Social Rehabilitation
Permanent URI for this collection
Undergraduate Theses on Program Study of Social Rehabilitation
Browse
Browsing Social Rehabilitation by Title
Now showing 1 - 20 of 46
Results Per Page
Sort Options
Item Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028 ; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELIN HERLINA.ABSTRAK ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028. Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung. Pembimbing RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan ELIN HERLINA. Activity of Daily Living (ADL) merupakan aktivitas sehari-hari yang mendasar bagi seseorang seperti makan, minum, mandi, berpakaian, berhias diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara spesifik tentang tingkatan kemampuan Activity of Daily Living (ADL) remaja autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung pada aspek merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik sensus dengan responden berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji realiabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Terdapat tiga dari lima aspek ADL dalam kategori kurang mampu yaitu aspek menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Remaja autis masih mengalami hambatan dan membutuhkan lebih banyak pertolongan dari orang lain. Dari penemuan masalah tersebut dijadikan dasar untuk pengajuan program yaitu “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Activity of Daily Living (ADL) bagi Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia”. Kata Kunci: Activity of Daily Living (ADL), Remaja AutisItem Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-21) ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009; Rini Hartini Rinda Andayani; Elin HerlinaABSTRAK ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009, Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Pembimbing: Rini Hartini Rinda Andayani dan Elin Herlina. Akesibilitas Informasi merujuk pada informasi dalam berbagai bentuk seperti audio, video, gambar, dan teks yang memungkinkan semua penerimanya untuk dengan mudah memahami secara efektif isi informasi melalui perspektif yang berbeda sesuai dengan ragam disabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris untuk mengukur tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen yang meliputi karakteristik responden, aksesibilitas informasi berbentuk audio, video, gambar, dan teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sensus dengan responden berjumlah 75 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, studi dokumentasi, dan observasi. Alat ukur yang digunakan yaitu skala likert, adapun uji validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dan pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen di semua aspeknya berada di kategori sedang, dengan artian bahwa sebagian informasi dalam berbagai bentuk seperti informasi audio, video, gambar, dan teks sudah dapat diakses oleh responden penelitian, tetapi terdapat beberapa hambatan dan kesulitan yang masih dihadapi ketika mengakses informasi. Oleh sebab itu, diusulkan program “Kampanye Desain Inklusif untuk Publikasi Konten Informasi” yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen dengan meningkatkan kesadaran kreator konten dan peran serta masyarakat untuk bijak membuat dan memublikasikan informasi yang inklusif, serta meningkatkan partisipasi pemerintah untuk membuat kebijakan tentang peraturan publikasi informasi yang inklusif. Kata Kunci: Aksesibilitas Informasi, Disabilitas Rungu, Desain Inklusif ABSTRACT ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009. Information Accessibility for People with Deaf Sensory Disabilities in the Movement for the Well-Being of Deaf Indonesians in Kebumen. Thesis. 2023. Bandung Polytechnic Social Welfare (Poltekesos). Supervised by Rini Hartini Rinda Andayani and Elin Herlina Information accessibility refers to information in various forms, such as audio, video, images, and text, that allows all its recipients to easily and effectively understand the content of the information through different perspectives according to their variety of disabilities. This study aims to obtain an empirical picture to measure the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen, which includes the characteristics of respondents and the accessibility of information in the form of audio, video, images, and text. The method used in this study is a descriptive method with a quantitative approach. The sampling technique in this study is a census technique with 75 respondents. Data collection techniques used are questionnaires, documentation studies, and observation. The measuring instrument used is a Likert scale, while the validity test used is construct validity and reliability testing using Cronbach's alpha formula. Furthermore, the results were analyzed using descriptive statistical analysis. The results showed that the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen in all aspects is in the medium category, meaning that some information in various forms such as audio, video, image, and text information can already be accessed by research respondents, but there are some obstacles and difficulties that are still encountered when accessing information. Therefore, the proposed program "Campaign on Inclusive Design for Information Publication," which aims to improve the accessibility of information for people with deaf sensory disabilities in Gerkatin Kebumen by increasing awareness of content creators and the role of the community to wisely create and publish inclusive information, and increase government participation in formulating policies related to inclusive information publication regulations. Keywords: Information Accessibility, Deaf Disability, Inclusive DesignItem BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan.(Perpustakaan, 2023-12-21) BHAKTI PERSADA. 18.04.295; Susilawati; RamliABSTRAK BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Dosen Pembimbing : Susilawati dan Ramli Kota Painan merupakan daerah yang rawan dengan berbagai macam bencana. Hal ini disebabkan oleh topografi yang berupa dataran hingga pegunungan dengan ketinggian berkisar 0-1000 M diatas permukaan laut. Karakteristik fisik dacrah yang memiliki topografi datar sering menjadi daerah sasaran banjir ketika musim hujan, dan erosi yang disebabkan oleh aktivitas laut, maupun terjadinya longsor di sekitar area perbukitan. Dimana kejadian bencana alam ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi masyarakat, baik itu berupa hancurnya bangunan, kegagalan panen, kerusakan prasarana fisik, hingga adanya korban yang meninggal dunia. Walaupun demikian bencana alam dapat ditanggulangi salah satu cara untuk menanggulangi bencana adalah dengan cara mitigasi bencana yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun dengan cara penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Dalam perihal penanggulangan bencana, pemerintah juga memiliki tanggung jawab yang besar, dimana hal ini dimuat dalam Undang-Undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sehingga dengan adanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pesisir Selatan maka hal tersebut satu wujud tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas bagaimana peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam upaya mitigasi bencana alam di Kota Painan. Dan untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, yang bertujuan agar mampu menjelaskan secara rinci mengenai topik yang dibahas. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik observasi dan juga melakukan wawancara dengan para informan. Dan pengecekan data agar mendapatkan keabsahan data maka menggunakan cara derajat kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), ketergantungan (Dependability), dan kepastian (Comfirmability). Setelah dilakukan penelitian, menunjukan hasil bahwa BPBD Kota Painan telah melakukan mitigasi bencana, yang dimana dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi vii non struktural. Dalam mitigasi struktural BPBD Kota Painan melakukan pembangunan secara fisik, seperti, pembuatan tanggul banjir, pemasangan alat peringatan dini, pembuatan shelter dan jalur evakuasi. Sedangkan untuk mitigasi non struktural, BPBD Kota Painan sendiri melakukan penguatan kapasitas masyarakat dan melakukan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat, serta pembuatan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana dan kebijakan lain tentang penanggulanan bencana alam. Kata Kunci: Mitigasi, Bencana Alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Painan ABSTRACT BHAKTI PERSADA. 18.04.295. The Role of the Regional Disaster Management Agency in Natural Disaster Mitigation Efforts in Painan City, Pesisir Selatan Regency. Supervisors : Susilawati and Ramli The city of Painan is a region prone to various disasters. This is due to its topography, which ranges from plains to mountains with elevations ranging from 0 to 1000 meters above sea level. The flat topography of the plains often makes them susceptible to flooding during the rainy season, while erosion is caused by maritime activities, and landslides occur in the hilly areas. These natural disasters have undoubtedly caused losses to the community, including the destruction of buildings, crop failures, physical infrastructure damage, and even loss of life. However, natural disasters can be mitigated, and one way to do so is through disaster mitigation, which involves a series of efforts to reduce disaster risks, either through physical development or through awareness and disaster response capacity-building. In disaster management, the government also bears significant responsibility, as outlined in Law No. 24 of 2007 concerning Disaster Management. Hence, with the existence of the Regional Disaster Management Agency (Badan Penanggulangan Bencana Daerah or BPBD) of South Pesisir Regency, it represents the South Pesisir Regency Government's commitment to disaster management in the region. Therefore, the author is interested in discussing the role of the Regional Disaster Management Agency (BPBD) in natural disaster mitigation efforts in Painan City. To investigate this, the researcher employs a qualitative approach and a descriptive method, aiming to viii provide a detailed explanation of the topic. To gather the necessary data, the researcher uses observation techniques and conducts interviews with various informants. Data validation is achieved through methods like credibility, transferability, dependability, and confirmability. After conducting the research, the results show that the BPBD of Painan City has engaged in disaster mitigation efforts, which can be categorized into two types: structural and non-structural mitigation. In structural mitigation, the BPBD of Painan City has undertaken physical development, such as constructing flood embankments, installing early warning systems, building shelters, and evacuation routes. On the other hand, for non-structural mitigation, the BPBD of Painan City has focused on strengthening the community's capacity, conducting public awareness campaigns and simulations, as well as drafting local regulations on disaster management and other policies related to natural disaster response. Keywords: Mitigation, Natural Disasters, BPBD, Painan cityItem Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung.(Perpustakaan, 2024-01-02) RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELA.ABSTRAK RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057. Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung. Dibimbing oleh AAM MUHARAM DAN ELLA NURLELA. Fenomena kesepian merupakan sebuah masalah sosial yang dialami oleh lanjut usia yang tinggal di panti karena faktor biologis, psikologis, dan sosial yang akan memunculkan implikasi masalah lain, sehingga penggunaan coping strategies sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kesepian, Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai coping strategies lanjut usia terhadap kesepian di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Penelitian menggunakan teori Lazarus, Richard S. & Susan Folkman (1984) yang terdiri dari aspek Emotional focused coping dan Problem focused coping. Tujuan dari penelitian adalah memperoleh gambaran tentang: 1) karakteristik informan; 2) penggunaan Emotional focused coping dalam mengatasi kesepian; 3) penggunaan Problem focused coping dalam mengatasi kesepian; 4) harapan-harapan informan, di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer diperoleh dari tiga informan dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian hasil penelitian menunjukan adanya penggunaan coping strategies lanjut usia yang tinggal di Unit pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung yang belum maksimal dalam mengatasi masalah kesepian. Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengusulkan program pemecahan masalah yakni Program “Optimalisasi Aktivitas Lanjut Usia melalui ‘Lansia Aktif dan Guyub Rukun’ di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung”., dengan kegiatan recreational group, physiotherapy, family gathering, dan siraman rohani. Program yang diajukan telah dianalisis kelayakannya menggunakan teknik SWOT yang terdiri dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threats (ancaman). Kata Kunci: Coping Strategies, Kesepian, Lanjut usiaItem COPING STRATEGY INSTRUKTUR DISABILITAS DALAM PENANGANAN PENERIMA MANFAAT DI SENTRA WYATA GUNA BANDUNG.(Perpustakaan, 2023-12-21) I PUTU KERIDA LESMANA PUTRA 19.02.052; Enung Huripah; Dayne TrikoraABSTRAK I PUTU KERIDA LESMANA PUTRA, 19.02.052. COPING STRATEGY INSTRUKTUR DISABILITAS DALAM PENANGANAN PENERIMA MANFAAT DI SENTRA WYATA GUNA BANDUNG. Dibimbing Oleh Enung Huripah dan Dayne Trikora. Penelitian ini mengkaji mengenai coping strategy yang berfokus pada emosi yang dilakukan oleh instruktur disabilitas dalam penanganan penerima manfaat yang multiragam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang: 1) karakteristik informan, 2) kontrol diri, 3) dukungan emosional, 4) penerimaan, 5) religiusitas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif terhadap tiga orang informan utama dan dua orang informan pendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah uji kredibilitas data (credibility). Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek penerimaan yang kurang baik dari instruktur disabilitas terhadap program ATENSI yang bersifat multilayanan, disebabkan oleh perasaan khawatir dan cemas akan peran dan tugas yang semakin berkurang seiring dengan berkurangnya pula jumlah penerima manfaat disabilitas sensorik netra yang mendapatkan layanan rehabilitasi sosial berbasis residential, aspek kontrol diri, dukungan emosional dan religiusitas yang menunjukkan kategori baik berkaitan dengan coping strategy berfokus pada emosi yang telah dilakukan dalam menangani penerima manfaat yang multiragam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan sebuah program yaitu “Peningkatan Coping Strategy Instrukturr Disabilitas dalam Penanganan Penerima Manfaat yang Multiragam melalui Kelompok Rekreasional dan Edukasi”. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan instruktur disabilitas dalam memberikan pelayanan pada penerima manfaat yang multiragam. Kata Kunci: Coping strategy, Instruktur, Disabilitas sensorik netra ABSTRACT I PUTU KERIDA LESMANA PUTRA, 19.02.052. Coping strategy of disability instructors in handling beneficiaries in Sentra Wyata Guna, Bandung City. Guided by Enung Huripah and Dayne Trikora. This research examines the coping strategyes that focus on emotions carried out by disability instructors in handling with multi-varied beneficiaries. This study aims to obtain an in-depth description of: 1) characteristic of informant, 2) self-kontrol, 3) emotional support, 4) acceptance, 5) religiosity. The approach used is descriptive qualitative with three main informants and two supporting informants. Data collection technique used include in-depth interviews, observation and documentation studies. The data validity checking technique used is the data credibility test. The data analysis technique used is qualitative analysis. The results of the study show that aspects of poor acceptance of disability instructors towards attention programs that are multi-service, this is caused by feelings of worry and anxiety about roles and tasks that are decreasing along with the decreasing number of beneficiaries with visual sensory disabilities who receive sosial rehabilitation services residential-based, aspects of self-control, emotional support and religiosity which show a good category related to coping strategyes focused on emotions that have been carried out in handling with multi-varied beneficiaries. Based on the results of this study, the researchers proposed a program that is “Increasing the Coping Strategy of Disability Instructors in Handling Multi-Varied Beneficiaries through Recreational and Educational Groups”. The aim of this program is to increase the knowledge and skills of disability instructors in providing services to multi-varied beneficiaries. Key Word: Coping strategy, Instructor, Visual sensory disabilityItem Dampak Game Online Mobile Legend Terhadap Siswa di SDN 113 Banjarsari Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-21) FEBRIANA SOARES 19.04.262.; BAMBANG SUGENG; BENNY SETIA NUGRAHAABSTACRT FEBRIANA SOARES, 19.04.262. The Impact Of The Mobile Legend Online Game On Students At SDN 113 Banjarsari Bandung. Supervisor BAMBANG SUGENG and BENNY SETIA NUGRAHA This study aims to get an overview of the Impact of the Mobile Legend Online Game on Students at SDN 113 Banjarsari Bandung which includes aspects of Learning Level and Emotional Level This research uses a quantitative research design with descriptive methods. Respondents of this study amounted to 30 respondents. Data collection techniques used are questionnaires, observation and documentation studies. Determination in giving a score seen from the results of respondents' answers to the aspects studied. The results showed that the Learning Level aspect showed a score of 965 in the moderate category. Judging from how students manage study hours properly and correctly. The Emotional Level aspect shows a score of 1507 in the good category. Judging from how students control their emotions when playing games. The needs needed by students are the provision of motivational support from the homeroom teacher and parental supervision of students who play online games. The program proposed in response to these problems is "How to limit cellphone use by doing study activities". The implementation of this program is expected to be able to overcome the Impact of the Mobile Legend Online Game on students. Keyword: Impact, Online Games ABSTRAK FEBRIANA SOARES, 19.04.262. Dampak Game Online Mobile Legend Terhadap Siswa di SDN 113 Banjarsari Bandung. Dosen pembimbing BAMBANG SUGENG dan BENNY SETIA NUGRAHA Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang Dampak Game Online Mobile Legend Terhadap Siswa di SDN 113 Banjarsari Bandung yang mencakup aspek Tingkat Belajar dan Tingkat Emosi Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Responden penelitian ini berjumlah 30 responden. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah angket, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan dalam pemberian skor dilihat dari hasil jawaban responden terhadap aspek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek Tingkat Belajar menunjukkan skor 965 dengan kategori sedang. Dilihat dari bagaimana siswa mengatur jam belajar dengan baik dan benar. Aspek Tingkat Emosi menunjukkan skor 1507 dengan kategori baik Dilihat dari bagaimana cara siswa mengontrol emosi saat bermain Game. Kebutuhan yang dibutuhkan Siswa adalah pemberian dukungan motivasi dari guru wali kelas dan pengawasan orang tua terhadap siswa yang bermain Game Online. Program yang diusulkan dalam menanggapi permasalahan tersebut adalah “Cara Membatasi Penggunaan Handphone dengan Melakukan Kegiatan Bermain”. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mengatasi Dampak Game Online Mobile Legend Terhadap siswa. Kata Kunci: Dampak, Game OnlineItem Evaluasi Program Komunitas Rumah Pelangi dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Jalanan di Terminal Leuwipanjang Kota Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-19) MALIKA ARYANA HERAWATI, 19.02.008.; Yuti Sri Ismudiyati; Silvia Fatmah NurusshobahABSTRAK MALIKA ARYANA HERAWATI, 19.02.008. Evaluasi Program Komunitas Rumah Pelangi dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Jalanan di Terminal Leuwipanjang Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil evaluasi program komunitas Rumah Pelangi dalam meningkatkan pendidikan anak jalanan di Terminal Leuwipanjang dengan model CIPP (context, input, process, produk) yang dikembangkan oleh Stufflebeam pada tahun 1967. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian melalui metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus, orangtua, dan juga anak binaan komunitas Rumah Pelangi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Evaluasi konteks, analisa kebutuhan untuk terpenuhi perihal mengumpulkan dan menganalisa untuk memenuhi kebutuhan anak dalam hal wawasan dan menjadi bekal untuk menghadapi kehidupan di jalanan. 2) Evaluasi masukan, kemampuan komunitas dalam menyediakan dan merencanakan sumber belajar cukup baik. 3) Evaluasi proses, pelaksanaan program masih perlu memperbaiki manajemen organisasi agar para pengurus dapat melakukan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya secara baik. 4) Evaluasi produk, program meningkatkan pendidikan anak jalanan dapat tetap dilanjutkan, tentunya perlu adanya perhatian lebih bagi pengurus dan relawan komunitas Rumah Pelangi dalam peningkatann program dengan melakukan perencanaaan yang lebih terstruktur dan pembinaan relawan sebagai pendidik. Di sisi lain legalitas dari komunitas dapat diperjuangkan agar menunjang kebutuhan-kebutuhan eksternal komunitas. Kata Kunci: Evaluasi Program, Komunitas Rumah Pelangi, Anak Jalanan ABSTRACT MALIKA ARYANA HERAWATI, 19.02.008. Evaluation of Rumah Pelangi Community Program in Improving Street Children's Education at Leuwipanjang Terminal Bandung City. Supervisor: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah. This study aims to determine the results of the evaluation of the Rumah Pelangi community program in improving the education of street children at Leuwipanjang Terminal with the CIPP (context, input, process, product) model developed by Stufflebeam in 1967. This research uses a qualitative approach and descriptive method. Data collection techniques in the study through interviews, observations, and documentation studies. The subjects in this research are the administrators, parents, and also children assisted by the Rumah Pelangi community. The results showed that: 1) Context evaluation, analysis of needs to be met in terms of collecting and analyzing to meet the needs of children in terms of insight and become provisions to face life on the streets. 2) Input evaluation, the community's ability to provide and plan learning resources is quite good. 3) Process evaluation, the implementation of the program still needs to improve organizational management so that the administrators can perform their roles in accordance with their main duties and functions properly. 4) Product evaluation. The program to improve street children's education can be continued, of course, the administration and volunteers of the Rumah Pelangi community need to pay more attention to strengthening the program by carrying out more structured planning and supporting volunteers as educators. On the other hand, it is possible to fight for the community's legality in order to meet its external demands. Keywords: Program Evaluation, Rumah Pelangi Community, Street ChildrenItem Grieving pada Lanjut Usia Terlantar di UPTD Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-01-02) RIZKY PUTRA PRATAMA 1902017; DAYNE TRIKORA; ENUNG HURIPAHABSTRACK RIZKY PUTRA PRATAMA: Grieving pada Lanjut Usia Terlantar di UPTD Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung, Dosen Pembimbing: DAYNE TRIKORA dan ENUNG HURIPAH Grieving merupakan reaksi yang terjadi karena kehilangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai grieving yang dialami oleh lanjut usia terlantar di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan aspek lima tahapan grieving yang dikemukakan oleh Kubler Ross, yaitu: denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dengan kriteria adalah dua lanjut usia terlantar yang memperoleh pelayanan di UPTD rumah singgah Dinas Sosial Kota Bandung dan dua pekerja sosial pendamping dari lanjut usia terlantar tersebut. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah adalah perpanjangan pengamatan, peningkatkan ketekunan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan lanjut usia terlantar yang mengalami grieving sudah dapat mencapai tahap acceptance atau penerimaan pada grieving yang dialaminya. Namun, hasil penelitian juga menunjukan bahwa grieving yang dialami oleh informan belum selesai sepenuhnya dan memunculkan permasalahan pada kehidupannya saat ini. Permasalahan yang dialami oleh lanjut usia terlantar akibat grieving, yaitu: ketidakmampuan meregulasi terhadap emosi dan pikiran yang mengganggu, penurunan pada kualitas relasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar, serta kembalinya lanjut usia terlantar ke tahapan grieving sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program optimalisasi kegiatan bimbingan fisik, mental, spiritual dan sosial bagi lanjut usia terlantar di UPTD rumah singgah Dinas Sosial Kota Bandung. Kata Kunci: Grieving, Lanjut Usia Terlantar, Dinas Sosial Kota BandungItem Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-29) LULU LATIFAH 1902028.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELAABSTRAK LULU LATIFAH: Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing: AAM MUHARAM dan ELLA NURLELA. Keharmonisan keluarga mengacu kepada enam aspek yaitu kehidupan beragama, kepemilikan waktu bersama, komunikasi, saling menghargai, keeratan dan kekuatan hubungan, serta kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga. Kenakalan remaja dapat dilihat dalam dua jenis yaitu kenakalan moral & sosial, serta melanggar hukum. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu, serta mendapatkan gambaran nilai dari keenam aspek keharmonisan keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu, dengan teknik penggambilan sampel simpe random sampling menggunakan rumus Yamane. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga “Terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu” dengan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho sebesar 0,371 dengan nilai signifikansi 0,000. “Tidak terdapat hubungan antara aspek kehidupan beragama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,171 dengan nilai signifikansi 0,115>0,05.“Terdapat hubungan antara aspek kepemilikan waktu bersama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,391 dan signifikansi 0,000<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek komunikasi dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,314 dan signifikansi 0,003<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek saling menghargai dalam keluarga dengan kenakalan remaja”, dengan nilai koefisien korelasi 0,252 dan signifikansi 0,019<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek keeratan dan kekuatan hubungan dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,343 dan signifikansi 0,001<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,294 dan signifikansi 0,006<0,05. Program yang diusulkan yaitu “Pengembangan Kapasitas Bagi Kelompok Keluarga Sebagai Upaya Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja”. Kata Kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja, SMP Karya Pembangunan Margahayu ABSTRACT LULU LATIFAH: The Relationship Between Family Harmony and Juvenile Delinquency at SMP Karya Pembangunan Margahayu, Bandung Regency. Supervisors: AAM MUHARAM and ELLA NURLELA. Family harmony refers to six aspects, namely religious life, ownership of time together, communication, mutual respect, closeness and strength of relationships, and the ability to overcome crises or conflicts in the family. Adolescent delinquency can be seen in two types, namely moral & social delinquency, and breaking the law. This study aims to find the relationship between family harmony and juvenile delinquency at Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, as well as to get an overview of the value of the six aspects of family harmony. This research uses a quantitative approach with descriptive correlation method. The data sources used are primary and secondary data. The population in this study were 8th grade students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, with a sampling technique of simpe random sampling using the Yamane formula. Data collection techniques in the form of questionnaires and documentation studies. The results showed that Ho was rejected, so "There is a significant relationship between family harmony and juvenile delinquency in class VIII students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School" with a Spearman's rho correlation coefficient value of 0.371 and a significance of 0.000. "There is no relationship between the aspect of religious life in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.171 with a significance value of 0.115>0.05. "There is a relationship between the aspect of having time together in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.391 and a significance of 0.000 <0.05. "There is a relationship between the aspect of communication in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.314 and a significance of 0.003 <0.05. "There is a relationship between the aspect of mutual respect in the family and juvenile delinquency", with a correlation coefficient of 0.252 and a significance of 0.019 <0.05. "There is a relationship between the aspects of the closeness and strength of relationships in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.343 and a significance of 0.001 <0.05. "There is a relationship between the ability to overcome crisis or conflict in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.294 and a significance of 0.006 <0.05. The proposed program is "Capacity Building for Family Groups as an Effort in Preventing Juvenile Delinquency". Keywords: Family Harmony, Juvenile Delinquency, SMP Karya Pembangunan MargahayuItem Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial Pada Gay di Kota Magelang. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-01-02) DEWI SHOFIYAH. 1902029.; Tukino; Uke Hani RasalwatiDEWI SHOFIYAH. 1902029. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial Pada Gay di Kota Magelang. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Pembimbing: Tukino dan Uke Hani Rasalwati Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada gay di Kota Magelang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik responden serta mengidentifikasi hubungan antara diri terhadap identitas, perilaku, penilai atau penerimaan, fisik, moral etik, pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial dengan interaksi sosial individu gay. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik sampling sensus, di mana jumlah total responden sebanyak 39 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan studi dokumentasi. Validitas data diuji menggunakan metode face validity, sementara reliabilitas data diukur menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada gay di Kota Magelang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penilaian diri terhadap identitas, perilaku, penilai atau penerimaan, fisik, moral etik, pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial dengan interaksi sosial individu gay. Hasil-hasil tersebut diperoleh dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, serta melihat signifikansi (Sig.) yang diperoleh dari uji-tailed. Dalam hasil penelitian ini, ditemukan bahwa hubungan yang paling lemah terjadi antara diri fisik dan diri sosial dengan interaksi sosial. Oleh karena itu, disarankan adanya program inklusi peningkatan diri dan perubahan positif gay di kota Magelang. Program tersebut berupa kegiatan konseling individu dan pembentukan kelompok perubahan perilaku sehigga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif yang mendukung perubahan positif inividu gay. Kata kunci: konsep diri, interaksi sosial, gay DEWI SHOFIYAH. 1902029. Correlation Between Self-Concept and Social Interaction among Gay in Magelang City. 2023. Bandung Social Welfare Polytechnic. Advisors: Tukino and Uke Hani Rasalwati. This study aims to prove the correlation between self-concept and social interaction in gay people in Magelang City. The purpose of this study is to analyze the characteristics of respondents and identify the relationship between self to identity, behavior, appraisal or acceptance, physical, moral ethics, personal, family, and social environment with social interactions of gay individuals. The research method used is quantitative method using census sampling technique, where the total number of respondents is 39 people. Data collection was carried out through filling out questionnaires and documentation studies. Data validity was tested using the face validity method, while data reliability was measured using Cronbach's Alpha. The results of this study indicate that there is a significant relationship between self-concept and social interaction among gay men in Magelang City. The correlation test results show that there is a positive relationship between self-assessment of identity, behavior, appraisal or acceptance, physical, ethical moral, personal, family, and social environment with social interaction of gay individuals. These results were obtained by comparing the calculated r value with the r table value, as well as looking at the significance (Sig.) obtained from the tailed test. In the results of this study, it was found that the weakest relationship occurred between the physical self and social self with social interaction. Therefore, an inclusion program for self-improvement and positive change of gay men in Magelang city is recommended. The program is in the form of individual counseling activities and the formation of behavior change groups so as to create an inclusive environment that supports positive changes in gay individuals. Key words: self-concept, social interaction, gayItem Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Berbasis Residensial Bagi Penyandang Disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) AKMAL ROSADI SUHELI, 19.02.053; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELIN HERLINAABSTRAK AKMAL ROSADI SUHELI, 19.02.053. Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Berbasis Residensial Bagi Penyandang Disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Pembimbing RINI HARTINI RINDA ANDAYANI, M.Pd, Ph.D dan ELIN HERLINA, M.Ps.Sp. Program ATENSI merupakan program rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan mengembangkan keberfungsian sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi aspek-aspek program ATENSI dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) karakteristik penyandang disabilitas; 2) proses pelaksanaan dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak; 3) proses pelaksanaan perawatan sosial; 4) proses pelaksanaan dukungan keluarga; 5) proses pelaksanaan terapi; 6) proses pelaksanaan keterampilan vokasional; 7) proses pelaksanaan bantuan sosial dan asistensi sosial; 8) proses pelaksanaan dukungan aksesibilitas; 9) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ATENSI berbasis residensial bagi penyandang disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data 1) wawancara mendalam; 2) studi dokumentasi; dan 3) observasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan enam orang informan yang terdiri dari pegawai dan penyandang disabilitas. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program ATENSI berbasis residensial bagi penyandang disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung dilaksanakan sesuai dengan Permensos No. 7 Tahun 2022 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial. Proses implementasi menggunakan pendekatan manajemen kasus, yang dimulai dari tahap identifikasi masalah hingga monitoring dan evaluasi. Temuan penelitian bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak merata dalam penanganan dan pelayanan ragam disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Keadaan tersebut berdampak pada tidak maksimalnya pelaksanaan ATENSI berbasis residensial untuk memberikan pelayanan rehabilitasi yang optimal bagi seluruh ragam disabilitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diusulkan program yaitu “Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai dalam penanganan ragam penyandang disabilitas di Sentra Wyata guna Bandung”. Kata Kunci: Implementasi, ATENSI Berbasis Residensial, Penyandang Disabilitas ABSTRACK Akmal Rosadi Suheli, 19.02.053. Implementation of Residential-Based Social Rehabilitation Assistance Program (ATENSI) for Persons with Disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. Advisors RINI HARTINI RINDA ANDAYANI, M.Pd, Ph.D and ELIN HERLINA, M.Ps.Sp. ATENSI program is a social rehabilitation program to restore and develop social functioning. This study aims to examine the implementation of aspects of the ATENSI program by examining more deeply the 1) characteristics of persons with disabilities; 2) the process of implementing support for meeting the needs of a decent life; 3) the process of implementing social care; 4) the process of implementing family support; 5) the process of implementing therapy; 6) the process of implementing vocational skills; 7) the process of implementing social assistance and social assistance; 8) the process of implementing accessibility support; 9) supporting and inhibiting factors for the implementation of residential- based ATENSI for persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna in Bandung. This study uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques 1) in-depth interviews; 2) documentation studies; and 3) observation. The data sources used are primary and secondary data sources with six informants consisting of employees and persons with disabilities. The research data were then analyzed using qualitative data analysis techniques. The results of the study show that the implementation of the residential-based ATENSI program for persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna Bandung is carried out in accordance with Permensos No. 7 of 2022 concerning Social Rehabilitation Assistance. The implementation process uses a case management approach, which starts from the problem identification stage to monitoring and evaluation. The research findings are that the competence of Human Resources (HR) is not evenly distributed in the handling and service of various disabilities at the Sentra Wyata Guna in Bandung. This situation has an impact on the implementation of residential-based ATENSI that is not optimal to provide optimal rehabilitation services for all types of disabilities. In this regard, a program is proposed, namely "Increasing the competency of human resources (HR) of employees in handling various types of persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna Bandung". Keywords: Implementation, Residential-Based ATENSI, Persons with DisabilitiesItem Implementasi Program Layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Melalui Respon Kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung(Perpustakaan, 2023-08-10) SALSA LAURENSA, 19.02.039; MEITI SUBARDHINI; SULISTYARY ARDIYANTIKAABSTRAK SALSA LAURENSA, 19.02.039. Implementasi Program Layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Melalui Respon Kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung. Dosen Pembimbing: MEITI SUBARDHINI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA Perubahan paradigma layanan yang saat ini beralih menjadi multifungsi layanan telah membawa tantangan tersendiri bagi pelaksanaan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Tak hanya itu, layanan melalui respon kasus rupanya juga mengalami penyesuaian dalam merespon ragam masalah sosial yang membutuhkan penanganan segera dan mendesak untuk dilayani.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: 1) proses pelaksanaan; 2) jenis program layanan; 3) faktor pendukung; dan 4) faktor penghambat program layanan ATENSI melalui respon kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupawawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi.Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program layanan ATENSI melalui respon kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung telah merujuk pada tahapan-tahapan pekerjaan sosial dan model manajemen kasus mulai dari penerimaan laporan, koordinasi, kontak awal dan identifikasi masalah, asesmen, perencanaan layanan, pemberian layanan, monitoring dan evaluasi, hingga terminasi. Namun demikian, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi untuk mempersiapkan SDM dalam merespon ragam masalah sosial melalui respon kasus dinilai belum sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pekerja sosial sebagai pelaksana respon kasus belum memiliki keterampilan dalam merespon ragam masalah sosial. Hal tersebut berdampak pada ketidakseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kapasitas yang dimiliki oleh pekerja sosial dalam merespon ragam masalah sosial. Kompleksnya permasalahan pada klaster anak diiringi dengan tingginya kasus yang ditangani melalui respon kasus menuntut pekerja sosial harus memiliki kemampuan secara khusus dalam menangani dan memberikan pertolongan pada klaster anak. Maka dari itu diusulkan program “Plesiran: Pelatihan Maksimalkan Peran” yang merupakan rangkaian kegiatan pelatihan manajemen kasus bagi pekerja sosial di Sentra “Wyata Guna” bandung dalam memberikan layanan melalui respon kasus pada klaster anak. Kata Kunci: Implementasi, Layanan ATENSI, Respon Kasus ABSTRACT SALSA LAURENSA, 19.02.039.Implementation of the Social Rehabilitation Assistance Service Program (ATENSI) Through Case Response at Sentra “Wyata Guna” Bandung. Supervisor: MEITI SUBARDHINI and SULISTYARY ARDIYANTIKA The change in service paradigm which is currently turning into multifunctional services has brought its own challenges to the implementation of the Social Rehabilitation Assistance (ATENSI) program. Not only that, services through case response seem to have also experienced adjustments in responding to a variety of social problems that require immediate and urgent handling to be served. This study aims to examine: 1) the implementation process; 2) type of service program; 3) supporting factors; and 4) inhibiting factors for the ATENSI service program through case responses at Sentra “Wyata Guna” Bandung. In this study used a descriptive qualitative approach with data collection techniques in the form of in-depth interviews, documentation studies, and observation. The research data were then analyzed using qualitative data analysis techniques. The results showed that the implementation of the ATENSI service program through case response at Sentra “Wyata Guna” Bandung has referred to the stages of social work and case management models starting from receiving reports, coordination, initial contact and problem identification, assessment, service planning, service delivery, monitoring and evaluation, to termination. However, the research findings indicate that the strategy to prepare human resources to respond to various social problems through case responses is considered not to be in accordance with service needs. Social workers as executors of case response do not yet have the skills to respond to various social problems. This has an impact on the imbalance between service needs and the capacity possessed by social workers in responding to various social problems. The complexity of the problems in the child cluster, coupled with the high number of cases handled through a case response, requires social workers to have special skills in handling and providing assistance to the child cluster. Therefore, the “Plesiran: Training Maximizes Role” program is proposed which is a series of case management training activities for social workers at Sentra “Wyata Guna” Bandung in providing services through case response to child clusters. Keywords: Implementation, Social Rehabilitation Assistance Service Program (ATENSI), Case ResponseItem Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-03-07) PRIMADITA PUTRI, 19.02.055.; MEITI SUBARDHINI; SULISTYARY ARDIYANTIKAABSTRAK PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut. MEITI SUBARDHINI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang implementasi strategi kampanye program STOP KABUR dalam rangka mencegah pernikahan dini di Kabupaten Garut. Penelitian ini melibatkan tiga aspek, yaitu kesadaran (awareness), sikap (attitude), dan perilaku (action). Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tiga pegawai dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak yang telah terlibat dalam kegiatan STOP KABUR. Selain itu, juga digunakan juga sumber data sekunder yang terdiri dari dua orang anak yang pernah mengikuti Kampanye STOP KABUR. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, dilakukan uji kredibilitas (credibility), uji keteralihan (transferability), uji kebergantungan (dependability), serta uji kepastian (conformability). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang digunakan saat ini belum efektif. Pencapaian dalam tiga aspek yang menjadi fokus masih belum optimal. Hal ini menunjukkan perlunya adanya kampanye yang lebih komprehensif dan pengemasan materi yang lebih kreatif dan inovatif dengan tujuan agar pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesadaran, sikap, dan perilaku target kampanye. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merekomendasikan program "Sistem Informasi Masyarakat Peduli Pernikahan Dini (SIMPAN)" sebagai alternatif strategi kampanye. Program ini diusulkan agar dapat mencapai audiens yang lebih luas dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang pernikahan dini. Kata kunci: Kampanye, Pernikahan Dini, STOP KABUR ABSTRACT PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementation of STOP KABUR Program Campaign Strategy to Prevent Early Marriage in Garut Regency. MEITI SUBARDHINI and SULISTYARY ARDIYANTIKA. This study aims to empirically understand the implementation of campaign strategy STOP KABUR program in preventing early marriage in Garut Regency. The study focuses on three aspects: awareness, attitude, and action. A descriptive qualitative research method was employed. The primary data sources consisted of three employees from the Department of Population Control, Family Planning, Women Empowerment, and Child Protection who were involved in the STOP KABUR activities. Additionally, secondary data sources included two children who had participated in the STOP KABUR Campaign. Data collection methods included in-depth interviews, observation, and document analysis. To ensure data validity, credibility, transferability, dependability, and conformability tests were conducted. The results showed that the campaign strategy used today has not been effective. Achievements in the three aspects that are the focus are still not optimal. This shows the need for a more comprehensive campaign and more creative and innovative material packaging with the aim that the messages conveyed in the campaign can have a significant impact on the awareness, attitudes, and behavior of campaign targets. Based on these findings, researchers recommend the "Community Information System Concerned with Early Marriage (SIMPAN)" program as an alternative campaign strategy. This program is proposed in order to reach a wider audience and provide a deeper understanding to the community about early marriage. Keywords: Campaign, Early Marriage, STOP KABURItem Interaksi Sosial Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar.(perpustakaan, 2024-01-08) NUR ANNISA, 19.02.047.; Yuti Sri Ismudiyati; Silvia Fatmah NurusshobahABSTRAK NUR ANNISA, 19.02.047. Interaksi Sosial Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar. Dosen Pembimbing: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah Interaksi sosial adalah hubungan sosial bersifat dinamis yang berfungsi menjalin berbagai relasi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, serta menjadi syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang interaksi sosial ADK di UPT SPF SD Negeri Aroeppala yang mencakup beberapa aspek interaksi sosial yaitu aspek kontak sosial, aspek aktivitas bersama, aspek frekuensi hubungan, dan hambatan yang dirasakan ADK dalam berinteraksi, serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam berinteraksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial ADK di UPT SPF SD Negeri Aroeppala tidak berjalan dengan baik. Hubungan siswa ADK dengan siswa lain masih kurang baik karena siswa ADK belum diterima sepenuhnya oleh siswa lain dan kedekatan siswa ADK dengan beberapa guru masih kurang dekat karena jarang berinteraksi. Beberapa siswa umum takut berinteraksi dengan siswa ADK dan beberapa siswa umum juga sering mengejek siswa ADK. Terkait dengan permasalahan tersebut belum ada upaya dari pihak sekolah untuk menangani masalah ini, oleh karena itu peneliti mengusulkan program Peningkatan Kapasitas Tentang Pola Interaksi Anak Dengan Kedisabilitasan di Lingkungan Sekolah. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Anak Dengan Kedisabilitasan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar. ABSTRACT NUR ANNISA, 19.02.047. Social Interaction of Children with Disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit Aroeppala Public Elementary School, Makassar. Supervisors: Yuti Sri Ismudiyati and Silvia Fatmah Nurusshobah Social interaction is a dynamic social relationship that functions to establish various social relations between individuals with individuals, individuals with groups, and groups with groups, and is the main condition for social activities. The purpose of this study was to find out more deeply about the social interaction of children with disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit of Aroeppala State Elementary School which includes aspects of social interaction , namely aspects of social contact, aspects of joint activities, aspects of relationship frequency, obstacles felt by ADK in interacting , and efforts that has been done. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. Data collection was conducted through in-depth interview techniques, non-participatory observation, and documentation studies. The results showed that the social interaction of children with disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit of Aroeppala State Elementary School did not run well. The relationship between ADK students and other students is still not good because children with disabilities have not been fully accepted by other students and the closeness of child students to Disability with some teachers is still not close because they rarely interact. Some general students are afraid to interact with ADK students and some general students also often mock children with disabilities. Related to this problem there has been no effort from the school to deal with this problem, therefore the researcher proposed a program Capacity Building on Interaction Patterns of Children with Disabilities in the School Environment. Keywords: Social Interaction, Children With Disabilities, Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit Aroeppala Public Elementary School Makassar.Item Kecemasan Penerima Manfaat dalam Proses Rehabilitasi Sosial di Sentra Handayani Jakarta. Dosen(Perpustakaan, 2024-03-06) FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038.; Yuti Sri Ismudiyati; Silvia Fatmah Nurusshobah.ABSTRAK FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038. Kecemasan Penerima Manfaat dalam Proses Rehabilitasi Sosial di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Kecemasan merujuk pada perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa sesuatu akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang: 1) karakteristik responden, 2) ciri ciri fisik responden pada saat mengalami kecemasan, 3) perilaku yang ditunjukkan responden pada saat mengalami kecemasan, 4) cara berpikir responden pada saat mengalami kecemasan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan teknik penarikan sampel sensus sehingga terdapat 44 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan observasi non partisipatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah disesuaikan dengan karakterisik responden. Instrumen penelitian telah di uji yang menunjukkan hasil valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima manfaat paling banyak berada pada tingkat kecemasan sedang sampai dengan berat yaitu sebanyak 40 orang (90,9%). Pada ketiga aspek yang dikaji, menunjukan hasil yang sama dimana paling banyak penerima manfaat berada pada kategori sedang dan berat. Peneliti mengusulkan program untuk mengurangi kecemasan penerima manfaat dalam proses rehabilitasi sosial melalui konseling kelompok dan permainan kelompok dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan penerima manfaat, mengurangi gejala kecemasan yang dirasakan penerima manfaat, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Kata Kunci: Kecemasan, Penerima Manfaat, Rehabilitasi Sosial ABSTRACT FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038. Beneficiaries Anxiety in the Social Rehabilitation Process in Jakarta Handayani Sentra. Supervisor: Yuti Sri Ismudiyati and Silvia Fatmah Nurusshobah. Anxiety refers to feelings of apprehension and worry that something will happen. This study aims to obtain an empirical description of: 1) the characteristics of the respondent, 2) the physical characteristics of the respondent when experiencing anxiety, 3) the behavior shown by the respondent when experiencing anxiety, 4) the way the respondent thinks when experiencing anxiety. This research was conducted using a quantitative approach with a descriptive method with a census sampling technique so that there were 44 respondents. Data collection techniques used are questionnaires and non-participatory observation. The research instrument used isHamilton Anxiety Rating Scale (HARS) which has been adjusted to the characteristics of the respondents. The research instrument has been tested which shows valid and reliable results. The results showed that most of the beneficiaries were at moderate to severe levels of anxiety, namely 40 people (90.9%). The three aspects studied showed the same results where most of the beneficiaries were in the moderate and severe categories. The researcher proposes a program to reduce beneficiary anxiety in the process of social rehabilitation through group counseling and group games with the aim of reducing beneficiary anxiety, reducing beneficiary symptoms of anxiety, and increasing problem solving skills. Keywords: Anxiety, Beneficiaries, Social RehabilitationItem Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-01-02) REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044,; Dayne Trikora W; Enung HuripahABSTRAK REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044, Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung. Dosen pembimbing oleh Dayne Trikora W dan Enung Huripah. Penelitian mengenai Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung. Dilatar belakangi karena di kelurahan pasirkaliki terdapat satu lokasi yang sebagian besar dihuni oleh para penyandang disabilitas sensorik netra. Para penyandang disabilitas sensorik netra tetap tinggal di lingkup antar sesama penyandang disabilitas sensorik netra lainnya, artinya para penyandang disabilitas sensorik netra tidak mau berbaur, berinteraksi, bersosialisasi dengan masyarakat umum. Selain itu masih banyak dari para penyandang disabilitas sensorik netra yang sudah selesai mendapatkan layanan rehabilitasi sosial masih bekerja disana dan tidak mau mandiri. Berdasarkan hal dan fenomena yang telah dijabarkan di atas, peneliti memiliki ketertarikan untuk menggali lebih dalam terkait kemandirian penyandang disabilitas sensorik netra yang telah selesai menerima layanan rehabilitasi sosial Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek sosial, ekonomi, intelektual, dan emosi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aspek sosial belum mandiri dikarenakan sebagian besar interaksi yang dilakukan hanya kepada sesama penyandang disabilitas sensorik netra saja, selain itu tidak pernah tergabung kedalam organisasi-organisasi sosial. Aspek yang kedua yang belum mandiri yaitu intelektual, dimana dalam mengakses teknologi yang sudah aksesibel terhadap penyandang disabilitas sensorik netra belum mandiri. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna, belum sepenuhnya mandiri. Rekomendasi program untuk mengatasi permasalahan ini adalah “Peningkatan Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna” Kata Kunci: Kemandirian, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra ABSTRACT REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044, Independence for People with Blind Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center in Pasirkaliki Village, Bandung City Supervisors by Dayne Trikora W. and Enung Huripah Research on the Independence of People with Visual Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center in Pasirkaliki Village, Bandung City The background is that in the Pasirkaliki sub-district, there is one location that is mostly inhabited by people with sensory-blind disabilities. Sensory-blind persons with disabilities still live in the circle of other sensory-blind persons with disabilities, meaning that those with sensory-blind disabilities do not want to mingle, interact, or socialize with the general public. Apart from that, there are still many people with visual and sensory disabilities who have finished receiving social rehabilitation services, are still working there, and do not want to be independent. Based on the things and phenomena described above, the researcher has an interest in digging deeper into the independence of people with visual and sensory disabilities who have finished receiving social rehabilitation services. The purpose of this study was to obtain an empirical description of the independence of people with Visual and sensory disabilities after Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center. The approach used in this research is qualitative with a descriptive method. The data collection techniques used were in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies. The aspects examined in this study are social, economic, intellectual, and emotional. The results of this study indicate that, in the social aspect, they are not yet independent because most of their interactions are carried out only with fellow persons with visual and sensory disabilities, and besides that, they have never joined social organizations. The second aspect that is not yet independent is intellectual, where accessing technology that is already accessible to persons with visual and sensory disabilities is not yet independent. Based on these results, It can be concluded that the independence of Persons with Visual and sensory disabilities after Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center is not completely independent. The program recommendation to overcome this problem is "Increasing the Independence of Persons with Visual Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center." Keywords: Independence, Blind Sensory DisabilitiesItem Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang.(Perpustakaan, 2023-12-22) RENNO PRABUGANDHA, 1902037.; Yuti Sri Ismudiati; Silvia Fatmah NurusshobahABSTRAK RENNO PRABUGANDHA, 1902037. Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang. Doses Pembimbing: Yuti Sri Ismudiati Dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Kesiapan merujuk pada keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) karakteristik informan, 2) kondisi fisik,mental, dan emosional, 3) kebutuhan, motif, dan tujuan, 4) keterampilan dan pengetahuan, tekait kesiapan keluarga ABH pada tahap reintegrasi sosial di Sentra Antasena Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ditentukan dengan penentuan sumber data purposive sample. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara medalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan uji kredibilitas data, transferabilitas, konfirmabilitas, dan dependabilitas. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapan keluarga ABH masih terdapat permasalah yaitu masih ada stigma dari masyarakat, belum terpenuhinya kebutuhan dasar bagi ABH, kurangnya keterampilan yang dimiliki terkait dengan pola pengasuhan, dan pengetahuan reintegrasi sosial yang kurang dipahami oleh keluarga ABH. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi keluarga ABH tersebut diperlukan adanya upaya untuk membantu penyelesaian masalah. Program kegiatan yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Keterampilan Sosial bagi Keluarga ABH”. Kata kunci: Kesiapan, Keluarga, ABH, Reintegrasi sosialItem Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh Tukino dan Uke Hani Rasalwati(Perpustakaan, 2023-12-29) AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040.; Tukino; Uke Hani RasalwatiABSTRAK AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040. Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh Tukino dan Uke Hani Rasalwati Penelitian ini mengkaji mengenai Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) kesiapan fisik, mental, dan emosional responden, 3) kesiapan kebutuhan motif dan tujuan responden, 4) kesiapan keterampilan dan pengetahuan responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket (kuesioner) dan studi dokumen. Penentuan responden dengan menggunakan simple random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah remaja penerima layanan PUSPAGA Kabupaten Wonosobo dengan jumlah 55 responden. Hasil penelitian menunjukkan kesiapan remaja dalam menghadapi pernikahan dini di Pusat Pemebelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo berada pada tingkatan sedang, hal tersebut ditunjukkan oleh skor dari 3 (tiga) aspek yaitu kesiapan fisik, mental dan emosional, kesiapan kebutuhan, motif dan tujuan, serta kesiapan keterampilan dan pengetahuan masuk pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengenai tugas perkembangan dan perencanaan masa depan pada remaja. Oleh karena itu diidentifikasi kebutuhan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai tugas perkembangan dan perencanaan masa depan pada remaja. Berdasarkan kebutuhan tersebut, peneliti mengusulkan program yang bernama "Generasi Remaja Beraksi Menata Masa Depan (Gerak Mapan)" untuk membantu remaja dalam menentukan perencanaan masa depan selain menikah. Kata Kunci: Kesiapan, Pernikahan Dini, Pusat Pembelajaran Keluarga ABSTRACT AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040. Adolescent Readiness in Facing Early Marriage at the Family Learning Center (PUSPAGA) Wonosobo Regency. Supervised by Tukino and Uke Hani Rasalwati. This study examines the Readiness of Adolescents in Facing Early Marriage at the Family Learning Center (PUSPAGA) of Wonosobo Regency. This study aims to obtain an empirical picture of: 1) respondents' characteristics, 2) respondents' physical, mental, and emotional readiness, 3) respondents' motive and goal needs, 4) respondents' skills and knowledge readiness. The method used in this research is quantitative method with descriptive approach. The data collection techniques used are questionnaires and document studies. Determination of respondents using simple random sampling. Respondents in this study were adolescents receiving PUSPAGA services in Wonosobo Regency with a total of 55 respondents. The results showed that the readiness of adolescents in facing early marriage at the Wonosobo Regency Family Learning Center (PUSPAGA) was at a moderate level, this was indicated by scores from 3 (three) aspects, namely physical, mental and emotional readiness, readiness of needs, motives and goals, and readiness of skills and knowledge in the moderate category. Based on the results of the study, the problem was found to be the lack of knowledge and skills regarding developmental tasks and future planning in adolescents. Therefore, a need was identified to overcome the problem, namely by increasing knowledge and skills regarding developmental tasks and future planning in adolescents. Based on these needs, the researcher proposed a program called "Generasi Remaja Beraksi Menata Masa Depan (Gerak Mapan)" to help adolescents in determining future planning other than marriage. Keywords: Readiness, Early Marriage, Family Learning CenterItem Keterbukaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Upaya Rehabilitasi Sosial di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang(Perpustakaan, 2023-12-21) AHMAD FHANI; TUKINO; UKE HANI RASALWATIABSTRAK AHMAD FHANI: Keterbukaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Upaya Rehabilitasi Sosial di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang, Dosen Pembimbing: TUKINO dan UKE HANI RASALWATI Ketidakterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL Bumi Kaheman masih ditemukan dalam upaya rehabilitasi sosial yang menjadi salah satu penyebab kekambuhan pada korban penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA dalam upaya rehabilitasi sosial di IPWL Bumi Kaheman Soreang. Penelitian ini menggunakan 5 aspek keterbukaan diri diantaranya: 1) Karakteristik Informan, 2) Ukuran/jumlah keterbukaan diri, 3) Valensi dalam keterbukaan diri, 4) Kejujuran dan kecermatan dalam keterbukaan diri, 5) Maksud dan tujuan dalam keterbukaan diri, 6) Keakraban dalam keterbukaan diri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan purposive sampling berjumlah 7 informan yaitu 4 korban penyalahgunaan NAPZA diantaranya 2 korban penyalahgunaan NAPZA rawat jalan dan 2 informan korban penyalahgunaan NAPZA rawat inap, 1 pekerja sosial, 1 konselor adiksi dan 1 perawat. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA rawat jalan dan rawat inap sudah dilakukan dalam upaya rehabilitasi sosial ditinjau dari 5 aspek keterbukaan diri. Namun, hasil penelitian menunjukan permasalahan yang dialami oleh informan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu keterbatasan korban penyalahgunaan NAPZA dalam melakukan keterbukaan diri dari segi frekuensi, durasi hingga sasaran. Permasalahan tersebut menjadi penting karena keseluruhan informan melakukan keterbukaan diri negatif terkait permasalahannya dan membutuhkan solusi/masukan dari orang lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengusulkan program peningkatan keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA melalui kelompok bantu diri (self help group) dan melalui konseling individu. Kata Kunci: Keterbukaan Diri, Rehabilitasi Sosial, Korban Penyalahgunaan NAPZA ABSTRACT AHMAD FHANI: Self-Disclosure Victim of Drug Abuse in Social Rehabilitation at Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang, Supervisor: TUKINO and UKE HANI RASALWATI Self-disclosure of victim of drug abuse in IPWL Bumi Kaheman is still found in social rehabilitation efforts which is one of rhe causes of relapse in victim of drug abuse. This study aims to get an overview of self-disclosure of victims of drug abuse in social rehabilitation at Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang. This study uses 5 aspects self-disclosure including: 1) Characteristics of Informants, 2) Dimension/amount of self -disclosure, 3) Valence in self-disclosure, 4) Honesty and accuracy in self-disclosure, 5) Purpose and objectives in self-disclosure, 6) Intimacy in self-disclosure. The method used in this research is descriptive research method using a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources. Data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. Determination of informants was carried out using purposive sampling, totaling 7 informant that is 4 victims of drug abuse consisting of 2 outpatient drug abuse victim informants and 2 inpatient drug abuse victim informants, 1 social worker, 1 addiction counselor and 1 nurse. Checking the validity of the data used is extending observations, increasing persistence and triangulation. The results of the study show that outpatient and inpatient drug abuse victims' self-disclosure has been carried out in social rehabilitation efforts in terms of 5 aspects of self-disclosure. However, the results of the study indicate that the problem experienced by informants who are victims of drug abuse is the limitations of drug abuse victims in self-disclosure both in terms of frequency, duration and targets. This problem is important because all informants are negative about their problems and need solutions/input from others. Based on the results of this study, the researchers proposed a program to increase the self-disclosure of victims of drug abuse through self-help group and through individual counseling. Keyword: Self-Disclosure, Social Rehabilitation, Victims of Drug AbuseItem Kondisi Psikososial Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Judi Online “Slot” Di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung,(Perpustakaan, 2023-12-22) DWI IHSAN; Moch Zaenal Hakim; Sinta Yulianti SuyonoABSTRAK DWI IHSAN: Kondisi Psikososial Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Judi Online “Slot” Di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung, Dosen pembimbing: Moch Zaenal Hakim dan Sinta Yulianti Suyono Kondisi Psikososial menjadi salah satu dari banyaknya hal yang bisa terpengaruhi Ketika seseorang sudah menjadi pecandu judi online. Teori Psikososial memperhitungkan pola-pola perkembangan individu yang muncul dari proses biopsikososial. Kehidupan manusia sebagaimana pengalaman individu dihasilkan dari interaksi dan modifikasi dari tiga sistem utama, (1) sistem biologis, sistem ini termasuk semua proses penting bagi keberfungsian fisik dari organisme, (2) sistem psikologis, sistem ini termasuk semua proses mental yang berpusat pada kemampuan seseorang untuk mengartikan pengalaman-pengalamannya dan mengambil tindakan, (3) sistem sosial, sistem ini termasuk proses-proses melalui mana suatu pribadi menjadi terintegrasi kedalam cara-cara hidup tertentu dari orang-orang dalam suatu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kondisi Psikososial mahasiswa selaku pemain dan pelaku judi online “slot” ditinjau dari aspek Biologis, Psikologis, dan Sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan Snowball sampling berjumlah 10 Informan diantaranya 7 Mahasiswa pemain sekaligus pelaku judi online “slot” dan 3 informan teman sebaya pelaku. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah adalah triangulasi. Hasil dari penelitian ini ialah didapat bahwa judi online “slot” mempengaruhi kondisi yang signifikan terhadap para pemainnya dalam hal ini mahasiswa, terkait aspek biologis, psikologis, dan sosial yang tidak disadari oleh pemainnya. Sehingga Diusulkan lah Program untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan, yaitu program dengan nama “Peningkatan Kesadaran Diri Mahasiswa di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung akan bahaya dari permainan judi online “slot”. Dalam program ini menggunakan metode Group Work dengan jenis Kelompok Educational Group, dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan konseling individu dan kelompok. Kata Kunci: Kondisi, Psikososial, Judi online “slot”, Mahasiswa
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »