan Stunting Berbasis Digital di Desa Rancakalong Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-19) REYHAN JANUAR MULYAWAN, 20.04.014.; Didiet Widiowati; Ujang Muhyidin.REYHAN JANUAR MULYAWAN, 20.04.014. Penyuluhan Stunting Berbasis Digital di Desa Rancakalong Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku masyarakat melalui penyebarluasan informasi oleh stakeholder dan partisipasi aktif dari masyarakat melalui media digital. Desa Rancakalong merupakan salah satu dari sepuluh desa di Kecamatan Rancakalong. Berdasarkan data Bulan Agustus 2023, Desa Rancakalong masih memiliki persentase anak stunting yang paling besar se kecamatan, yaitu 10.84% dengan jumlah balita stunting sebanyak 27 anak. Dalam upaya penanganan stunting, selanjutnya dikembangkan program penyuluhan stunting berbasis digital di Desa Rancakalong, namun program tersebut tidak berjalan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program tersebut dan memperoleh gambaran langsung tentang bagaimana proses pelaksanaan Pengembangan Strategi Program Penyuluhan Stunting Berbasis Digital di Desa Rancakalong yang dilakukan oleh peneliti sebagai fasilitator dan pendamping program meliputi: 1) Gambaran kondisi awal program penyuluhan stunting berbasis digital; 2) Analisa dan desain program penyuluhan stunting berbasis digital; 3) Pelaksanaan dan hasil dari desain program penyuluhan stunting berbasis digital; 4) Evaluasi hasil program penyuluhan stunting berbasis digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Wawancara; 2) Observasi; dan (3) Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan: 1) Perpanjangan Pengamatan; 2) Meningkatkan Ketekunan dan; 3) Triangulasi baik Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. Hasil dari penelitian ini menghasilkan strategi program lanjutan yang bertujuan untuk mengoptimalkan program Penyuluhan Stunting Berbasis Digital di Desa Rancakalong, dan tercapainya output peneliti terkait perubahan pada setiap aspek penyuluhan yang diteliti meliputi: 1) Perubahan Perilaku Masyarakat Mengenai Stunting; 2) Penyebarluasan Informasi melalui Media Digital; 3) Partisipasi dari Stakeholder terkait pelaksanaan program. Rekomendasi program berdasarkan hasil penelitian meliputi Gerakan Monitor dan Evaluasi Program Penyuluhan Stunting Berbasis Digital dan Pembentukan dan Penguatan Tim Relawan Penyuluhan Stunting Berbasis Digital. Kata Kunci: Penyuluhan, Stunting, Berbasis Digital