Browsing by Author "SURADI"
Now showing 1 - 17 of 17
Results Per Page
Sort Options
Item Dampak Desa Wisata Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Keluarga Miskin Di Desa Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.(Perpustakaan, 2024-09-17) NOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANNOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034. Dampak Desa Wisata Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Keluarga Miskin Di Desa Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dosen Pembimbing : SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya Desa Wisata Tepus terhadap pengembangan ekonomi lokal keluarga miskin di Desa Tepus berdasarkan tiga aspek meliputi 1) Aspek perubahan tingkat pendapatan, 2) Aspek kesempatan kerja, dan 3) Aspek kemitraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui : 1) Angket atau kuesioner, 2) Wawancara tidak terstruktur, dan 3) Studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa wisata mengalami peningkatan signifikan di ketiga aspek. Pada aspek perubahan tingkat pendapatan meningkat dari skor 979 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.850 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Aspek kesempatan kerja juga mengalami peningkatan dari skor 913 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.834 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Demikian pula, aspek kemitraan meningkat dari skor 918 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.970 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Namun, pada setiap aspek masih ditemukannya beberapa permasalahan seperti rendahnya pendapatan keluarga miskin, terbatasnya keterampilan yang dimiliki oleh keluarga miskin, dan kemampuan yang dimiliki oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai pengelola desa wisata belum memadai. Beberapa permasalahan tersebut saling berkaitan satu sama lain yang menyebabkan dampak desa wisata masih belum merata dirasakan oleh keluarga miskin di Desa Tepus. Untuk itu, direkomendasikan suatu program berupa “Program Desa Mandiri Sejahtera” untuk mewujudkan Desa Wisata Tepus menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing yang akan dicapai melalui pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan bagi keluarga miskin, pengembangan ekonomi lokal, serta pengembangan desa wisata yang adil dan berkelanjutan. Kata kunci : Dampak, Pengembangan Ekonomi Lokal, Keluarga Miskin ABSTRACT NOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034. The Impact of Tourism Villages on Local Economic Development of Poor Families in Tepus Village, Tepus Village, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Supervisors: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN. This study aims to determine the impact of the existence of the Tepus Tourism Village on the local economic development of poor families in Tepus Village based on three aspects including 1) Aspects of changes in income levels, 2) Aspects of employment opportunities, and 3) Aspects of partnerships. This study uses a quantitative approach with descriptive methods. Sampling in this study used simple random sampling technique with a sample size of 82 respondents. Data collection techniques are carried out through: 1) Questionnaires, 2) Unstructured interviews, and 3) Documentation studies. The study results show that tourist villages have experienced significant improvements in all three aspects. In terms of changes, the income level increased from a score of 979 before becoming a tourist village to 1,850 afterward, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. The employment opportunity aspect also increased from a score of 913 before becoming a tourist village to 1,834 afterwards, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. Likewise, the partnership aspect increased from a score of 918 before becoming a tourist village to 1,970 afterward, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. However, in every aspect, several problems are still found, such as the low income of poor families, the limited skills possessed by poor families, and the inadequate capabilities of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) as tourism village managers. Some of these problems are related to each other, which means that the impact of the tourist village is still not evenly felt by poor families in Tepus Village. For this reason, a program in the form of the "Sejahtera Mandiri Village Program" is recommended to make Tepus Tourism Village into an independent, prosperous and competitive village which will be achieved through empowerment and increasing welfare for poor families, developing the local economy, as well as developing fair tourism villages. and sustainable. Keywords : Impact, Local Economic Development, Poor FamiliesItem Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Purworejo.(Perpustakaan, 2024-09-17) VINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022,; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIVINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022, Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Purworejo. Pembimbing : ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo dan Pusat Rehabilitasi YAKKUM untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam meningkatkan kesejahteraan sosial di Kabupaten Purworejo, dari aspek yaitu aspek pemahaman program, aspek ketepatan sasaran, aspek pencapaian tujuan, aspek pemantauan, dan aspek perencanaan yang matang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah anggota KUBE penyandang disabilitas di Kabupaten Purworejo yang mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif (UEP) tahun 2024 dengan jumlah 4 kelompok yang beranggotakan 40 orang penyandang disabilitas fisik dan seluruh populasi tersebut menjadi sampel penelitian (sampling total/sensus). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner atau angket, studi dokumentasi, dan wawancara. Skala pengukuran yang digunakan adalah rating scale dengan pengujian validitas muka (face validity) untuk uji validitas serta menggunakan metode Alpha Cronbach’s dengan nilai 0,893. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial digolongkan pada kategori tinggi. Hal tersebut diketahui berdasarkan kelima aspek penelitian yaitu aspek pemahaman program memperoleh skor 1.409 berada pada kategori tinggi, aspek ketepatan sasaran dengan skor 1.333 berada pada kategori tinggi, aspek pencapaian tujuan dengan skor 1.148 berada pada kategori tinggi, aspek pemantauan program dengan skor 992 berada pada kategori sedang, dan aspek perencanaan dengan skor 1.086 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, masih terdapat permasalahan pada aspek pemantauan program, aspek ketepatan sasaran, dan aspek pencapaian tujuan. Sebagai upaya peningkatan efektivitas peneliti memberikan rekomendasi program untuk mengatasi permasalahan melalui Program Inklusi Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari program tersebut yaitu untuk mengoptimalkan dan mengembangkan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas di Kabupaten Purworejo agar dapat berjalan dengan maksimal dan menciptakan penyandang disabilitas yang mencapai kesejahteraan sosialnya. Kata Kunci : Efektivitas, Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas, Kesejahteraan Sosial ABSTRACT VINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022, Effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities to Improving Social Welfare in Purworejo Regency. Supervisors : ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI. The Joint Business Group Program (KUBE) for People with Disabilities is an effort carried out by the Purworejo Regency Government and the YAKKUM Rehabilitation Center to empower people with disabilities. This research aims to determine the effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in improving social welfare in Purworejo Regency, from aspects namely the program understanding aspect, target accuracy aspect, goal achievement aspect, monitoring aspect, and thorough planning aspect. The approach used in this research is a quantitative approach with descriptive methods. The research population is KUBE members with disabilities in Purworejo Regency who receive Social Assistance for Productive Economic Enterprises (UEP) in 2024 with 4 groups consisting of 40 people with physical disabilities and the entire population is the research sample (total sampling/census). The data collection techniques used were questionnaires, documentation studies, and interviews. The measurement scale used is a rating scale with face validity testing for validity testing and using Cronbach's Alpha method with a value of 0.893. The research results show that the effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Improving Social Welfare is classified in the high category. This is known based on the five research aspects, namely the program understanding aspect with a score of 1,409 in the high category, the target accuracy aspect with a score of 1,333 in the high category, the goal achievement aspect with a score of 1,148 in the high category, the program monitoring aspect with a score of 992 in the high category. medium, and the planning aspect with a score of 1,086 is in the high category. Based on these results, there are still problems in the program monitoring aspect, target accuracy aspect, and goal achievement aspect. As an effort to increase effectiveness, researchers provide program recommendations to overcome problems through the Joint Business Group Inclusion Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Improving Social Welfare. The aim of this program is to optimize and develop the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Purworejo Regency so that it can run optimally and create persons with disabilities who achieve social welfare. Keywords : Effectiveness, Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities, Social WelfareItem Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan.(Perpustakaan, 2024-10-10) FITRI FADILLAH, 20.03.013.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANFITRI FADILLAH, 20.03.013. The Effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) Program in Handling Poverty in Pacitan District. Supervised by SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN This research aims to evaluate the effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) program in addressing poverty in Pacitan Regency based on aspects of target accuracy, socialization, objectives, and monitoring. The SLRT program is designed to provide social services by identifying problems and needs of the poor and vulnerable, and to provide access to social security programs. This study uses a qualitative descriptive method with informants selected through purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document studies, and their validity was tested using technique and source triangulation. The results showed that the target accuracy aspect was effective because SLRT succeeded in accommodating complaints and providing access to social security programs to the poor and vulnerable. However, the socialization aspect was less effective because the implementation of socialization did not directly involve the beneficiaries. The objective aspect was effective with the realization of access for the poor to multiple programs. The monitoring aspect was not effective due to the lack of community involvement. In conclusion, the effectiveness of the SLRT program in addressing poverty has not been fully achieved due to constraints in the socialization and monitoring aspects. To address these issues, the researchers propose the "SLRT Team Effectiveness Improvement Program in Socialization and Monitoring Activities through Online Platforms" with the aim of enhancing the capacity of the SLRT team in providing services and access to social security programs for the poor. Keywords: Integrated Service and Refferral System (SLRT), Poverty, Access ABSTRAK FITRI FADILLAH, 20.03.013. Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Dibimbing oleh SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan berdasarkan aspek ketepat sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pemantauan, Program SLRT dirancang untuk memberikan pelayanan sosial dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat miskin dan rentan miskin, serta memberikan akses terhadap program jaminan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan informan yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, serta diuji kelayakannya menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ketapat sasaran sudah efektif, karena SLRT berhasil menampung keluhan dan memberikan akses program jaminan sosial kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Namun, aspek sosialisasi masih kurang efektif, karena pelaksanaan sosialisasi belum melibatkan masyarakat penerima manfaat secara langsung. Aspek tujuan sudah efektif dengan terealisasikannya akses masyarakat miskin terhadap multi program. Aspek pemantauan belum efektif karena minimnya keterlibatan masyarakat. Kesimpulannya, efektivitas program SLRT dalam penanganan kemiskinan belum sepenuhnya tercapai karena kendala pada aspek sosialisasi dan pemantauan. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan ”Program Peningkatan Efektivitas Tim SLRT dalam Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan melalui Platform Online” dengan tujuan meningkatkan kapasitas tim SLRT dalam memberikan layanan dan akses kepada masyarakat miskin terhadap program jaminan sosial. Kata Kunci: Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu(SLRT), Kemiskinan, AksesItem EVISA NUR AMALINA, 19.03.042. Minat Pekerja Sektor Informal dalam Keikutsertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Mandiri di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.(Perpustakaan, 2024-01-23) EVISA NUR AMALINA, 19.03.042.; SURADI; DEDE KUSWANDAABSTRAK Minat Pekerja Sektor Informal dalam Keikutsertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Mandiri di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA Mayoritas penduduk Desa Ngunut merupakan pekerja sektor informal. Namun, dalam jumlah cakupan kepesertaan jaminan kesehatan pada segmen PBPU atau kepesertaan mandiri masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh minat masyarakat yang juga masih rendah. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih, minat juga dapat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai 1) kognitif pekerja sektor informal dalam keikutsertaan jaminan kesehatan mandiri yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, 2) afektif pekerja sector informal dalam keikutsertaan jaminan Kesehatan mandiri yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja sektor informal di Desa Ngunut yang berjumlah 5.122 orang sehingga sampel yang digunakan berjumlah 98 orang. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat pekerja sector informal dalam keikutsertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan mandiri di Desa Ngunut memperoleh penilaian sebesar 4.646 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Namun setelah dianalisis lebih lanjut pada aspek kognitif mendapatkan penilaian paling rendah dari aspek afektif. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya pengetahuan pekerja sektor informal mengenai program jaminan kesehatan. Maka dari itu program yang diusulkan untuk permasalahan ini adalah “Peningkatan Pengetahuan Jaminan Kesehatan bagi Pekerja Sektor Informal” dengan sasaran pekerja sektor informal di Desa Ngunut. Kata Kunci: Minat, Pekerja Sektor Informal, BPJS KesehatanItem Implementasi Program Kabupaten Layak Anak dalam Pemenuhan Hak Anak di Kabupaten Belitung.(Perpustakaan, 2024-08-21) VIRA ELIZA, 20.03.017.; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIVIRA ELIZA, 20.03.017. Implementation of the Child Friendly Regency Program in Fulfilling Children's Rights in Belitung Regency. Supervised by ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI The implementation of the Child-Friendly District (KLA) Program is a step taken by the government to create an environment that ensures the fulfillment of children's rights. Belitung Regency is one of the regencies where violations of children's rights still frequently occur, despite having achieved the status of a Madya-level Child-Friendly District in 2023. This study aims to provide a comprehensive overview of the implementation of the KLA Program in fulfilling children's rights in Belitung Regency based on aspects of communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling. Informants in this study include technical implementers of the KLA Program at the regency to village levels, as well as program targets who understand the implementation of the KLA Program. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, documentation study, and focus group discussions (FGD). The results show that the communication aspect is still not optimal because the socialization of the KLA Program to program implementers in sub-districts and villages is not conducted regularly. The resource aspect also needs improvement because there are still program implementers who do not fully understand the KLA indicators, facilities and infrastructure that do not meet eligibility indicators, unoptimized coordination among implementers, and limited funds for the implementation of the KLA program. The bureaucratic structure aspect also needs attention because the SOP for the KLA Program Implementation is not understood by all implementers. Based on these issues, the researchers propose the program "Capacity Building for KLA Program Organizers Through Time to Sharing for KLA in Belitung Regency" with the aim of enhancing the capacity of KLA Program organizers in optimizing the implementation of the KLA Program in fulfilling children's rights in Belitung Regency. Keywords: Implementation, Child Friendly District Program, Fulfillment of Children's Rights ABSTRAK VIRA ELIZA, 20.03.017. Implementasi Program Kabupaten Layak Anak dalam Pemenuhan Hak Anak di Kabupaten Belitung. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Implementasi Program Kabupaten Layak Anak (KLA) adalah langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang menjamin terpenuhinya hak-hak anak. Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten di mana kasus pelanggaran hak anak masih sering terjadi, meskipun telah mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Madya pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang implementasi Program KLA dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Belitung berdasarkan aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi pelaksana teknis Program KLA di tingkat kabupaten hingga desa serta sasaran program yang memahami implementasi Program KLA. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek komunikasi masih belum optimal karena sosialisasi Program KLA kepada pelaksana program di kecamatan hingga desa tidak dilakukan secara rutin. Aspek sumber daya juga perlu ditingkatkan karena masih terdapat pelaksana program yang kurang memahami indikator KLA, sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan indikator kelayakan, koordinasi antar pelaksana yang belum optimal, serta terbatasnya dana untuk pelaksanaan program KLA. Aspek struktur birokrasi juga perlu diperhatikan karena SOP Pelaksanaan Program KLA belum dipahami oleh seluruh pelaksana. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Penyelenggara Program KLA Melalui Time to Sharing for KLA di Kabupaten Belitung” dengan tujuan meningkatkan kapasitas penyelenggara Program KLA dalam mengoptimalkan pelaksanaan Program KLA dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Belitung. Kata kunci: Implementasi, Program Kabupaten Layak Anak, Pemenuhan Hak AnakItem Implementasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung(Perpustakaan, 2024-08-13) IKHSAN SANJAYA, 20.03.086; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANIKHSAN SANJAYA, 20.03.086. Implementasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) merupakan kegiatan bantuan sosial untuk membangun jiwa kewirausahaan, meningkatkan kemampuan berwirausaha keluarga miskin, kelompok rentan, kelompok terpencil, dan/atau korban bencana. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang implementasi program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung secara empiris yang terdiri dari (1) proses pelaksanaan; (2) ketercapaian tujuan; (3) dampak program, dan (4) tingkat perubahan yang dialami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) wawancara; (2) observasi; dan (3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program PENA sudah sesuai dengan konsep implementasi Grindle dan petunjuk teknis pelaksanaan program PENA. Namun, dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa masalah diantaranya 1) Kurangnya pendampingan terhadap penerima manfaat yang meliputi pendampingan usaha dan pendampingan aksesibilitas pemasaran produk, 2) pembekalan dan pelatihan secara daring kurang efektif, dan 3) penerima manfaat belum mempunyai nomor induk berusaha NIB. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti memberikan usulan program untuk meningkatkan peran pendamping PENA dalam melakukan pendampingan kepada penerima manfaat. Nama program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Kinerja Pendamping PENA dalam Mendampingi Usaha Penerima Manfaat di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung”. Pendampingan ini bertujuan untuk 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendamping PENA dalam aksesibilitas pemasaran produk, 2) Membangun kemitraan usaha penerima manfaat dalam memperluas pemasaran bagi penerima manfaat, 3)Pelatihan pengemasan produk usaha penerima manfaat, 4)membangun komitmen pendamping PENA dalam melakukan pendampingan, 5) mewujudkan pembelajaran kewirausahan secara interaktif, dan 6)pembekalan pendamping PENA tentang prosedur pengajuan NIB bagi penerima manfaat. Kata Kunci: Implementasi, Program PENA, PendampinganItem Kesejahteraan Psikologis Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-05) ROHAN SYAMSUDIN ZEN, NRP.17.04.342.; SURADI; IRNIYATI SAMOSIRROHAN SYAMSUDIN ZEN, NRP.17.04.342. Kesejahteraan Psikologis Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung. Dosen Pembimbing: SURADI dan IRNIYATI SAMOSIR. Kesejahteraan psikologis adalah kemampuan individu untuk dapat memenuhi dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis yaitu penerimaan diri, hubungan yang positif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara empiris tentang karakteristik responden, penerimaan diri responden, hubungan yang positif dengan orang lain responden, kemandirian responden, penguasaan lingkungan responden, tujuan hidup responden, dan pertumbuhan pribadi responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Jumlah responden sebanyak 69 warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala likert serta uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji realibilitas menggunakan rumus alpha cronchbach. Hasil penelitian ini menunjukan kesejahteraan psikologis pada warga binaan pemasyaratakan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung berada pada kategori tinggi. Aspek pertumbuhan pribadi menjadi aspek yang mendapat skor tertinggi dan termasuk kategori tinggi, sementara aspek tujuan hidup menjadi aspek yang mendapat skor terendah namun masih dalam kategori tinggi. Aspek tujuan hidup menjadi aspek yang terendah, sehingga diperlukan adanya peningkatan kesejahteraan psikologis warga binaan pemasyarakatan dalam aspek tujuan hidup. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengusulkan program yaitu Program Layanan Psikososial dalam Upaya Pemecahan Masalah Guna Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung. Kata Kunci: Kesejahteraan Psikologis, Warga Binaan Pemasyarakatan. ABSTRACT ROHAN SYAMSUDIN ZEN, NRP.17.04.342. Phychological Well-being of Correctional Inmates at Class I State Detention Center in Bandung. Supervisor: SURADI and IRNIYATI SAMOSIR. Psychological well-being is the ability of an individual to fulfill the dimensions of psychological well-being, namely self-acceptance, positive relations with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life, and personal growth. This study aims to provide an empirical description of the characteristics of the respondents, their self-acceptance, positive relations with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life, and personal growth. The method used in this study is a quantitative approach with a descriptive method. The sampling technique used in this study is simple random sampling. The number of respondents totaled 69 correctional inmates at the Class I State Detention Center in Bandung. Data collection in this study utilized a questionnaire with a Likert scale, and the validity of the measurement tools was tested using face validity, while reliability was tested using Cronbach's alpha formula. The results of this study indicate that the psychological well-being of correctional inmates at the Class I State Detention Center in Bandung falls into the high category. The personal growth aspect received the highest score and was categorized as high, while the purpose in life aspect received the lowest score but still remained in the high category. Since the purpose in life aspect received the lowest score, it is necessary to improve the psychological well-being of correctional inmates in terms of their purpose in life. Based on this, the researcher proposes a program, namely the Psychosocial Services Program, to address issues and enhance the psychological well-being of correctional inmates at the Class I State Detention Center in Bandung. Keywords: Psychological Well-being, Correctional InmatesItem Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.(Perpustakaan, 2024-08-21) FIRDA FAWNIA, 20.03.109.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLAN.FIRDA FAWNIA, 20.03.109. Community Preparedness in Facing Flood Disasters in Paseban Village, Bayat District, Klaten Regency. Supervised by SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN . Preparedness is an effort to deal with emergency situations and recognize various forms of resources, so that the impact of losses resulting from disasters can be minimized. In Paseban Village there is local preparedness, when a flood disaster occurs, people take their valuables to the attic or upstairs. This research aims to obtain suitability of community preparedness in Paseban Village with preparedness parameters according to LIPI UNESCO/2006. The aim of this research is to obtain an empirical picture of 1) respondent characteristics 2) community knowledge 3) policies and guidelines 4) emergency response plans 5) disaster early warning systems 6) resource mobilization. In this research, the method used is descriptive with a quantitative approach. The sampling and population technique used area probability sampling with a total of 95 respondents from 1,953 family cards in Paseban Village. Data collection techniques use questionnaire distribution and documentation studies. The results of research on community preparedness in facing flood disasters are in the "Medium" category with a score of 12,562 out of 19,000. In the knowledge aspect in the "medium" category with a score of 2,761, in the policy and guidance aspect in the "medium" category with a score of 2,584, then emergency response plans in the "medium" category with a score of 2,623, in the disaster early warning system aspect in the "medium" category with a value of 2,530, and the resource mobilization aspect is in the "medium" category with a value of 2,064. These five aspects are in the "medium" category, but the resource mobilization aspect gets the lowest score. The cause of low resource mobilization is due to lack of simulation training, outreach, emergency funds, logistical equipment, evacuation places and evacuation point directions . Based on the existing problems, the proposed program for this problem is "Optimizing the Preparedness of the Paseban Village Community" with the aim of increasing the knowledge, skills, readiness and capacity of each family in mobilizing existing resources. Keywords : Community Preparedness, Disaster, Flood ABSTRAK FIRDA FAWNIA, 20.03.109. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di Desa Paseban Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Dibimbing oleh SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Kesiapsiagaan adalah upaya untuk menghadapi situasi darurat dan mengenali berbagai bentuk sumber daya, dampak kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut dapat diminimalisir. Di Desa Paseban memiliki kesiapsiagaan lokal, saat terjadi bencana banjir masyarakat menaikkan barang-barang berharga mereka ke loteng atau ke lantai atas. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memperoleh kesesuaian kesiapsiagaan masyarakat di Desa Paseban dengan parameter kesiapsiagaan menurut LIPI UNESCO/2006. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) karakteristik responden 2) pengetahuan masyarakat 3) kebijakan dan panduan 4) rencana tanggap darurat 5) sistem peringatan dini bencana 6) mobilisasi sumber daya. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel dan populasi menggunakan probability sampling dengan jumlah responden 95 dari 1.953 kartu keluarga di Desa Paseban. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuisioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir berada pada kategori “Sedang” dengan nilai 12.562 dari 19.000. Pada aspek pengetahuan dalam kategori “sedang” dengan nilai 2.761, pada kebijakan dan panduan dalam kategori “sedang” dengan nilai 2.584, lalu rencana tanggap darurat dalam kategori “sedang” dengan nilai 2.623, pada aspek sistem peringatan dini bencana dalam kategori “sedang” dengan nilai 2.530, dan aspek mobilisasi sumber daya dalam kategori “sedang” dengan nilai 2.064. Pada kelima aspek tersebut dalam kategori “sedang”, namun aspek mobilisasi sumber daya mendapatkan nilai paling rendah. Penyebab dari rendahnya mobilisasi sumber daya yaitu karena kurangnya pelatihan simulasi, sosialisasi, dana darurat, perlengkapan logistik, tempat evakuasi, dan arahan titik evakuasi. Dari permasalahan yang ada, usulan program untuk permasalahan ini adalah “Optimalisasi Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Paseban” dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesiapan, dan kapasitas pada setiap keluarga dalam memobilisasi sumber daya yang ada. Kata Kunci : Kesiapsiagaan Masyarakat, Bencana, BanjiItem Kondisi Biopsikososial Anak Stunting di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang skripsi tahun 2024 Poltekesos Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) SEROJA HAUDI, 17.04.136; SURADI; IRNIYATI SAMOSIRSEROJA HAUDI, 17.04.136 Biopsychosocial of Children with Stunting in Wringinputih Village, Borobudur District, Magelang Regency, Supervisors: SURADI and IRNIYATI SAMOSIR Sunting is often considered to only affect child's height, but stunting can also affect various aspects of child's growth and development. Therefore, researcher is interested in conducting this study with the aim of getting an overview of the biological, psychological and social conditions of children with stunting in Wringinputih Village, Borobudur District, Magelang Regency. This study uses a qualitative approach with a descriptive method. The data sources obtained with purposive sampling technique from primary and secondary data with a total of 11 informants. The data collection technique used in this research are in-depth interview, observation and documentation studies. The results of this study showed that the biological condition of children with stunting had a smaller and thinner physique compared to children of their age, less independent in on their psychomotoric activities. The psychological condition of children with stunting is that they can imitate animal sounds based on pictures but it is difficult to make eye contact, had difficulty focusing and lack of sense of initiative and curiosity. The social condition of children with stunting is close to their families but shy and quiet with new people and does not want to initiate a conversation with friends. Based on the analysis of the problem of needs and sources, a Technical Guidance program for Improving Nutrition for Stunting Children through Nutrivariaplay was proposed. It is hoped that the program can help parents to recatch-up growth of children with stunting in Wringinputih village. Keywords: Stunting, Biopsychosocial ABSTRAK SEROJA HAUDI, 17.04.136 Kondisi Biopsikososial Anak Stunting di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang skripsi tahun 2024 Poltekesos Bandung. Pembimbing SURADI DAN IRNIYATI SAMOSIR Stunting seringkali dianggap hanya mempengaruhi tinggi badan anak, namun stunting juga dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi biologis, psikologis dan sosial anak stunting di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang diperoleh menggunakan purposive sampling yang berasal dari sumber data primer dan sekunder dengan jumlah 11 informan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi biologis anak stunting memiliki fisik lebih kecil dan kurus dibandingkan dengan anak seusianya, kurang mandiri dalam kegiatan psikomotoriknya. Kondisi psikologis anak stunting yaitu dapat menirukan suara hewan berdasarkan gambar namun sulit untuk melakukan kontak mata, fokus mudah terpecah dan rasa inisiatif dan penasaran kurang. Kondisi sosial anak stunting dekat dengan keluarga namun malu dan pendiam dengan orang baru dan tidak mau memulai percakapan dengan teman terlebih dahulu. Berdasarkan analisis masalah kebutuhan dan sumber maka diusulkan program Bimbingan Teknis Perbaikan Gizi Anak Stunting melalui Nutrivariaplay. Diharapkan program tersebut bisa membantu orang tua untuk mengejar pertumbuhan anak stunting di Desa Wringinputih. Kata kunci: stunting, biopsikososialItem Mitigasi Bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.(Perpustakaan, 2024-09-17) RIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANRIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118. Mitigasi Bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Dosen Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Mitigasi bencana dilakukan pada berbagai sektor, salah satunya adalah di tingkat desa. Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Sosial meluncurkan program Kampung Siaga Bencana. Program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi dan mengatasi bencana. Salah satu desa yang menerapkan program ini ialah Desa Sukakerti yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan mitigasi bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Kampung Siaga Bencana sejak tahun 2023. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemilihan sumber data melalui purposive dan snowball sampling. Mitigasi struktural mencakup tindakan fisik untuk mengurangi risiko bencana, sedangkan mitigasi non-struktural mencakup edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala dalam kemampuan anggota KSB dalam menyebarkan informasi yang efektif dan belum dilaksanakannya penyuluhan di Desa Sukakerti. Berdasarkan temuan ini, disusunlah usulan program untuk meningkatkan kapasitas KSB di Desa Sukakerti melalui pelatihan dan penyuluhan yang lebih intensif yang bernama “Peningkatan Kapasitas Kampung Siaga Bencana Melalui Program KSB Kobarkan di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang”. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa mendatang. Kata Kunci: Bencana, Mitigasi Bencana, Kampung Siaga Bencana. ABSTRACT RIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118. Disaster Mitigation through Disaster Preparedness Village in Sukakerti Village, Cisalak Sub-district, Subang Regency. Lecturers: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN. Mitigation Disaster is carried out in various sectors, including at the village level. As part of this effort, the Ministry of Social Affairs launched the Disaster Preparedness Village program. This program is designed to strengthen the capacity of village communities in face and cope with disasters. One of the villages that implemented this program is Sukakerti Village, which has a high level of disaster vulnerability. This research aims to see the application of disaster mitigation through the Disaster Preparedness Village in Sukakerti Village as one of the locations for the application of Disaster Preparedness Village since 2023. The aspects used in this research are structural mitigation and non-structural mitigation. This research method of qualitative research with the selection of data sources through purposive and snowball sampling. Structural mitigation includes physical measures to reduce disaster risk, while non-structural mitigation includes education and counseling to the community. and counseling to the community. The results showed that there are obstacles in the ability of KSB members to disseminate effective information and the lack of counseling in Sukakerti Village. the implementation of counseling in Sukakerti Village. Based on these findings, a program proposal to increase the capacity of KSB in Sukakerti Village through training and more intensive counseling called “Capacity Building of Disaster Preparedness Village through KSB Kobarkan Program in Sukakerti Village, Cisalak District, Subang Regency”. This program This program is expected to increase community awareness and preparedness in facing future disasters. Keywords: Disaster, Disaster Mitigation, Disaster Preparedness VillageItem Pemberdayaan Masyarakat oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBe) “Citra Mandiri” di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-01-23) NABILA MEUTIAKANSA ANDISTY PUTRI, 19.03.002.; SURADI; DEDE KUSWANDAABSTRAK NABILA MEUTIAKANSA ANDISTY PUTRI, 19.03.002. Pemberdayaan Masyarakat oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBe) “Citra Mandiri” di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: SURADI dan DEDE KUSWANDA Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya upaya penurunan dampak covid-19 yang melibatkan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) “Citra Mandiri” sebagai penyelenggara kegiatan pemberdayaan yang mampu meningkatkan produktivitas masyarakat Desa Pucang sehingga lebih mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Pemberdayaan Masyarakat oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBe) “Citra Mandiri” di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang melalui tiga aspek, yaitu: 1) tahap penyadaran dan pembentukkan perilaku, 2) tahap transformasi kemampuan, 3) tahap pengayaan atau peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, dan keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1) wawancara mendalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUBe) “Citra Mandiri” memenuhi ketiga aspek pemberdayaan tersebut. Namun, dalam pelaksanaannya masih belum maksimal karena produksi kerajinan yang diajarkan kepada masyarakat sasaran tidak variatif serta belum adanya kerja sama dengan lembaga perekonomian desa, sehingga diperlukan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampulan kepada masyarakat Desa Pucang sebagai sistem sasaran dan pembentukkan jejaring kerja dengan Badan Usaha Milik Desa Pucang. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengusulkan program “PUMADAYA – Pucang Mandiri dan Berdaya” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Pucang dalam memproduksi kerajinan kayu yang memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat menjadi lebih mandiri. Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Kelompok Usaha Bersama (KUBe)Item Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Agustus 2024,(Perpustakaan, 2024-09-17) NURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANNURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Agustus 2024, Dosen Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Pemenuhan kebutuhan dasar anak merupakan merupakan proses memenuhi kebutuhan pada anak yang terdiri dari kebutuhan dasar asuh meliputi kebutuhan fisik-biomedis, asih meliputi kebutuhan emosional dan kasih sayang, dan asah yang meliputi stimulasi, yang berpengaruh pada perkembangan anak dengan kedisabilitasan secara fisik, sosial, maupun mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan dasar anak dengan kedisabilitasan di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, mencakup: (1) aspek asuh merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencakup pemenuhan terhadap pangan, olahraga, pakaian, perumahan, kesehatan, dan higienitas., (2) aspek asih, merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri dari kasih sayang, kemandirian, dibantu dan didorong, kesempatan dan pengalaman, rasa memiliki, rasa aman dan harga diri, (3) aspek asah yang merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan akan pendidikan, terapi, dan alat bantu.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Tenik pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik wawancara, obeseravsi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan dasar anak dengan kedisabilitasan belum sesuai dengan kebutuhan karena pada aspek asuh terdapat sub aspek pangan dan nutrisi, higienitas dan olahraga rekreasi yang tidak sesuai, pada aspek asih terdapat sub aspek kasih sayang, kemandirian, dibantu didorong dan dimotivasi, memiliki kesempatan dan pengalaman, serta rasa memiliki yang tidak sesuai, pada aspek asah terdapat sub aspek terapi dan alat bermain yang belum sesui. Adapun usulan program yang dibuat oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Tua dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder. Kata Kunci: Orang Tua, Anak dengan Kedisabilitasan, Intellectual Development Disorder, Pemenuhan Kebutuhan Dasar ABSTRACT NURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107. Fulfilling the Basic Needs of Children with Disabilities Intellectual Development Disorder in Cipinang Village, Cimaung District, Bandung Regency, August 2024, Supervisor: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN Fulfilling children's basic needs is a process of meeting children's needs which consist of basic needs for care including physical-biomedical needs, love including emotional and affection needs, and foster care which includes stimulation, which influences the development of children with physical, social and mental disabilities. mentally. This research aims to determine the description of the fulfillment of the basic needs of children with disabilities in Cipinang Village, Cimaung District, Bandung Regency, including: (1) the aspect of care is the fulfillment of basic needs which includes the fulfillment of food, exercise, clothing, housing, health and hygiene., ( 2) the compassion aspect, which is the fulfillment of basic needs consisting of love, independence, being helped and encouraged, opportunities and experiences, a sense of belonging, security and self-esteem, (3) the asah aspect which is the fulfillment of basic needs which consists of fulfilling the need for education, therapy, and assistive devices. This research uses qualitative methods with a descriptive design. The data collection techniques used were interview techniques, observation and documentation studies. Data analysis techniques by carrying out data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research provide an illustration that fulfilling the basic needs of children with disabilities is not yet in accordance with the needs because in the care aspect there are sub-aspects of food and nutrition, hygiene and recreational sports which are not appropriate, in the love aspect there are sub-aspects of love, independence, being helped, being encouraged and motivated, having opportunity and experience, as well as a sense of ownership that is not appropriate, in the sharpening aspect there are sub-aspects of therapy and play equipment that are not appropriate. The proposed program made by researchers to overcome this problem is the Program to Increase Parental Knowledge and Skills in Fulfilling the Basic Needs of Children with Intellectual Development Disorders. Keywords: Parents, Children with Disabilities, Intellectual Development Disorder, Fulfillment of Basic NeedsItem Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-01) SITI NADIAH, 20.03.048.; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADISITI NADIAH, 20.03.048. The Role of Facilitators in Improving Independent Graduation of Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH) in Antapani District, Bandung City. Supervised by ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI Program Keluarga Harapan is the provision of conditional social assistance to poor and vulnerable families and/or individuals who are registered in the integrated data of the poor handling program. The successful implementation of the Program Keluarga Harapan (PKH) relies heavily on the role of PKH social assistants. PKH social assistants play a role and function in facilitation, mediation, advocacy, education, and motivation for KPM PKH, which is needed to accelerate the achievement of one of the PKH goals, namely creating behavior change and independence of KPM PKH. This study aims to provide a comprehensive description of the role of assistants in increasing the independent graduation of KPM PKH in Antapani District, Bandung City. This research uses a qualitative design with descriptive methods, and informants are determined through purposive sampling techniques. Informants in this study include PKH social assistance recipients, PKH program implementers, and operational responsibility in the implementation of PKH in Bandung City. Data collection techniques were conducted through interviews, observation and documentation studies. The results showed that the companion's role as a mediator carried out its duties in mediating, building networks and assisting in the accessibility of resources needed by KPM PKH. The companion's role as an advocator carried out its duties in resolving conflicts and providing assistance to KPM PKH. The companion's role as a facilitator is not optimal because the companion is not routine in monitoring KPM PKH and the difficulty of the companion to invite KPM in utilizing access to health facilities. The facilitator's role as an educator is not optimal because the facilitator does not master the five modules contained in P2K2 and the facilitator is difficult to change the mindset of KPM which is very dependent on PKH assistance. The facilitator's role as a motivator is not optimal because the facilitator has difficulty in increasing the presence of KPM to be involved in P2K2 meetings. Based on these problems, the researchers proposed a program "Increasing the Capacity of PKH Facilitators through Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)" with the aim of increasing the capacity of PKH facilitators in optimizing their role in increasing KPM PKH graduation in Antapani District. Keywords: Facilitator Role, Independent Graduation, Beneficiary Family (KPM) ABSTRAK SITI NADIAH, 20.03.048. Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Program Keluarga Harapan adalah pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga dan/atau seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin. Keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) sangat bergantung pada peran pendamping sosial PKH. Pendamping sosial PKH berperan dan berfungsi dalam fasilitasi, mediasi, advokasi, edukasi, dan motivasi bagi KPM PKH, yang diperlukan untuk mempercepat tercapainya salah satu tujuan PKH, yaitu menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang peran pendamping dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik Purposive Sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Penerima bantuan sosial PKH, Pelaksana Program PKH, dan Penanggungjawab operasional dalam pelaksanaan PKH di Kota Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran pendamping sebagai mediator melaksanakan tugasnya dalam melakukan mediasi, membangun jaringan dan membantu dalam aksesibilitas sumber daya yang diperlukan oleh KPM PKH. Peran pendamping sebagai advokator melaksanakan tugasnya dalam menyelesaikan konflik dan melakukan pendampingan kepada KPM PKH. Peran pendamping sebagai Fasilitator belum optimal dikarenakan pendamping tidak rutin dalam melakukan pemantauan kepada KPM PKH dan sulitnya pendamping untuk mengajak KPM dalam pemanfataan pada Akses pada fasilitas Kesehatan. Peran pendamping sebagai edukator belum optimal dikarenakan pendamping tidak menguasai kelima modul yang terdapat dalam P2K2 dan pendamping sulit untuk mengubah pola pikir KPM yang sangat bergantung kepada bantuan PKH. Peran pendamping sebagai motivator belum optimal dikarenakan pendamping kesulitan dalam meningkatkan kehadiran KPM untuk terlibat dalam pertemuan P2K2. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Pendamping PKH melalui Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping PKH dalam mengoptimalkan perannya meningkatkan graduasi KPM PKH di Kecamatan Antapani. Kata kunci: Peran Pendamping, Graduasi Mandiri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)Item Peran Relawan Taruna Siaga Bencana Pada Masa Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara.(perpustakaan, 2024-01-08) RIMADHONA OVISARIDEWI, 19.03.039,; SURADI; DEDE KUSWANDAABSTRAK RIMADHONA OVISARIDEWI, 19.03.039, Peran Relawan Taruna Siaga Bencana Pada Masa Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara. Dosen Pembimbing: SURADI dan DEDE KUSWANDA. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Dalam penanganan bencana melibatkan multi Sumber Daya Manusia dan multidisiplin, salah satunya adalah relawan. Taruna Siaga Bencana di Kabupaten Banjarnegara melaksanakan peran dan fungsi untuk membantu mengembalikan keberfungsian sosial korban bencana. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Peran Taruna Siaga Bencana Pada Masa Tanggap Darurat Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: 1) wawancara, 2) studi dokumentasi. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Peran Relawan Taruna Siaga Bencana dalam mengkaji cepat dan melaporkan hasil identifikasi serta rekomendasi kepada instansi sosial, mengidentifikasi dan mendata korban bencana, operasi tanggap darurat pada bidang penyelamatan korban dari situasi tidak aman ke tempat yang lebih aman, operasi tanggap darurat pada bidang penampungan sementara, operasi tanggap darurat pada bidang dapur umum, operasi tanggap darurat pada bidang logistik, operasi tanggap darurat pada bidang psikososial, operasi tanggap darurat pada bidang mobilisasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taruna Siaga Bencana dalam masa tanggap darurat bencana sudah dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaan perannya pada Layanan Dukungan Psikososial belum dilakukan dengan optimal, sehingga diperlukan adanya peningkatan kapasitas bagi anggota Taruna Siaga Bencana dalam memberikan Layanan Dukungan Psikososial bagi korban bencana. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengusulkan program “Optimalisasi Peran Relawan Taruna Siaga Bencana dalam Layanan Dukungan Psikososial” yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Taruna Siaga Bencana dalam memberikan Layanan Dukungan Psikososial pada saat penanganan masa tanggap darurat bencana. Kata Kunci: Peran, Relawan Taruna Siaga Bencana, Tanggap Darurat ABSTRACT RIMADHONA OVISARIDEWI, 19.03.039, The Role of Disaster Preparedness Youth Volunteers in the Emergency Response Period to Landslide Disaster in Banjarnegara Regency. Advisors SURADI and DEDE KUSWANDA. The research is based on the rampant landslide disaster in Banjarnegara Regency, Central Java Province. Disaster management involves multi-human resources and multidiscipline, one of which includes volunteers. The Disaster Preparedness Youth in Banjarnegara Regency carry out roles and functions to help restore the social functioning of disaster victims. This research aims to obtain an in-depth description of “The Role of Disaster Preparedness Youth in the Landslide Emergency Response Period in Banjarnegara Regency.” The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive method. The data sources used in this research are primary data sources and secondary data sources. The data collection techniques used, namely: 1) interviews, 2) documentation study. The aspects studied in this stud are the role of Disaster Preparedness Youth Volunteers in quickly assessing and reporting identification results and recommendations to social agencies, identifiying and recording disaster victims, emergency response operations in the field of rescuing victims from unsafe situations to safer places, emergency response operations in the field of temporary shelter, emergency response operations in the filed of public kitchen, emergency response operations in the field of logistic, emergency response operations in the psychosocial field, emergency response in the field of mobilization and mobilizing the community in disaster risk reduction effort. The results showed that the Disaster Preparedness Youth in the disaster emergency response period had been implemented. However, the implementation of its role in Psychosocial Support Services has not been carried out optimally, so it is necessary to increase the capacity of members of the Disaster Preparedness Youth in providing Psychosocial Support Services for disaster victims. Based on this, the researches proposed a program “Optimizing the Role of Disaster Preparedness Youth Volunteers in Psychosocial Support Services” which aims to increase the knowledge an abilities of Disaster Prepared Youth in providing Psychosocial Support Services during the handling of disaster emergency response periods. Keywords: Role, Disaster Preparedness Youth Volunteers, Emergency ResponseItem Peran Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu.(Perpustakaan, 2024-01-23) HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047.; SURADI; DEDE KUSWANDA.ABSTRACT HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047. The Role Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) In Child Protection Victims Of Physical Violence At The Upper Indragiri District Social Services. Supervised by SURADI and DEDE KUSWANDA. The study refers to the satuan bakti pekerja sosial in child protection of victims of physical violence in the upper indragiri county social services. The study aims to know the role of satuan bakti pekerja sosial in the physical protection of children in the social services of the upper indragiri district, particurally from the characteristics of the informant to serve as advocacy, liaison, companion, facilitator, motivation and educator. This research uses a qualitative approach with descriptive method. For how to determine the data is done by purposive technique while for data collection techniques by in-depth interview, observation and documentation studies, for verifying data by testing a way of verifying data credibility, takeover tests, dependency confirmation tests, whereas for data sources come from primary and secondary data sources. Research shows a satuan bakti pekerja sosial run into all roles according to the manual guidelines satuan bakti pekerja sosial neither acts as advocacy, liaison, borderer, facilitator, motivation and educator. But when performing the role of the facilitator is less than optimal, the ability satuan bakti pekerja sosial which is expected in counseling build trust helping to exhume victim’s case information and victim’s administrative actions. For it to strengthen satuan bakti pekerja sosial in performing these abilities, there are programs for enhanced capacity training counseling, with social group work methods filled with individual counseling materials to supplement skill knowledge. Keywords: Role, Sakti Peksos, Child Abuse Of Physical Violence vi ABSTRAK HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047. Peran Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. Penelitian ini mengenai Peran Sakti Peksos Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sakti peksos dalam perlindungan anak korban tindak kekerasan fisik di dinas sosial kabupaten indragiri hulu, khususnya mulai dari karakteristik informan berperan sebagai advokasi, penghubung (broker), pendamping (borderer), fasilitator, motivasi (motivator) dan pendidik (educator). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Untuk cara menentukan data dilakukan dengan teknik purposive sedangkan untuk teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, untuk pemeriksaan keabsahan data dengan cara uji kredibilitas data, uji keteralihan, uji ketergantungan dan uji kepastian, sedangkan untuk sumber data berasal dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukan sakti peksos sosial menjalankan ke semua peran sesuai dengan petunjuk pedoman buku panduan sakti peksos baik bertindak sebagai advokasi, penghubung, pendamping, fasilitator, motivasi dan pendidik. Namun pada saat melaksanakan peran fasilitator kurang optimal, kemampuan satuan bakti pekerja sosial yang diharapkan dalam melakukan konseling membangun kepercayaan membantu penggalian informasi kasus korban dan tindakan asesmen korban. Untuk itu untuk memperkuat satuan bakti pekerja sosial dalam melakukan kemampuan tersebut diadakan program peningkatan kapasitas berupa pelatihan konseling, dengan metode social group work diisi dengan materi materi konseling individual untuk menambah wawasan pengetahuan keterampilan satuan bakti pekerja sosial. Kata Kunci: Peran, Sakti Peksos, Anak Korban Tindak Kekerasan FisikItem Peran Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) Dalam Pelaksanaan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMPN 1 Parongpong.(Perpustakaan, 2024-09-17) ANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120.; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120. Peran Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) Dalam Pelaksanaan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMPN 1 Parongpong. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) merupakan program yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian sekolah dalam menghadapi bencana. Program SPAB memiliki tiga pilar sebagai acuan pelaksanaan, yaitu: 1) fasilitas belajar yang lebih aman, 2) manajemen penanggulangan bencana di sekolah dan kesinambungan pendidikan, serta 3) pendidikan pengurangan risiko dan resiliensi. Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) adalah Non Government Organization (NGO) yang memiliki program penanggulangan bencana dan merupakan pelaksana Program SPAB di Kabupaten Bandung Barat. Peran adalah kehadiran dalam proses keberlangsungan. Kehadiran Yayasan IBU dalam Program SPAB dilakukan melalui pemenuhan ketiga pilar SPAB. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran empiris dari peran Yayasan IBU dalam Pelaksanaan Program SPAB di SMPN 1 Parongpong yang meliputi: 1) menyiapkan fasilitas sekolah yang aman bencana, 2) melaksanakan perencanaan manajemen penanggulangan bencana, serta 3) melaksanakan pendidikan pengurangan risiko bencana. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yakni fasilitator SPAB selaku pelaksana progam serta guru dan murid selaku penerima manfaat program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Program SPAB di SMPN 1 Parongpong oleh Yayasan IBU belum optimal karena menemui beberapa kendala. Permasalahan yang dialami yaitu antara lain penanda titik kumpul yang diberikan belum sesuai standar, belum optimalnya pelaksanaan edukasi kebencanaan, serta partisipasi pihak sekolah (guru) belum optimal dalam mendukung pelaksanaan SPAB. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan suatu program sebagai alternatifsolusipemecahan masalah yaitu "Program Peningkatan Kapasitas Tim Pelaksana SPAB Yayasan IBU Dalam Mempersiapkan Sekolah YangAmanBencana". Kata kunci: Peran,Yayasan, Satuan Pendidikan Aman Bencana ABSTRACT ANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120. The role of the Indonesian Bhadra Utama Foundation (IBU) in implementing the Disaster Safe Education Unit (SPAB) Program at SMPN 1 Parongpong. Guided by ATIRISTA NAINGGOLANandSURADI The School Disaster Resilience Program (SPAB) aims to foster school independenceindisasterpreparedness. SPAB hasthree implementationpillars: 1) safer learning facilities, 2) disaster management in schools and educational continuity, and 3) risk reduction and resilience education. The Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation is a non-governmental organization (NGO) focused on disaster management and is an implementer of the SPAB Program in Bandung Barat Regency. The role is the presence in the process of continuity. IBU Foundation involvement in the SPAB Program is through fulfilling the three SPAB pillars. This study aims to provide an empirical overview of IBU Foundation role in implementing the SPAB Program at SMPN 1 Parongpong, which includes: 1) preparing disaster-safe school facilities, 2) implementing disaster management planning, and 3) conducting disaster risk reduction education. The research method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observations, and documentation, with informants selected through purposive sampling, including SPAB facilitators as program implementers, and teachers and students as program beneficiaries. The research results indicate that the implementation of the SPAB Program at SMPN 1 Parongpong by IBU Foundation is not yet optimal due to several challenges. Issues include non-standard assembly point markers, suboptimal disaster education implementation, and insufficient participation from the school (teachers) in supporting SPAB implementation. Based on these issues, the researcher proposes an alternative solution program called “Capacity Building Program for the SPAB Implementation Team of IBU Foundation in PreparingDisaster-SafeSchools”. Keywords: Role,Foundation,DisasterSafeEducationUnitItem Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.(Perpustakaan, 2024-01-03) MUTIARA ANNISSA, 19.03.017.; SURADI; DEDE KUSWANDA.ABSTRAK MUTIARA ANNISSA, 19.03.017. Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan suatu hal, sikap dapat diartikan juga sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran empiris mengenai 1) Kognitif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, 2) Afektif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dan 3) Konatif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah calon pekerja migran di Desa Ngunut yang berjumlah 34 orang sehingga dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sikap calon pekerja migran terhadap program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memperoleh penilaian sebesar 2.470 yang termasuk kedalam kategori negatif. Pada aspek kognitif, afektif, dan konatif masing-masing juga terdapat pada kategori negatif. Namun, setelah dianalisis kembali bahwa aspek kognitif mendapatkan hasil yang paling negatif. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai program jaminan sosial ketenagakerjaan kepada calon pekerja migran. Maka dari itu program yang diusulkan untuk permasalahann ini adalah “Penyadartahuan Calon Pekerja Migran terhadap program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan” dengan sasaran setiap calon pekerja migran di Desa Ngunut yang akan pergi bekerja ke luar negeri. Kata Kunci : Sikap, Calon Pekerja Migran, Program BPJS Ketenagakerjaan