Browsing by Author "Epi Supiadi"
Now showing 1 - 20 of 26
Results Per Page
Sort Options
Item Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem Deteksi Dini Keluarga Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-18) Samsinar, 19.04.166.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriSamsinar, 19.04.166. Deteksi Dini Keluarga Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Deteksi dini merujuk pada satu usaha dengan cara yang spesifik untuk mengamati tumbuh kembang anak secara fisik/psikis dalam rangka membantu anak agar dapat perlakuan yang sesuai dengan kondisi subjek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) Deteksi dini Fungsi Intelektual Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, 2) Deteksi dini Fungsi Perilaku Adaptif Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, 3) Deteksi dini Keterampilan Praktis Anak Penyandang Disabilitas Intelektual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive. Informan penelitian berjumlah 6 orang, Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah: 1) wawancara mendalam, 2) observasi, 3) studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan uji kredibilitas data, dan transferabilitas. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa deteksi dini keluarga anak penyandang disabilitas intelektual cukup bagus. Namun tidak dapat dipungkiri bahwasanya anak penyandang disabilitas intelektual masih belum begitu optimal dan efektif dalam kemampuan fungsi intelektual, perilaku adaptif dan keterampilan praktis serta keluarga dalam hal ini orang tua anak penyandang disabilitas intelektual belum begitu optimal dalam melakukan proses deteksi dini. Sehubungkan dengan hal tersebut maka diusulkan program “Pemberdayaan Orang Tua dalam Pengasuhan Anak Disabilitas Berbasis Online” bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pola pengasuhan tumbuh kembang anak sehingga orang tua dan calon orang tua dapat memiliki bekal parenting. Kata kunci: Deteksi dini, Penyandang disabilitas intelektualItem “Dukungan Keluarga Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukm di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung”.(Perpustakaan, 2024-10-16) ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204); Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry TunggaABSTRAK ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204) “Dukungan Keluarga Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukm di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung”. Dosen Pembimbing : Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga Skripsi ini memuat hasil penelitian mengenai dukungan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Karakteristik anak berhadapan dengan hukum, Dukungan psikologis dari orang tua terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukunngan emosional dari orang tua terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukungan penghargaaan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukungan informatif keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Objek dalam penelitian ini merupakan populasi yang dijadikan sampel yaitu anak yang berhadapan dengan hukum. Menggunakan teknik probability sampling, menentukan jumlah sampel menggunakan rumus perhitungan sampel dari Slovin menjadikan sample sebanyak 86 orang. Hasil penelitian menunjukan dukungan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung berada pada kategori sedang. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Anak Berhadapan Dengan Hukum, Lembaga Pembinaan Kelas Khusus Anak. ABSTRACK ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204) “Family Support for Children Dealing with Laws at the Class II Children’s Special Guidance Institute Bandung”. Supervisor : Yeane Ellen Merry Tungga dan Epi Supiadi This thesis presents the results of research on family support for children in conflict with the law at the Class II Juvenile Rehabilitation Center in Bandung. The aim of this research is to determine the characteristics of children in conflict with the law, the psychological support from parents for children in conflict with the law, the emotional support from parents for children in conflict with the law, the family's appreciation support for children in conflict with the law, and the informative support from the family for children in conflict with the law. The method used in this research is descriptive quantitative. The objects in this research are the population used as the sample, which is children in conflict with the law. Using probability sampling techniques and determining the sample size using Slovin's formula, a sample size of 86 individuals was obtained. The research results indicate that family support for children in conflict with the law at the Class II Juvenile Rehabilitation Center in Bandung is in the medium category. Keywords: Family Support, Children in Conflict with the Law, Juvenile Rehabilitation CenterItem Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-03-18) CLARA ANNISA ONESIA, 1904128; Epi Supiadi; Ahmad YaneriCLARA ANNISA ONESIA, Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Penelitian ini menggambarkan bagaimana tugas mengatasi grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Penelitian ini dilakukan 5 bulan pasca bencana gempa bumi dalam kondisi peralihan masa darurat ke pemulihan bencana yang menunjukkan bahwa anak-anak masih mengalami kondisi grieving yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) menerima kenyataan atas kehilangan, 3) mengatasi rasa sakit dan kesedihan, 4) beradaptasi pada lingkungan baru, dan 5) mempertahankan hubungan dengan almarhum selagi tetap menjalani kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur dengan total sampel berjumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau dengan pertimbangan dan kriteria tertentu terhadap anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil 0.814 atau nilai reliabilitasnya tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur tinggi dengan skor aktual sebanyak 2.286 dari skor ideal kelas interval tinggi yaitu 2.201 – 3.000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak masih belum menyadari, memahami, dan menerima diri apa adanya; belum sepenuhnya bisa mengatasi rasa sakit, baik fisik maupun batin; merasa kesulitan berinteraksi dan memberikan kesadaran terhadap dirinya; dan mempertahankan kedekatan dengan orangtua secara berlebihan. Oleh karena itu, diusulkan “Program Pemulihan Grieving Melalui Konseling dan Terapi pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi” di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Kata kunci: Grieving, Anak, Kehilangan Orangtua, BencanaItem Implementasi Program Bebas Pasung Pada Disabilitas Mental di Kota Blitar.(Perpustakaan, 2024-09-07) ANIS QURROTUL UYUN. NRP. 20.04.019; Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry TunggaANIS QURROTUL UYUN. 20.04.019 Implementasi Program Bebas Pasung Pada Disabilitas Mental di Kota Blitar. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program bebas pasung yang terurai dalam aspek persiapan, pelaksanaan, penanganan pasca di RS dan evaluasi dari program bebas pasung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan peningkatan ketekunan, triangulasi, dan kecakupan refresnional. Hasil penelitian pada persiapan pelaksanaan program bebas pasung di Kota Blitar melibatkan Dinas Kesehatan Kota Blitar dan Dinas Sosial Kota Blitar. Pada pelaksanaan program bebas pasung di Kota Blitar dimulai dengan intervensi medis oleh dokter dan perawat yang bertugas melakukan medical check up dan pemberian obat kepada disabilitas mental dengan pemasungan. Penanganan pasca perawatan di RSJ pada program bebas pasung di Kota Blitar melibatkan serangkaian langkah yang terstruktur dan berfokus pada perawatan berkelanjutan oleh keluarga. Evaluasi keberhasilan program bebas pasung di Kota Blitar menunjukkan bahwa meskipun setiap stakeholder telah berusaha menjalankan tugasnya dengan baik, hanya pernah dilakukan evaluasi selama satu kali sejak adanya program dengan melibatkan semua pihak. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa diperlukan alternatif pemecahan masalah melalui suatu program Peduli Sehat Jiwa. Kata Kunci : Implementasi, Disabilitas Mental, Bebas Pasung ABSTRACT ANIS QURROTUL UYUN. 20.04.019. Implementation of the Free from Shackles Program for Mental Disabilities at Blitar City. Supervisors: Epi Supiadi and Yeane Ellen Merry Tungga. The research aims to describe the implementation of the “Free from Shackles” program, which encompasses the aspects of preparation, execution, posttreatment management at the hospital, and evaluation of the program. This study employs a descriptive qualitative method. The informants in this research comprise ten individuals selected using a purposive sampling technique. Data collection techniques used in this study include in-depth interviews, observation, and document studies. The validity of the data is examined through increased rigor, triangulation, and referential adequacy. The results of the research on the preparation for the implementation of the “Free from Shackles” program in Blitar City involve the Blitar City Health Department and the Blitar City Social Services Department. The execution of the “Free from Shackles” program in Blitar City begins with medical intervention by doctors and nurses responsible for conducting medical check-ups and administering medication to mentally disabled individuals subjected to restraint. Post-treatment management in psychiatric hospitals within the “Free from Shackles” program in Blitar City involves a series of structured steps focusing on continuous care by the family. The evaluation of the success of the “Free from Shackles” program in Blitar City indicates that although each stakeholder has strived to fulfill their duties well, an evaluation has only been conducted once since the program's inception, involving all parties. The findings of the research suggest that alternative problem-solving measures are needed through a Mental Health Care program. Keywords: Implementation, Mental Disability, Free From ShacklesItem Keterampilan Sosial Remaja di Panti Sosial Anak Asuh Simpay Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-08-08) BRYAN MALVINO PRADANA, 20.04.060; Yeane E.M. Tungga.; Epi SupiadiBRYAN MALVINO PRADANA, 20.04.060. Social Skills Of Teenagers at The Simpay Social Home For Foster Children in Sumedang Regency. Supervisors Epi Supiadi and Yeane E.M. Tungga. Social skills are a person's ability to interact with others, the ability to control their emotions, and the ability to build good relationships with others so that someone can act according to their designation according to the expectations of society. This study focuses on obtaining a description of the social skills of adolescents at the Simpay Asih Children's Social Home. The purpose of this study was to adress the description of the skills of adolescents at the Simpay Asih Children's Social Home in the aspects of peer relationships, self-management, academics, compliance, and assertiveness. The method used in this study is a descriptive method with a quantitative approach. The sampling technique in this research used non probabillity sampling, totaling 31 teenagers. The results of this study are that adolescents at the Simpay Asih Children's Social Home are not skilled in the aspect of peer relationships with an actual score of 404, self-management with an actual score of 706, academics with an actual score of 692, and assertiveness with an actual score of 582. However, in the aspect of compliance, adolescents at the Simpay Asih Children's Social Home are in the skilled category with an actual score of 723. The results of this study are used as a proposal for a program to improve adolescent social skills at the Simpay Asih Children's Social Home, Sumedang Regency. Keywords : Social Skills; Teenager. BRYAN MALVINO PRADANA, 20.04.060. Keterampilan Sosial Remaja di Panti Sosial Anak Asuh Simpay Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing Epi Supiadi dan Yeane E.M. Tungga. Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain, kemampuan mengendalikan emosinya, dan kemampuan untuk membina hubungan baik dengan orang lain sehingga memungkinkan seseorang bertindak sesuai dengan peruntukannya sesuai dengan harapan masyarakat. Penelitian ini berfokus untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan sosial remaja yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Simpay Asih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Simpay Asih dalam aspek hubungan dengan teman sebaya, manajemen diri, akademis, kepatuhan, dan asertif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yang berjumlah 31 remaja. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu remaja Panti Sosial Asuhan Anak Simpay Asih tidak terampil dalam aspek hubungan dengan teman sebaya dengan perolehan skor aktual 404, manajemen diri dengan perolehan skor aktual 706, akademis dengan perolehan skor aktual 692, dan asertif dengan perolehan skor aktual 582. Namun dalam aspek kepatuhan remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Simpay Asih dalam kategori terampil dengan perolehan skor aktual 723. Hasil dari penelitian ini dijadikan usulan program untuk meningkatkan keterampilan sosial remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Simpay Asih Kabupaten Sumedang. Kata Kunci : Keterampilan Sosial; RemajaItem Komunikasi Pekerjaan Sosial(Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, 2018-11) Tukino; Herry Koswara; Nurani Kusnadi; Epi Supiadi; Nurjanah; Eni Rahayu NingsihItem Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS Di Organisasi Female Plus Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-02-20) NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034. Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS Di Organisasi Female Plus Kota Bandung, Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri. Kualitas hidup merupakan persepsi individu dilihat dari posisi kehidupan individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup memiliki tujuan, harapan, standarisasi dan rasa kekhawatiran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai: 1) kesehatan fisik; 2) psikologis; 3) hubungan sosial; 4) hubungan dengan lingkungan fisik Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS di Organisasi Female Plus Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Kualitas Hidup diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu WHOQoL-HIV BREF yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Kuesioner ini telsh melalui pengujian validitas muka dan pengujian reliabilitas menggunakan Cranbach Alpha menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.978. Hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukan bahwa keempat aspek pada kualitas hidup yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan fisik menunjukan hasil yang cenderung sama yaitu keempatnya berada pada kategori sedang pada garis kontinum. Namun demikian pada aspek psikologis menunjukan skor yang sedikit lebih tinggi dari yang lainnya dengan skor 1065 dari skor ideal 1470. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Mempertahankan Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS di Organisasi Female Plus Kota Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) dan social case work (pekerja sosial dengan individu) dengan teknik dinamika kelompok, educational group work (kelompok pendidikan), recreation skill group (kelompok keahlian rekreasi), konseling individu. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Ibu Rumah Tangga, HIV-AIDS. ABSTRACT NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034. Quality of Life of Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City, Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Quality of life is the individual’s perception of their life position within the cultural context and value system in which they live, encompassing goals, hopes, standards, and concerns. This research aims to empirically describe: 1) physical health; 2) psychological well-being; 3) social relationships; 4) relationship with the physical environment of Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City. The method used in this research is descriptive with a quantitative approach. The sample was drawn using simple random sampling. Data collection was done using questionnaires and documentary studies. Quality of Life was measured using the WHOQoL-HIV BREF instrument, which has been adapted and modified into Indonesian. The validity of the measurement tool was assessed using content validity. Reliability was tested using Cranbach Alpha, yielding a value of a = 0.978 for the questionnaire. The research results from 42 respondents indicated that all four aspects of quality of life, namely physical health, psychological wellbeing, social relationships, and relationship with the physical environment, showed relatively similar results, all falling into the moderate category on the continuum. However, the psychological aspect showed a slightly higher score compared to the others, with a score of 1065 out of the ideal score of 1470. Based on the research findings, the researcher proposes a Quality of Life Maintenance Program for Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City, utilizing social group work and social case work methods with group dynamics, educational group work, recreation skill group, and individual counseling techniques. Keywords: Quality of life, Housewives, HIV-AIDS. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Ibu Rumah Tangga, HIV-AIDS.Item LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI - PENANGANAN MASALAH KECEMASAN DAN KESEPIAN PADA LANJUT USIA MELALUI PROGRAM “LANSIA BAHAGIA” DI YAYASAN DAMPAK SOSIAL INDONESIA(Perpustakaan, 2024-10-29) Yuli Amelya Sariwating NRP. 2104061; Epi SupiadiAbstrakItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENANGANAN MASALAH LANSIA YANG MENGALAMI PERILAKU SELF-SABOTAGE DI YAYASAN DAMPAK SOSIAL INDONESIA JAKARTA SELATAN(Perpustakaan, 2024-11-06) Andriansyah Taufik H.S NRP. 21.04.251; Epi SupiadiItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENANGANAN SELF-ESTEEM DAN RASA TRAUMA MELALUI PROGRAM PENGUATAN INTERNAL DIRI, KELUARGA, DAN LINGKUNGAN TERHADAP LANSIA DI YAYASAN DAMPAK SOSIAL INDONESIA(Perpustakaan, 2024-11-26) Reza Arrasyid Syam NRP 21.04.111; Epi SupiadiItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PROGRAM SINERGI INKLUSI UNTUK PENANGANAN MASALAH KEPUASAN HIDUP DAN HARGA DIRI PENYANDANG DISABILITAS FISIK DAN SENSORIK/RUNGU SAAT MASA TUA DI YAYASAN DAMPAK SOSIAL INDONESIA(Perpustakaan, 2024-10-29) Agnesia Eki Meilani Nababan NRP. 21.04.275; Epi SupiadiItem LAPORAN PRAKTIKUMINSTITUSI - PROGRAM HARAPAN BERSAMA DALAM PENANGANAN TRAUMA KDRT, MENARIK DIRI, DAN SELF-ESTEEMRENDAHPADA LANSIA TERLANTAR DI YAYASAN DAMPAKSOSIALINDONESIA(Perpustakaan, 2025-10-29) Helga Agiba Nashif Kampur NRP 21.04.029; Epi SupiadiAbstrakItem MODEL e-PENGAWASAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DESA SUKARATU KECAMATAN GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR.(Perpustakaan, 2024-10-10) MOHAMAD ADAM, 2201012.; Epi Supiadi; Yuti Sri IsmudiyatiMOHAMAD ADAM, 2201012. MODEL e-PENGAWASAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DESA SUKARATU KECAMATAN GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Yuti Sri Ismudiyati Persebaran penyalahgunaan NAPZA sudah masuk ke wilayah pedesaan sehingga menjadi ancaman kepada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya mengatasi masalah ini, peran aktif tokoh masyarakat sangat penting. Penelitian ini merancang dan mengimplementasikan model e-pengawasan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membantu tokoh masyarakat dalam mengawasi penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan utuk merancang, mengimplementasikan dan mengetahui desain akhir dari model e-pengawasan yang melibatkan tokoh masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA di Desa Sukaratu. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model e-pengawasan tokoh masyarakat terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terintegrasi dengan TIK yaitu aplikasi wastomas dapat mempermudah pelaporan dari warga karena adanya Satgas Anti Narkoba sehingga pencegahan penyalahgunaan NAPZA lebih partisipatif. Selain itu, data yang didapatkan dari pelaporan warga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui persebaran penyalahgunaan NAPZA di Desa Sukaratu untuk melakukan sosialisasi yang lebih tepat sasaran. Model e-pengawasan yang dirancang dan diimplementasikan berhasil meningkatkan efektivitas pengawasan penyalahgunaan NAPZA oleh Satgas Anti Narkoba. Integrasi teknologi dengan pendekatan sosial ini memberikan hasil yang positif dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Model ini memiliki potensi untuk diterapkan di komunitas lain dengan penyesuaian kebutuhan lokal. Untuk meningkatkan keberlanjutan program, disarankan adanya pelatihan berkelanjutan bagi tokoh masyarakat, pengembangan teknologi aplikasi wastomas, kolaborasi dengan instansi terkait dan penelitian lanjutan menggunakan metode Research and Development guna lebih menyempurnakan desain model epengawasan. Kata Kunci: Penyalahgunaan NAPZA, Tokoh Masyarakat, Pengawasan, TIK. ABSTRACT MOHAMAD ADAM, 2201012. MODEL OF e-SUPERVISION OF COMMUNITY LEADERS ON DRUG ABUSE IN VILLAGE SUKARATU KECAMATAN GEKBRONG DISTRICT CIANJUR. Guided By: Epi Supiadi dan Yuti Sri Ismudiyati The widespread of drug abuse has entered rural areas, posing a threat to the health and welfare of the community. In an effort to overcome this problem, the active role of community leaders is very important. This study designs and implements an information and communication technology (ICT) based e-supervision model to assist community leaders in monitoring drug abuse. This study aims to design, implement and determine the final design of an e-supervision model that involves community leaders in preventing drug abuse in Sukaratu Village. This research used qualitative method with a participatory action research (PAR) approach and data collection through observation, interviews, documentation studies and focus group discussion (FGDs). The result showed that the e-supervision model of community leaders on drug abuse integrated with ICT, namely the wastomas application, can facilitate reporting from residents because of the anti-drug task force so that drug abuse prevention is more participatory. In addition, the data obtained from citizen reporting can be used to determine the distribution of drug abuse in Sukaratu Village to conduct more targeted socialization. The e-supervision model designed and implemented succeeded in increasing the effectiveness of drug abuse supervision by the anti-drug task force. The integration of technology and social approach gave positive result in drug abuse prevention. This model has the potential to be applied in other communities with adjustments to local needs. To improve the sustainability of the program, continuous training for community leaders, development of wastomas application technology, collaboration with related agencies and further research using the Research and Development method are recommended to the further refine the design of the e-supervision model. Keywords: Drug Abuse, Community Leader, Supervision, ICTItem Penerapan Therapeutic Community pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Lapas Kelas IIA Bogor(Perpustakaan, 2024-08-08) ASTRILIA NURAINI PUTI MIRANTI, 20.04.008; Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry Tungga.ASTRILIA NURAINI PUTI MIRANTI, 20.04.008. Application Therapeutic Community on Victims of Drug Abuse in Class Prisons IIA Bogor, Supervised by Epi Supiadi and Yeane Ellen Merry Tungga. The Community Therapeutic (TC) implimentation for victims of drug abuse is a method of social rehabilitation which aims to help individuals experiencing problems of dependence on narcotics, psychotropics and other addictive substances in the social environment. This research aims to obtain an empirical picture of; characteristics of informants in Class IIA Bogor Prison, implementation process Theurapeutic Community for inmates who take part in the social rehabilitation program at the Bogor Class IIA prison, primary-stage in the implementation process Theurapeutic Community for inmates who take part in the, and re-entry in the implementation process Theurapeutic Community for inmates who take part in the social rehabilitation program at the Class IIA Bogor Prison. This research used a descriptive method with a qualitative approach to seven informants. Data collection techniques in this research used in-depth interviews, observation and documentation studies. The results of the research show that the implementation of the TC method in Bogor Class IIA Prison has not achieved the specific goal, namely that residents cannot prevent relapse due to internal factors. Residents do not understand NAPZA material and are not strong enough to defend themselves to prevent it. relapse, while external factors include addiction counselors not understanding drugs, not being able to present drug material, feeling hopeless about their weaknesses, and not being able to provide individual counseling. Therefore, the Creation of Motivation and Superior Capacity (CIMAKU) program is proposed. The aim of this program is to create a methodical social rehabilitation program Theurapeutic Community which was carried out perfectly at Class IIA Bogor Prison. Keywords: Implementation Therapeutic Community, Victims of Drug Abuse, Class IIA Bogor Correctional Institution. ASTRILIA NURAINI PUTI MIRANTI, 20.04.008. Penerapan Therapeutic Community pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Lapas Kelas IIA Bogor, Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga. Penerapan Therapeutic Community (TC) pada korban penyalahguna NAPZA merupakan salah satu metode rehabilitasi sosial yang bertujuan membantu individu mengalami masalah ketergantungan pada narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang; karakteristik informan di Lapas Kelas IIA Bogor, pelaksanaan induction, primary-stage, dan re-entry dalam proses penerapan Theurapeutic Community pada warga binaan yang mengikuti program rehabilitasi sosial di Lapas Kelas IIA Bogor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif terhadap tujuh informan. Teknik pengumpulan data pada penilitian ini menggunakan wawancara mendalam, obervasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian bahwa pelaksanaan metode TC di Lapas Kelas IIA Bogor belum mencapai tujuan khusus yaitu residen tidak dapat mencegah kekambuhan disebabakan oleh faktor internal residen tidak memahami materi NAPZA dan belum kuat mempertahankan diri mencegah relapse, sedangkan faktor eksternal yaitu konselor adiksi tidak memahami NAPZA, tidak dapat menyajikan materi NAPZA, memiliki rasa putus asa dengan kelemahannya, dan tidak dapat memberikan konseling secara individu. Oleh karena itu diusulkan program Cipta Motivasi dan Kapasitas Unggul (CIMAKU). Tujuan program ini adalah menciptakan program rehabilitasi sosial metode Theurapeutic Community yang terlaksana dengan prima di Lapas Kelas IIA Bogor. Kata Kunci: Penerapan Therapeutic Community, Korban Penyalahgunaan NAPZA, Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA BogorItem Pengaruh Teknik Mack Harvey terhadap Penurunan Perilaku Menyakiti Diri Sendiri Klien dengan Borderline Personality Disorder di Sentra Bahagia Medan(Perpustakaan, 2023-12-13) DORTHY GUS BERTA ZEBUA; Uke Hani Rasalwati; Epi SupiadiABSTRAK DORTHY GUS BERTA ZEBUA. Pengaruh Teknik Mack Harvey terhadap Penurunan Perilaku Menyakiti Diri Sendiri Klien dengan Borderline Personality Disorder di Sentra Bahagia Medan. Dibimbing oleh Uke Hani Rasalwati dan Epi Supiadi Perilaku menyakiti diri sendiri dipicu oleh tekanan emosi yang tidak stabil yang berasal dari proses berpikir yang irasional. Perilaku menyakiti diri sendiri dilakukan untuk mendapatkan kelegaan dari rasa sakit yang sengaja ditimbulkan melalui percobaan tindakan yang membahayakan diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan teknologi Mack Harvey (Premack Half in Rational Emotive Behavior Therapy) terhadap penurunan perilaku menyakiti diri sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode Single Subject Design (SSD) dan teknik multiple baseline cross subject. Subjek penelitian ini berjumlah dua orang yang merupakan klien dengan borderline personality disorder dan sedang menjalani rehabilitasi sosial berbasis residensial. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuisioner, observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan validitas muka, uji statistic alpha Cronbach dan percent agreement. Teknik analisis data dilakukan melalui analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Proses intervensi kepada klien meliputi konfrontasi, edukasi, verbalisasi, skill training, penguatan dan pendampingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik Mack Harvey berpengaruh terhadap perilaku menyakiti diri sendiri pada klien yang ditandai dengan berkurangnya intensitas perilaku menyakiti diri sendiri pada klien yang ditunjukkan oleh arah trend pada grafik dari fase sebelum sampai sesudah intervensi. Kata Kunci: perilaku menyakiti diri sendiri, borderline personality disorder, Mack harvey, rational emotive behavior therapy, premack principleItem Peran Wali Pemasyarakatan dalam Pembentukan Perilaku Prososial Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut.(Perpustakaan, 2024-10-15) C. ALIFFIANA FADHILAH JASMINE, 18.04.200.; Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry TunggaC. ALIFFIANA FADHILAH JASMINE, 18.04.200. The Role of Correctional Guardians in Formation of Prosocial Behavior of Correctional Inmates at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut. Advisor, Epi Supiadi and Yeane Ellen Merry Tungga. This research is a qualitative research with descriptive method which aims to obtain an empirical and in-depth description of the role of the Correctional Guardians in forming prosocial behavior of the Correctional Inmates at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut. Data collection techniques were carried out using in-depth interviews, observation and documentation studies. The data analysis technique begins with data collection, data reduction, data triangulation, data presentation and drawing conclusions and verification. The results of this research indicates that the Correctional Guardians at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut are effective enough in carrying out their roles as facilitators, communicators, and motivators to encourage Correctional Inmates to behave prosocially in accordance with the rules and regulations that apply at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut, but the implementation is not yet optimal due to uneven knowledge regarding the duties and functions of the Correctional Guardian, which is caused by several factors, namely not all Correctional Guardians have an educational background in a field that is linear to the duties and functions of Correctional Guardians, namely Social Welfare Science, the absence of a guidebook regarding Correctional Guardians, there is no involvement of professional experts such as psychologists and correctional social workers, as well as unscheduled guardianship activities. Based on these problems, the researchers proposed the program "Strengthening the Capacity of Correctional Guardians at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut” with the aim of optimizing the role and duties of Correctional Guardians at Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut in order to equip Correctional Guardians with more in-depth skills and knowledge to carry out the task of assisting Correctional Inmates more effectively so that correctional goals can be achieved optimally. Keywords: The Role of Correctional Guardians, Prosocial Behaviour, Correctional Institutions. ABSTRAK C. ALIFFIANA FADHILAH JASMINE, 18.04.200. Peran Wali Pemasyarakatan dalam Pembentukan Perilaku Prososial Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut. Dosen Pembimbing, Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris dan mendalam mengenai peran Wali Pemasyarakatan sebagai fasilitator, komunikator dan motivator dalam pembentukan perilaku prososial Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknis pengumpulan data yang dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, triangulasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Wali Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB berjalan efektif dalam melaksanakan perannya sebagai fasilitator, komunikator, dan motivator untuk mendorong Warga Binaan Pemasyarakatan berperilaku prososial sesuai dengan tata tertib yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan, tetapi dalam pelaksanaannya belum optimal karena tidak meratanya pengetahuan Wali Pemasyarakatan mengenai tugas dan fungsi Wali Pemasyarakatan yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak semua Wali Pemasyarakatan memiliki latar belakang pendidikan dalam bidang yang linear dengan tugas dan fungsi Wali Pemasyarakatan yaitu Ilmu Kesejahteraan Sosial, ketidakadaan buku panduan mengenai Wali Pemasyarakatan, tidak ada keterlibatan ahli profesional seperti psikolog dan pekerja sosial koreksional dan kegiatan perwalian yang tidak terjadwal karena Wali Pemasyarakatan memiliki tanggung jawab lain terkait dengan jabatan mereka selain menjadi Wali Pemasyarakatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program “Penguatan Kapasitas Wali Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut.” dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan peran serta tugas Wali Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Garut guna membekali Wali Pemasyarakatan dengan keterampilan dan pengetahuan secara lebih mendalam untuk melaksanakan tugas pendampingan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan lebih efektif agar pencapaian tujuan pemasyarakatan dapat terpenuhi dengan maksimal. Kata Kunci: Peran Wali Pemasyarakatan, Perilaku Prososial, Lembaga Pemasyarakatan.Item Perasaan Bersalah Pada Narapidana Korban Penyalahgunaan Napza di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung,(Perpustakaan, 2024-10-05) RUMIRIS ADINDA PUTRI. NRP. 20.04.118; Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry TunggaRUMIRIS ADINDA PUTRI. NRP. 20.04.118 Perasaan Bersalah Pada Narapidana Korban Penyalahgunaan Napza di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung, Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perasaan bersalah objektif dan subjektif pada narapidana korban penyalahgunaan Napza di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandung. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini melibatkan delapan informan. Kriteria informan tersebut adalah; pengguna dan pengedar baik laki-laki maupun perempuan, dewasa berusia 18 tahun ke atas, mampu berkomunikasi dengan baik, bersedia menjadi informan dan bersedia untuk diwawancara. Temuannya menunjukkan 7 aspek sebagai berikut; pertama, legal guilt, informan merasa bersalah secara hukum karena sedang menjalani proses di penjara. Informan sadar bahwa ada syarat-syarat untuk mendapatkan remisi seperti : ketaatan, wajib melakukan kegiatan bimbingan, kedua, personal guilt, tidak semua informan dapat mengungkapkan perasaan bersalah yang dirasakannya, ketiga, theological guilt, menyalahgunakan Napza dapat merugikan informan. hubungan dengan Tuhan sehingga dapat menimbulkan perasaan bersalah, keempat, rasa bersalah secara sosial, informan dapat mempunyai perasaan bersalah atau tidak terhadap keluarganya tergantung bagaimana hubungan informan dengan keluarganya, kelima, hukuman di penjara dapat membuat informan merasa takut terhadap hukuman, keenam, pemisahan informan dari lingkungan sosial yang mandiri dapat membuat informan merasa kehilangan harga diri dan ketujuh, penjara seumur hidup membuat informan merasa kesepian, ditolak atau dikucilkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, 5 aspek perasaan bersalah akan dipertahankan untuk dijadikan peringatan kepada individu agar tidak melakukan kesalahan serupa dan 2 aspek lainnya akan disikapi melalui usulan program yang dirancang oleh peneliti. Kata Kunci : Perasaan Bersalah, Narapidana, Korban Penyalahgunaan Napza ABSTRACT RUMIRIS ADINDA PUTRI. NRP. 20.04.118 Guilty Feelings in Substance Abuse Prisoners in the Class IIA Bandung Narcotics Prison, Supervisors: Epi Supiadi and Yeane Ellen Merry Tungga The aim of this study was describing objective and subjective guilt of substance abuse prisoners in Class IIA Bandung Narcotics Prison. Qualitative approach in this research involve eight informans. The criteria of those informans as such ; users and dealers both male and female, adult aged 18 years old and above, able to communicate well, willing to be an informant and available to be interviewed. The findings shows 7 aspects as follows; firstly, legal guilt, informans feel guilty legaly due to on going process in prison. Informans aware that there are requirements for obtaining remission such as : obedience, compulsory guidience activities, secondly, personal guilt, is not all informans can express the feelings of guilt they feel, thirdly, theological guilt, is abusing drugs can damage the informans relationship with God so that it can lead to feelings of guilt, fourthly, social guilt, informans can have feelings of guilt or not towards his family depending on how the informans relationship with his family, fifthly, punishment in prison can make informans feel fear of punishment, sixthly, is the separation of informans from an independent social environment can make informans feel a loss of self-esteem and seventhly, life in prison makes informans feel lonely, rejection or isolation. Based on the results of this study, 5 aspects of feelings of guilt will be maintained to serve as a warning to individuals not to make similar mistakes and the other 2 aspects will be addressed through the proposed program designed by the researcher. Keywords: Guilty Feelings, Prisoners, Substance AbuseItem Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125. Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Perilaku merupakan respon yang diberikan seseorang terhadap suatu stimulus yang telah diterima. Sedangkan gelandangan merupakan orang yang tidak memiliki tempat tinggal dengan berbagai alasan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai; 1) perilaku anak gelandangan saat berinteraksi dengan orang tuanya, 2) perilaku bermain anak, 3) perilaku menjaga kebersihan diri anak, dan 4) presepsi anak gelandangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah anak gelandangan, orang tua gelandangan, dan significant others yang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan 1) uji kredibilitas, 2) uji keteralihan, dan 3) uji kebergantungan. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi anak dan orang tua gelandangan belum efektif, anak tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan maksimal karena harus bekerja, anak tidak bermain dengan optimal, tidak menjaga kebersihan diri dengan baik, dan perlu pembenahan terkait presepsi yang dimiliki anak tentang hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa anak gelandangan memerlukan tempat bermain ramah anak dan teman bermain, serta membutuhkan pola pengasuhan yang baik dan benar dari orang tua untuk menangani permasalahan tersebut sehingga anak gelandangan diharapkan dapat berperilaku positif. Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk membuat program untuk meningkatkan kapasitas orang tua gelandangan, meningkatkan pengetahuan serta pemahaman anak gelandangan terkait tugas perkembangannya, dan mempererat hubungan anak dan orang tua gelandangan sehingga dapat memberikan dapak positif bagi perkembangan anak. Kata Kunci: Perilaku, Anak, dan GelandanganItem Perilaku Sosial Siswa dai Keluarga Broken Home di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi.(Perpustakaan, 2024-03-15) SINTIA SETIAWATI; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK SINTIA SETIAWATI : Perilaku Sosial Siswa dai Keluarga Broken Home di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Dosen Pembimbing : Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Perilaku sosial adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan disekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang : 1) karakteritik informan, 2) kecenderungan perilaku peran, 3) kecenderungan perilaku hubungan sosial, dan 4) kecenderungan perilaku ekspresif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan dengan menggunakan purposive sampling berjumlah 3 orang informan yang merupakan siswa yang mengalami broken home dan ada beberapa informan pendukung yang merupakan wali kelas dan teman dekat mereka. Adapun pemeriksaan keabsahan data yaitu menggunakan uji credibility (kredibilitas), uji transferability (keteralihan), dan uji depenability (audibility). Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu pemrosesan satuan, kategorisasi dan penafsiran data. Hasil dari penelitian maka dapat diketahui bahwa permasalahan perilaku sosial siswa dari keluarga broken home adalah masalah akademik yang memuat tentang kurangnya motivasi belajar dan rendahnya penerimaan siswa dalam menerima pelajaran, masalah dengan lingkungan sosialnya memuat tentang emosional yang menyangkut tentang perilaku agresif yang ditampilkan siswa, dan maslah menutup diri memuat tentang perilaku informan menjadi mandiri yaitu menutup-nutupi permasalahannya. Rekomendasi program yang diperlukan sebagai alternatif pemecahan masalah adalah melalui kegiatan Young Development Camp untuk mendorong peningkatan potensi siswa sehingga mempunyai kemamapuan dalam memecahkan persoalan yang dihadapi di SMAN 4 Kota Sukabumi. Kata Kunci : Perilaku Sosial, Siswa, Broken Home