Social Rehabilitation

Undergraduate Theses on Program Study of Social Rehabilitation

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 46
  • Item
    Pola Asuh Pada Keluarga yang Memiliki Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
    (Perpustakaan, 2024-03-08) MUHAMMAD FAHMI MUBARAK, 19.02.048.; Meiti Subardhini; Sulistyary Ardiyantika
    ABSTRAK MUHAMMAD FAHMI MUBARAK, 19.02.048. Pola Asuh Pada Keluarga yang Memiliki Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Dosen Pembimbing: Meiti Subardhini dan Sulistyary Ardiyantika Pola asuh adalah bentuk interaksi atau gambaran sikap maupun perilaku orangtua terhadap anak dengan memberikan perhatian kepada anak dan memberikan pengarahan agar anak mampu mencapai hal-hal yang diinginkan atau mencapai tugas-tugas perkembangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus sampling (sampling jenuh). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pola asuh keluarga pada aspek pengawasan atau kontrol, komunikasi, dan pendisiplinan terhadap anak penyandang disabilitas intelektual di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu. Pola asuh keluarga terhadap anak penyandang disabilitas intelektual cukup baik dalam aspek pengawasan dan kontrol. Namun keluarga mengalami hambatan pada aspek komunikasi dan pendisiplinan. Orang tua kesulitan untuk membangun komunikasi terhadap anak penyandang disabilitas intelektual karena kondisi anak penyandang disabilitas intelektual yang terbata-bata saat berbicara bahkan belum mampu untuk berbicara. Pada aspek pendisiplinan, terdapat dua informan yang tidak melakukan pendisiplinan dengan alasan mereka bingung untuk menerapkan jadwal dan aturan kepada anak penyandang disabilitas intelektual sehingga sering terlihat anak penyandang disabilitas intelektual berperilaku sesuai dengan mood atau keinginannya. Merujuk dari permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program Program peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menerapkan Good Parenting kepada anak penyandang disabilitas intelektual melalui Educational Group (Kelompok Pendidikan). Kata Kunci: Pola Asuh, Keluarga, Anak Penyandang Disabilitas Intelektual ABSTRACT MUHAMMAD FAHMI MUBARAK, 19.02.048. Parenting Pattern for Families with Children with Intellectual Disabilities in Samata Village, Somba Opu District, Gowa Regency. Supervisor: Meiti Subardhini dan Sulistyary Ardiyantika Parenting is a form of interaction or a picture of parental attitudes and behavior towards children by giving attention to children and providing direction so that children are able to achieve the things they want or achieve their developmental tasks. This study used a qualitative approach with in-depth interviews, observation, and documentation studies. The determination of data sources in this study was carried out using a census sampling technique (saturated sampling). The purpose of this study was to determine the form of family parenting in the aspects of supervision or control, communication, and disciplining children with intellectual disabilities in Samata Village, Somba Opu District. Family parenting style for children with intellectual disabilities is quite good in terms of supervision and control. However, the family experienced obstacles in the aspects of communication and discipline. Parents find it difficult to build communication with children with intellectual disabilities because of the condition of children with intellectual disabilities who stammer when speaking and are not even able to speak. In the disciplinary aspect, there were two informants who did not carry out disciplinary action on the grounds that they were confused about applying schedules and rules to children with intellectual disabilities so that it was often seen that children with intellectual disabilities behaved according tomood or his wish. Referring to these problems, the researcher proposes a program to increase family knowledge and skills in implementing it Good Parenting to children with intellectual disabilities through Educational Group. Keywords: Parenting, Family, Children with Intellectual Disabilities
  • Item
    Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut.
    (Perpustakaan, 2024-03-07) PRIMADITA PUTRI, 19.02.055.; MEITI SUBARDHINI; SULISTYARY ARDIYANTIKA
    ABSTRAK PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut. MEITI SUBARDHINI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang implementasi strategi kampanye program STOP KABUR dalam rangka mencegah pernikahan dini di Kabupaten Garut. Penelitian ini melibatkan tiga aspek, yaitu kesadaran (awareness), sikap (attitude), dan perilaku (action). Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tiga pegawai dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak yang telah terlibat dalam kegiatan STOP KABUR. Selain itu, juga digunakan juga sumber data sekunder yang terdiri dari dua orang anak yang pernah mengikuti Kampanye STOP KABUR. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, dilakukan uji kredibilitas (credibility), uji keteralihan (transferability), uji kebergantungan (dependability), serta uji kepastian (conformability). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang digunakan saat ini belum efektif. Pencapaian dalam tiga aspek yang menjadi fokus masih belum optimal. Hal ini menunjukkan perlunya adanya kampanye yang lebih komprehensif dan pengemasan materi yang lebih kreatif dan inovatif dengan tujuan agar pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesadaran, sikap, dan perilaku target kampanye. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merekomendasikan program "Sistem Informasi Masyarakat Peduli Pernikahan Dini (SIMPAN)" sebagai alternatif strategi kampanye. Program ini diusulkan agar dapat mencapai audiens yang lebih luas dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang pernikahan dini. Kata kunci: Kampanye, Pernikahan Dini, STOP KABUR ABSTRACT PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementation of STOP KABUR Program Campaign Strategy to Prevent Early Marriage in Garut Regency. MEITI SUBARDHINI and SULISTYARY ARDIYANTIKA. This study aims to empirically understand the implementation of campaign strategy STOP KABUR program in preventing early marriage in Garut Regency. The study focuses on three aspects: awareness, attitude, and action. A descriptive qualitative research method was employed. The primary data sources consisted of three employees from the Department of Population Control, Family Planning, Women Empowerment, and Child Protection who were involved in the STOP KABUR activities. Additionally, secondary data sources included two children who had participated in the STOP KABUR Campaign. Data collection methods included in-depth interviews, observation, and document analysis. To ensure data validity, credibility, transferability, dependability, and conformability tests were conducted. The results showed that the campaign strategy used today has not been effective. Achievements in the three aspects that are the focus are still not optimal. This shows the need for a more comprehensive campaign and more creative and innovative material packaging with the aim that the messages conveyed in the campaign can have a significant impact on the awareness, attitudes, and behavior of campaign targets. Based on these findings, researchers recommend the "Community Information System Concerned with Early Marriage (SIMPAN)" program as an alternative campaign strategy. This program is proposed in order to reach a wider audience and provide a deeper understanding to the community about early marriage. Keywords: Campaign, Early Marriage, STOP KABUR
  • Item
    Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden.
    (Perpustakaan, 2024-03-06) HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046.; Ella Nurlela; Aam Muharam
    ABSTRAK HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046. Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden. Dosen Pembimbing: Ella Nurlela dan Aam Muharam. Pelatihan vokasional merupakan suatu sistem pelayanan yang tersedia didalam Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) maupun Sentra yang memegang peranan penting dalam peningkatan kapastitas diri individu seperti aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan. Bagi korban penyalahgunaan napza. Disisi lain, pelatihan vokasional menjadi sarana bagi korban penyalahgunaan napza yang berada di dalam LKS maupun Sentra untuk belajar tentang keterampilan sosial dalam bermasyarakat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan teknik purposive sampling. Tujuan dari penlitian ini adalah untuk mengetahui program pelatihan vokasional terhadap aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan korban penyalahgunaan napza yang berada di Sentra Satria Baturraden. Pelatihan vokasional yang dilaksanakan bagi korban penyalahgunaan napza menunjukkan hasil yang cukup baik. Aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan didalam diri korban penyalahgunaan napza terasah dengan baik. Namun, aspek minat dan bakat masih perlu dimaksimalkan kembali, agar korban penyalahgunaan napza dapat pulih dan menjalani kehidupan seperti sediakala. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program guna memaksimalkan minat dan bakat penerima manfaat yaitu Pengembangan Program Keterampilan Aspek Minat dan Bakat Melalui Mitra Pelayanan Sentra Satria Baturraden di Sentra Satria Baturraden dengan tujuan menambah peluang usaha dan bekerja serta memberikan penguatan untuk menahan diri atau absteinence dengan perilaku asertif serta memaksimalkan minat dan bakat. Kata kunci: Program, Korban Penyalahgunaan Napza, Pelatihan Vokasional.   ABSTRACT HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046. Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden. Dosen Pembimbing: Ella Nurlela dan Aam Muharam. Vocational training is a service system available in Social Welfare Institutions (LKS) and Centers that play an important role in increasing individual capabilities such as aspects of independence, interests and talents, and skills. For victims of drug abuse. On the other hand, vocational training is a means for victims of drug abuse who are in LKS and Sentra to learn about social skills in society.This research uses a qualitative approach with interview methods and purposive sampling techniques. The purpose of this research is to find out the vocational training program on aspects of independence, interests and talents, and skills of victims of drug abuse who are in Sentra Satria Baturraden. Vocational training for victims of drug abuse showed good results. The aspects of independence, interests and talents, and skills in victims of drug abuse are well honed. However, the interest and talent aspects still need to be maximized, so that victims of drug abuse can recover and live their lives as before. Therefore, the program in the proposed research to maximize the interests and talents of beneficiaries is Development of Skills Program for Interest and Talent Aspects through Service Partners of Sentra Satria Baturraden with the aim of increasing business and employment opportunities and providing reinforcement for self-restraint or abstinence with assertive behavior and maximizing interests and talents. Keywords: Program, Victims of Drug Abuse, Vocational Training.
  • Item
    Kecemasan Penerima Manfaat dalam Proses Rehabilitasi Sosial di Sentra Handayani Jakarta. Dosen
    (Perpustakaan, 2024-03-06) FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038.; Yuti Sri Ismudiyati; Silvia Fatmah Nurusshobah.
    ABSTRAK FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038. Kecemasan Penerima Manfaat dalam Proses Rehabilitasi Sosial di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Kecemasan merujuk pada perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa sesuatu akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang: 1) karakteristik responden, 2) ciri ciri fisik responden pada saat mengalami kecemasan, 3) perilaku yang ditunjukkan responden pada saat mengalami kecemasan, 4) cara berpikir responden pada saat mengalami kecemasan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan teknik penarikan sampel sensus sehingga terdapat 44 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan observasi non partisipatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang telah disesuaikan dengan karakterisik responden. Instrumen penelitian telah di uji yang menunjukkan hasil valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima manfaat paling banyak berada pada tingkat kecemasan sedang sampai dengan berat yaitu sebanyak 40 orang (90,9%). Pada ketiga aspek yang dikaji, menunjukan hasil yang sama dimana paling banyak penerima manfaat berada pada kategori sedang dan berat. Peneliti mengusulkan program untuk mengurangi kecemasan penerima manfaat dalam proses rehabilitasi sosial melalui konseling kelompok dan permainan kelompok dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan penerima manfaat, mengurangi gejala kecemasan yang dirasakan penerima manfaat, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Kata Kunci: Kecemasan, Penerima Manfaat, Rehabilitasi Sosial ABSTRACT FEGITA PRIANTAMI, 19.02.038. Beneficiaries Anxiety in the Social Rehabilitation Process in Jakarta Handayani Sentra. Supervisor: Yuti Sri Ismudiyati and Silvia Fatmah Nurusshobah. Anxiety refers to feelings of apprehension and worry that something will happen. This study aims to obtain an empirical description of: 1) the characteristics of the respondent, 2) the physical characteristics of the respondent when experiencing anxiety, 3) the behavior shown by the respondent when experiencing anxiety, 4) the way the respondent thinks when experiencing anxiety. This research was conducted using a quantitative approach with a descriptive method with a census sampling technique so that there were 44 respondents. Data collection techniques used are questionnaires and non-participatory observation. The research instrument used isHamilton Anxiety Rating Scale (HARS) which has been adjusted to the characteristics of the respondents. The research instrument has been tested which shows valid and reliable results. The results showed that most of the beneficiaries were at moderate to severe levels of anxiety, namely 40 people (90.9%). The three aspects studied showed the same results where most of the beneficiaries were in the moderate and severe categories. The researcher proposes a program to reduce beneficiary anxiety in the process of social rehabilitation through group counseling and group games with the aim of reducing beneficiary anxiety, reducing beneficiary symptoms of anxiety, and increasing problem solving skills. Keywords: Anxiety, Beneficiaries, Social Rehabilitation
  • Item
    Resiliensi pada Anak yang Kehilangan Orangtua akibat Covid-19 di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
    (Perpustakaan, 2024-03-05) ULFA RAHMAWATI, 19.02.050.; Dayne Trikora W; Enung Huripah
    ABSTRAK ULFA RAHMAWATI, 19.02.050. Resiliensi pada Anak yang Kehilangan Orangtua akibat Covid-19 di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Dibimbing oleh Dayne Trikora W dan Enung Huripah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resiliensi pada anak yang kehilangan orangtua akibat covid-19 di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal yang terdiri dari tujuh aspek resiliensi menurut Reivich dan Shatte dalam Wiwin Hendriani (2019) yang meliputi aspek regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis kausal, empati, efikasi diri dan reaching out. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 18 tahun ke bawah baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah 32 responden dengan penarikan sampel menggunakan teknik sensus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan studi dokumentasi. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert. Uji validitas menggunakan validitas muka dan uji statistik Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiliensi pada anak yang kehilangan orangtua akibat covid-19 di Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal berada pada kategori tinggi dengan skor total 2.434 dari skor keseluruhan. Dari tujuh aspek resiliensi yang diteliti, lima aspek menunjukkan hasil yang tinggi dan dua lainnya sedang yaitu aspek regulasi emosi dan efikasi diri. Berdasarkan hasil penelitian, analisis masalah dan analisis kebutuhan maka program yang diusulkan yaitu “Peningkatan Resiliensi melalui Pelatihan EFT (Emotional Freedom Technique)”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan resiliensi pada anak korban yang terdampak covid-19 terutama dalam kemampuan untuk mengelola emosi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya agar mencapai resiliensi yang tinggi. Kata kunci : resiliensi, anak yang kehilangan orangtua, covid-19 ABSTRACT ULFA RAHMAWATI, 19.02.050. Resilience in Children Who Lost Parents Due to Covid-19 in Dukuhwaru District, Tegal Regency. Supervised by Dayne Trikora W. and Enung Huripah. This research aims to determine the picture of resilience in children who lost parents due to covid-19 in Dukuhwaru District, Tegal Regency which consists of seven aspects of resilience according to Reivich and Shatte in Wiwin Hendriani (2019) which include aspects of emotional regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self-efficacy and reaching out. This research used a quantitative approach with a descriptive method. Respondents in this research were children aged 18 years and under, both men and women, totaling 32 respondents with sampling using census techniques. Data collection techniques were carried out using questionnaires and documentation studies. The measuring instrument used is the Likert scale. The validity test uses face validity and the Cronbach Alpha statistical test. The data analysis technique used is descriptive statistics. The results showed that the level of resilience in children who lost their parents due to covid-19 in Dukuhwaru District, Tegal Regency was in the high category with a total score of 2.434 from the overall score. Of the seven aspects of resilience research, five aspects showed high results and the other two were moderate, namely aspects of emotion regulation and self-efficacy. Based on the results of research, problem analysis and needs analysis, the proposed program is "Increasing Resilience through EFT (Emotional Freedom Technique) Training". This program aims to increase the resilience of child victims who are affected by covid-19, especially in the ability to manage emotions so that they can increase their self-confidence to achieve high resilience. Keywords : resilience, children who lost parents, covid-19
  • Item
    Interaksi Sosial Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar.
    (perpustakaan, 2024-01-08) NUR ANNISA, 19.02.047.; Yuti Sri Ismudiyati; Silvia Fatmah Nurusshobah
    ABSTRAK NUR ANNISA, 19.02.047. Interaksi Sosial Anak Dengan Kedisabilitasan (ADK) di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar. Dosen Pembimbing: Yuti Sri Ismudiyati dan Silvia Fatmah Nurusshobah Interaksi sosial adalah hubungan sosial bersifat dinamis yang berfungsi menjalin berbagai relasi sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok, serta menjadi syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang interaksi sosial ADK di UPT SPF SD Negeri Aroeppala yang mencakup beberapa aspek interaksi sosial yaitu aspek kontak sosial, aspek aktivitas bersama, aspek frekuensi hubungan, dan hambatan yang dirasakan ADK dalam berinteraksi, serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam berinteraksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial ADK di UPT SPF SD Negeri Aroeppala tidak berjalan dengan baik. Hubungan siswa ADK dengan siswa lain masih kurang baik karena siswa ADK belum diterima sepenuhnya oleh siswa lain dan kedekatan siswa ADK dengan beberapa guru masih kurang dekat karena jarang berinteraksi. Beberapa siswa umum takut berinteraksi dengan siswa ADK dan beberapa siswa umum juga sering mengejek siswa ADK. Terkait dengan permasalahan tersebut belum ada upaya dari pihak sekolah untuk menangani masalah ini, oleh karena itu peneliti mengusulkan program Peningkatan Kapasitas Tentang Pola Interaksi Anak Dengan Kedisabilitasan di Lingkungan Sekolah. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Anak Dengan Kedisabilitasan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Formal (SPF) SD Negeri Aroeppala Makassar.   ABSTRACT NUR ANNISA, 19.02.047. Social Interaction of Children with Disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit Aroeppala Public Elementary School, Makassar. Supervisors: Yuti Sri Ismudiyati and Silvia Fatmah Nurusshobah Social interaction is a dynamic social relationship that functions to establish various social relations between individuals with individuals, individuals with groups, and groups with groups, and is the main condition for social activities. The purpose of this study was to find out more deeply about the social interaction of children with disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit of Aroeppala State Elementary School which includes aspects of social interaction , namely aspects of social contact, aspects of joint activities, aspects of relationship frequency, obstacles felt by ADK in interacting , and efforts that has been done. This research uses a qualitative approach with a descriptive method. Data collection was conducted through in-depth interview techniques, non-participatory observation, and documentation studies. The results showed that the social interaction of children with disabilities in the Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit of Aroeppala State Elementary School did not run well. The relationship between ADK students and other students is still not good because children with disabilities have not been fully accepted by other students and the closeness of child students to Disability with some teachers is still not close because they rarely interact. Some general students are afraid to interact with ADK students and some general students also often mock children with disabilities. Related to this problem there has been no effort from the school to deal with this problem, therefore the researcher proposed a program Capacity Building on Interaction Patterns of Children with Disabilities in the School Environment. Keywords: Social Interaction, Children With Disabilities, Technical Implementation Unit of the Formal Education Unit Aroeppala Public Elementary School Makassar.
  • Item
    Grieving pada Lanjut Usia Terlantar di UPTD Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung
    (Perpustakaan, 2024-01-02) RIZKY PUTRA PRATAMA 1902017; DAYNE TRIKORA; ENUNG HURIPAH
    ABSTRACK RIZKY PUTRA PRATAMA: Grieving pada Lanjut Usia Terlantar di UPTD Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung, Dosen Pembimbing: DAYNE TRIKORA dan ENUNG HURIPAH Grieving merupakan reaksi yang terjadi karena kehilangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai grieving yang dialami oleh lanjut usia terlantar di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan aspek lima tahapan grieving yang dikemukakan oleh Kubler Ross, yaitu: denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dengan kriteria adalah dua lanjut usia terlantar yang memperoleh pelayanan di UPTD rumah singgah Dinas Sosial Kota Bandung dan dua pekerja sosial pendamping dari lanjut usia terlantar tersebut. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah adalah perpanjangan pengamatan, peningkatkan ketekunan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan lanjut usia terlantar yang mengalami grieving sudah dapat mencapai tahap acceptance atau penerimaan pada grieving yang dialaminya. Namun, hasil penelitian juga menunjukan bahwa grieving yang dialami oleh informan belum selesai sepenuhnya dan memunculkan permasalahan pada kehidupannya saat ini. Permasalahan yang dialami oleh lanjut usia terlantar akibat grieving, yaitu: ketidakmampuan meregulasi terhadap emosi dan pikiran yang mengganggu, penurunan pada kualitas relasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar, serta kembalinya lanjut usia terlantar ke tahapan grieving sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program optimalisasi kegiatan bimbingan fisik, mental, spiritual dan sosial bagi lanjut usia terlantar di UPTD rumah singgah Dinas Sosial Kota Bandung. Kata Kunci: Grieving, Lanjut Usia Terlantar, Dinas Sosial Kota Bandung
  • Item
    SELF-EFFICACY PASIEN POST-AMPUTASI PASCA MEMPEROLEH LAYANAN PEKERJA SOSIAL MEDIS DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) DR. HASAN SADIKIN KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2024-01-02) Novita Yudha Nur Annisa 19.02.032; Dra. Dayne Trikora W, M.; Dra. Enung Huripah, M. Pd
    No File Abstrak
  • Item
    Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial Pada Gay di Kota Magelang. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-01-02) DEWI SHOFIYAH. 1902029.; Tukino; Uke Hani Rasalwati
    DEWI SHOFIYAH. 1902029. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial Pada Gay di Kota Magelang. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Pembimbing: Tukino dan Uke Hani Rasalwati Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada gay di Kota Magelang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik responden serta mengidentifikasi hubungan antara diri terhadap identitas, perilaku, penilai atau penerimaan, fisik, moral etik, pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial dengan interaksi sosial individu gay. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik sampling sensus, di mana jumlah total responden sebanyak 39 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan studi dokumentasi. Validitas data diuji menggunakan metode face validity, sementara reliabilitas data diukur menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada gay di Kota Magelang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penilaian diri terhadap identitas, perilaku, penilai atau penerimaan, fisik, moral etik, pribadi, keluarga, dan lingkungan sosial dengan interaksi sosial individu gay. Hasil-hasil tersebut diperoleh dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, serta melihat signifikansi (Sig.) yang diperoleh dari uji-tailed. Dalam hasil penelitian ini, ditemukan bahwa hubungan yang paling lemah terjadi antara diri fisik dan diri sosial dengan interaksi sosial. Oleh karena itu, disarankan adanya program inklusi peningkatan diri dan perubahan positif gay di kota Magelang. Program tersebut berupa kegiatan konseling individu dan pembentukan kelompok perubahan perilaku sehigga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif yang mendukung perubahan positif inividu gay. Kata kunci: konsep diri, interaksi sosial, gay DEWI SHOFIYAH. 1902029. Correlation Between Self-Concept and Social Interaction among Gay in Magelang City. 2023. Bandung Social Welfare Polytechnic. Advisors: Tukino and Uke Hani Rasalwati. This study aims to prove the correlation between self-concept and social interaction in gay people in Magelang City. The purpose of this study is to analyze the characteristics of respondents and identify the relationship between self to identity, behavior, appraisal or acceptance, physical, moral ethics, personal, family, and social environment with social interactions of gay individuals. The research method used is quantitative method using census sampling technique, where the total number of respondents is 39 people. Data collection was carried out through filling out questionnaires and documentation studies. Data validity was tested using the face validity method, while data reliability was measured using Cronbach's Alpha. The results of this study indicate that there is a significant relationship between self-concept and social interaction among gay men in Magelang City. The correlation test results show that there is a positive relationship between self-assessment of identity, behavior, appraisal or acceptance, physical, ethical moral, personal, family, and social environment with social interaction of gay individuals. These results were obtained by comparing the calculated r value with the r table value, as well as looking at the significance (Sig.) obtained from the tailed test. In the results of this study, it was found that the weakest relationship occurred between the physical self and social self with social interaction. Therefore, an inclusion program for self-improvement and positive change of gay men in Magelang city is recommended. The program is in the form of individual counseling activities and the formation of behavior change groups so as to create an inclusive environment that supports positive changes in gay individuals. Key words: self-concept, social interaction, gay
  • Item
    Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-01-02) REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044,; Dayne Trikora W; Enung Huripah
    ABSTRAK REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044, Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung. Dosen pembimbing oleh Dayne Trikora W dan Enung Huripah. Penelitian mengenai Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna Di Kelurahan Pasirkaliki Kota Bandung. Dilatar belakangi karena di kelurahan pasirkaliki terdapat satu lokasi yang sebagian besar dihuni oleh para penyandang disabilitas sensorik netra. Para penyandang disabilitas sensorik netra tetap tinggal di lingkup antar sesama penyandang disabilitas sensorik netra lainnya, artinya para penyandang disabilitas sensorik netra tidak mau berbaur, berinteraksi, bersosialisasi dengan masyarakat umum. Selain itu masih banyak dari para penyandang disabilitas sensorik netra yang sudah selesai mendapatkan layanan rehabilitasi sosial masih bekerja disana dan tidak mau mandiri. Berdasarkan hal dan fenomena yang telah dijabarkan di atas, peneliti memiliki ketertarikan untuk menggali lebih dalam terkait kemandirian penyandang disabilitas sensorik netra yang telah selesai menerima layanan rehabilitasi sosial Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek sosial, ekonomi, intelektual, dan emosi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aspek sosial belum mandiri dikarenakan sebagian besar interaksi yang dilakukan hanya kepada sesama penyandang disabilitas sensorik netra saja, selain itu tidak pernah tergabung kedalam organisasi-organisasi sosial. Aspek yang kedua yang belum mandiri yaitu intelektual, dimana dalam mengakses teknologi yang sudah aksesibel terhadap penyandang disabilitas sensorik netra belum mandiri. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna, belum sepenuhnya mandiri. Rekomendasi program untuk mengatasi permasalahan ini adalah “Peningkatan Kemandirian Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Pasca Menerima Layanan Rehabilitasi Sosial Dari Sentra Wyata Guna” Kata Kunci: Kemandirian, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra ABSTRACT REGINA GABRIELLA SIHOTANG, 19.02.044, Independence for People with Blind Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center in Pasirkaliki Village, Bandung City Supervisors by Dayne Trikora W. and Enung Huripah Research on the Independence of People with Visual Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center in Pasirkaliki Village, Bandung City The background is that in the Pasirkaliki sub-district, there is one location that is mostly inhabited by people with sensory-blind disabilities. Sensory-blind persons with disabilities still live in the circle of other sensory-blind persons with disabilities, meaning that those with sensory-blind disabilities do not want to mingle, interact, or socialize with the general public. Apart from that, there are still many people with visual and sensory disabilities who have finished receiving social rehabilitation services, are still working there, and do not want to be independent. Based on the things and phenomena described above, the researcher has an interest in digging deeper into the independence of people with visual and sensory disabilities who have finished receiving social rehabilitation services. The purpose of this study was to obtain an empirical description of the independence of people with Visual and sensory disabilities after Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center. The approach used in this research is qualitative with a descriptive method. The data collection techniques used were in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies. The aspects examined in this study are social, economic, intellectual, and emotional. The results of this study indicate that, in the social aspect, they are not yet independent because most of their interactions are carried out only with fellow persons with visual and sensory disabilities, and besides that, they have never joined social organizations. The second aspect that is not yet independent is intellectual, where accessing technology that is already accessible to persons with visual and sensory disabilities is not yet independent. Based on these results, It can be concluded that the independence of Persons with Visual and sensory disabilities after Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center is not completely independent. The program recommendation to overcome this problem is "Increasing the Independence of Persons with Visual Sensory Disabilities After Receiving Social Rehabilitation Services from the Wyata Guna Center." Keywords: Independence, Blind Sensory Disabilities
  • Item
    Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung.
    (Perpustakaan, 2024-01-02) RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELA.
    ABSTRAK RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057. Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung. Dibimbing oleh AAM MUHARAM DAN ELLA NURLELA. Fenomena kesepian merupakan sebuah masalah sosial yang dialami oleh lanjut usia yang tinggal di panti karena faktor biologis, psikologis, dan sosial yang akan memunculkan implikasi masalah lain, sehingga penggunaan coping strategies sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kesepian, Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai coping strategies lanjut usia terhadap kesepian di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Penelitian menggunakan teori Lazarus, Richard S. & Susan Folkman (1984) yang terdiri dari aspek Emotional focused coping dan Problem focused coping. Tujuan dari penelitian adalah memperoleh gambaran tentang: 1) karakteristik informan; 2) penggunaan Emotional focused coping dalam mengatasi kesepian; 3) penggunaan Problem focused coping dalam mengatasi kesepian; 4) harapan-harapan informan, di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer diperoleh dari tiga informan dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian hasil penelitian menunjukan adanya penggunaan coping strategies lanjut usia yang tinggal di Unit pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung yang belum maksimal dalam mengatasi masalah kesepian. Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengusulkan program pemecahan masalah yakni Program “Optimalisasi Aktivitas Lanjut Usia melalui ‘Lansia Aktif dan Guyub Rukun’ di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung”., dengan kegiatan recreational group, physiotherapy, family gathering, dan siraman rohani. Program yang diajukan telah dianalisis kelayakannya menggunakan teknik SWOT yang terdiri dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threats (ancaman). Kata Kunci: Coping Strategies, Kesepian, Lanjut usia
  • Item
    Pelayanan Rehabilitasi Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Berkebutuhan Khusus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy Kota Bandung,
    (Perpustakaan, 2024-01-02) INDRA PRATAMA RAMADHAN,; Enung Huripah; Sabar Riyadi
    ABSTRAK INDRA PRATAMA RAMADHAN, Pelayanan Rehabilitasi Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Berkebutuhan Khusus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy Kota Bandung, Dosen Pembimbing: Enung Huripah dan Sabar Riyadi Pelayanan rehabilitasi merupakan salah satu layanan yang diberikan kepada warga binaan pemasyarakatan kelompok khusus dalam meningkatkan keberfungsian selama menjalankan masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) karakteristik informan, 2) bentuk atau jenis pelayanan bagi warga binaan pemasyarakatan kelompok khusus, 3), proses pelayanan rehabilitasi bagi warga binaan pemasyarakatan kelompok kuhus, 4) manfaat pelayanan rehabilitasi bagi warga binaan kelompok khusus, 5) faktor penghambat pelayanan rehabilitasi bagi warga binaan kelompok khusus, 6) harapan informan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara mendalam, 2) observasi partisipatif, dan 3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayanan rehabilitasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy Kota Bandung belum terstuktur serta belum tersasar pada warga binaan pemasyarakatan kelompok khusus, dalam menjalankan program pembinaan belum adanya layanan dukungan sosial bagi warga binaan pemasyarakatan kelompok khusus, maka untuk meningkatkan kualitas pelayanan Lembaga dalam pemahaman bidang rehabilitasi dengan program yang diusulkan yaitu Peningkatan Pelaksanaan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Khusus Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banceuy Kota Bandung. Kata Kunci: Pelayanan, Rehabilitasi, Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Khusus. ABSTRACT INDRA PRATAMA RAMADHAN, Rehabilitation Services for Special Needs Group Prisoners in Class II A Penitentiary Banceuy Bandung City, Supervisors: Enung Huripah and Sabar Riyadi Rehabilitation services are one of the services provided to prisoners of special group correctional institutions in order to improve their functioning during their coaching period in correctional institutions. This study aims to examine: 1) the characteristics of informants, 2) the form or type of service for inmates of special group correctional institutions, 3), the process of rehabilitation services for inmates of special group correctional services, 4) the benefits of rehabilitation services for inmates of special groups, 5) inhibiting factors for rehabilitation services for special group inmates, 6) expectations of informants. The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources. Determination of data sources in this study using purposive sampling. Data collection techniques used were: 1) in-depth interviews, 2) participatory observation, and 3) documentation study. The results of the study show that the rehabilitation services in Class II A Penitentiary in Banceuy Bandung City are not structured and have not been targeted at special needs group correctional inmates, also indicating the absence of social support services for special group correctional inmates in carrying out coaching programs, so to improve service quality Institutions in the understanding of the field of rehabilitation with the proposed program, namely Improving the Implementation of Social Rehabilitation Services for Special Group Correctional Families in Class II A Correctional Institutions, Banceuy, Bandung City. Keywords: Service, Rehabilitation, Special Group Correctional Families.
  • Item
    Peran Keluarga dalam Meningktkan Motivasi Anak untuk Mengikuti Keterampilan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Remaja (PPSGBR) Lembang.
    (Perpustakaan, 2024-01-02) ALBAR ADABI, 19.02.024.; Tukino; Uke Hani Rasalwati
    ABSTRAK ALBAR ADABI, 19.02.024. Peran Keluarga dalam Meningktkan Motivasi Anak untuk Mengikuti Keterampilan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Remaja (PPSGBR) Lembang. Dibimbing oleh Tukino dan Uke Hani Rasalwati Penelitian ini meneliti tentang peran keluarga dalam meningkatkan motivasi anak untuk mengikuti keterampilan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Remaja Lembang. Peran keluarga terhadap anak adalah salah satu untuk meningkatkan motivasi anak lebih rajin dan mempunyai motivasi untuk mengikuti keterampilan. Lokasi yang dijadikan tempat penelitian Pusat Pelayanan Sosian Griya Bina Remaja Lembang Kecematan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini merupakan keluarga dari anak di PPSGBR salah satu dari anggota keluarga yang jadi responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga terhadap anak dalam meningkatkan motivasi anak untuk mengikuti keterampilan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan purposive sampling berjumlah 4 keluarga dan 1 pembimbing. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Kata kunci: Peran Keluarga, Motivasi, Keterampilan ABSTRACT ALBAR ADABI, 19.02.024. The Role of the Family in Increasing Children's Motivation to Follow Skills at the Griya Bina Adolescent Social Service Center (PPSGBR) Lembang. Supervised by Tukino and Uke Hani Rasalwati This study examines the role of the family in increasing children's motivation to take skills at the Lembang Griya Bina Adolescent Social Service Center. The role of the family towards children is one to increase children's motivation to be more diligent and have the motivation to follow skills. The location used as the research location for the Lembang Social Service Center for Youth Development, Lembang District, West Bandung Regency, West Java Province. Respondents in this study were families of children at PPSGBR, one of the family members who were respondents. This study aims to determine the role of the family towards children in increasing children's motivation to follow skills. This study uses a descriptive research method using a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. Determination of informants is done usingpurposive sampling 4 families and 1 mentor. Checking the validity of the data used is the extension of observations, increasing persistence and triangulation. Keywords: Family Role, Motivation, Skills
  • Item
    Self-Stigma Orang Dengan HIV/AIDS di Lembaga Swadaya Masyarakat Female Plus Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-01-02) HANYRA’IDAH WIDYA MUTIARA, 19.02.030.; Meiti Subardhini; Suliatyary Ardiyantika
    ABSTRAK HANYRA’IDAH WIDYA MUTIARA, 19.02.030. Self-Stigma Orang Dengan HIV/AIDS di Lembaga Swadaya Masyarakat Female Plus Bandung. Dosen Pembimbing: Meiti Subardhini dan Suliatyary Ardiyantika Self-Stigma atau stigma diri merupakan kondisi seseorang memandang dirinya secara negatif dan meyakini bahwa stigma yang diberikan masyarakat terhadap dirinya merupakan sebuah kebenaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Self-Stigma yang dialami oleh ODHA di LSM Female Plus Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan studi dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitiam ini adalah tiga orang dengan penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini digambarkan mengenai perasaan takut terhadap kondisi diri, cap buruk masyarakat yang disetujui, dan proses stigma diri. Dimana tahapan atau proses stigma diri mencakup kesadaran (awarness), persetujuan (acceptance), aplikasi (aplication) dan dampak (harm). Penelitian ini menunjukan berbagai bentuk stigma yang diterima atau dialami informan seperti pandangan negatif, cap buruk, pengucilan, dan diskriminasi. Dari pengalaman-pengalaman tersebut membawa dampak dan perubahan dalam kehidupan ODHA tidak hanya secara psikis dan mental namun juga secara sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan sudah menerima kondisi diri mereka dan tidak menstigma diri. Namun dari pengalaman-pengalaman stigmatisasi yang mereka peroleh membawa dampak pada kehidupan mereka hingga sekarang seperti memfilter pertemanan, menarik diri, hingga ketidakinginan untuk menjalin hubungan asmara. Hal ini menunjukkan kurangnya rasa percaya diri ODHA, sehingga peneliti mengusulkan program peningkatan kapasitas untuk meningkatkan pandangan positif terhadap diri ODHA dan bagaimana cara atau upaya yang dapat dilakukan ODHA dalam menghadapi segala bentuk stigma dari masyarakat melalui kelompok pendidikan (educational group), sehingga dapat meminimalisir terjadinya Self-Stigma pada Orang Dengan HIV/AIDS. Kata Kunci: Self-Stigma, Orang Dengan HIV/AIDS, Female Plus Bandung ABSTRACT HANYRA’IDAH WIDYA MUTIARA, 19.02.030. Self-Stigma Orang Dengan HIV/AIDS di Lembaga Swadaya Masyarakat Female Plus Bandung. Supervised by: Meiti Subardhini dan Suliatyary Ardiyantika Self-stigma is a condition in which a person views themself negatively and believes that the stigma given by society to the person is the truth. This study aims to determine the description of Self-Stigma experienced by PLWHA at Female Plus Bandung NGO. This study used a qualitative approach with a qualitative descriptive model, with data collection techniques through in-depth interviews, observation and documentation studies. The number of informants in this research was three people with the determination of data sources using purposive sampling technique. This study describes the feeling of fear of self-condition, the bad stamp of society that is approved, and the process of self-stigma. Where the stages or processes of self-stigma include awareness, approval, application and impact. This study shows various forms of stigma received or experienced by informants such as negative views, bad labels, exclusion, and discrimination. These experiences bring impact and changes in the lives of PLWHA not only psychologically and mentally but also socially. The results showed that the three informants had accepted their condition and did not stigmatize themselves. However, the experiences of stigmatization that they gained have an impact on their lives until now such as filtering friendships, withdrawing, and unwillingness to have a romantic relationship. This shows a lack of self-confidence in PLWHA, so the researcher proposes a capacity building program to increase a positive view of PLWHA and how or the efforts that can be made by PLWHA in dealing with all forms of stigma from the community through educational groups, so as to minimize the occurrence of Self-Stigma in People with HIV/AIDS. Keywords: Self-Stigma, People with HIV/AIDS, Female Plus Bandung
  • Item
    Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung.
    (Perpustakaan, 2023-12-29) LULU LATIFAH 1902028.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELA
    ABSTRAK LULU LATIFAH: Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing: AAM MUHARAM dan ELLA NURLELA. Keharmonisan keluarga mengacu kepada enam aspek yaitu kehidupan beragama, kepemilikan waktu bersama, komunikasi, saling menghargai, keeratan dan kekuatan hubungan, serta kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga. Kenakalan remaja dapat dilihat dalam dua jenis yaitu kenakalan moral & sosial, serta melanggar hukum. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu, serta mendapatkan gambaran nilai dari keenam aspek keharmonisan keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu, dengan teknik penggambilan sampel simpe random sampling menggunakan rumus Yamane. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga “Terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu” dengan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho sebesar 0,371 dengan nilai signifikansi 0,000. “Tidak terdapat hubungan antara aspek kehidupan beragama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,171 dengan nilai signifikansi 0,115>0,05.“Terdapat hubungan antara aspek kepemilikan waktu bersama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,391 dan signifikansi 0,000<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek komunikasi dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,314 dan signifikansi 0,003<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek saling menghargai dalam keluarga dengan kenakalan remaja”, dengan nilai koefisien korelasi 0,252 dan signifikansi 0,019<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek keeratan dan kekuatan hubungan dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,343 dan signifikansi 0,001<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,294 dan signifikansi 0,006<0,05. Program yang diusulkan yaitu “Pengembangan Kapasitas Bagi Kelompok Keluarga Sebagai Upaya Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja”. Kata Kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja, SMP Karya Pembangunan Margahayu ABSTRACT LULU LATIFAH: The Relationship Between Family Harmony and Juvenile Delinquency at SMP Karya Pembangunan Margahayu, Bandung Regency. Supervisors: AAM MUHARAM and ELLA NURLELA. Family harmony refers to six aspects, namely religious life, ownership of time together, communication, mutual respect, closeness and strength of relationships, and the ability to overcome crises or conflicts in the family. Adolescent delinquency can be seen in two types, namely moral & social delinquency, and breaking the law. This study aims to find the relationship between family harmony and juvenile delinquency at Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, as well as to get an overview of the value of the six aspects of family harmony. This research uses a quantitative approach with descriptive correlation method. The data sources used are primary and secondary data. The population in this study were 8th grade students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, with a sampling technique of simpe random sampling using the Yamane formula. Data collection techniques in the form of questionnaires and documentation studies. The results showed that Ho was rejected, so "There is a significant relationship between family harmony and juvenile delinquency in class VIII students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School" with a Spearman's rho correlation coefficient value of 0.371 and a significance of 0.000. "There is no relationship between the aspect of religious life in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.171 with a significance value of 0.115>0.05. "There is a relationship between the aspect of having time together in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.391 and a significance of 0.000 <0.05. "There is a relationship between the aspect of communication in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.314 and a significance of 0.003 <0.05. "There is a relationship between the aspect of mutual respect in the family and juvenile delinquency", with a correlation coefficient of 0.252 and a significance of 0.019 <0.05. "There is a relationship between the aspects of the closeness and strength of relationships in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.343 and a significance of 0.001 <0.05. "There is a relationship between the ability to overcome crisis or conflict in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.294 and a significance of 0.006 <0.05. The proposed program is "Capacity Building for Family Groups as an Effort in Preventing Juvenile Delinquency". Keywords: Family Harmony, Juvenile Delinquency, SMP Karya Pembangunan Margahayu
  • Item
    Persepsi Moral Anak Pelaku Tindak Kekerasan Seksual di Sentra “Atasena” Magelang.
    (Perpustakaan, 2023-12-29) KHOLID ANHAR, 1902016.; MOCH ZAENAL HAKIM; SINTA YULIANTI SUYONO
    ABSTRAK KHOLID ANHAR, 1902016. Persepsi Moral Anak Pelaku Tindak Kekerasan Seksual di Sentra “Atasena” Magelang. Dosen pembimbing MOCH ZAENAL HAKIM dan SINTA YULIANTI SUYONO Persepsi merupakan istiah psikologis untuk menunjukan interpertasi individu terhadap suatu objek. Adanya persepsi akan mendorong cara pikir dan dorongan individu terhadap suatu perbuatan. Moralitas merupakan penilaian individu terkait “benar” dan “salah” dari suatu perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi terhadap moral anak pelaku kekerasan seksual di Sentra “Antasena” Magelang. Metode penelitian mengunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Pengujian validitas alat ukur menggunakan valliditas muka dengan dosen pembimbing dan uji reabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic for Windows v.27 didapatkan hasil nilai Alpha Cronbach sebesar 0.739 dari nilai ambang batas 0.70. Jenis pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode sensus dengan jumlah 20 responden anak berhadapan dengan hukum sebagai pelaku kekerasan seksual. Aspek persepsi dalam penelitian ini ialah kognisi, afeksi, dan konasi (Walgito, 2004). Hasil penelitian menunjukkan dalam aspek kognisi responden mencapai kategori tinggi dengan capaian sebesar 83.25%, aspek afeksi sebesar 83.75%, dan aspek konasi sebesar 83.23%, artinya responden memiliki pengetahuan, dorongan dan perilaku yang baik dalam menjalankan nilai moralitas. Masalah yang berhasil dianalisa ialah kurangnya kontrol sosial oleh masyarakat, kurangnya penghayatan anak terhadap nilai norma, serta adanya pengaruh teman. Berdasarkan hasil analisis permasalahan diatas, peneliti merancang program monitoring dan konseling keluarga. Program ini berisi kunjungan dan konseling keluarga oleh pekerja sosial dan profesional lainnya. Sasaran program ini ialah klien, keluarga klien, serta lingkungan terdekat klien sebagai fokus intervensi. Metode casework dengan teknik-teknik konseling, reinforcement, support, ventilation, dan advice giving and counseling. Kata kunci: Persepsi, Anak berhadapan dengan hukum, Tindak Kekerasan seksual, Sentra “Antasena” Magelang ABSTRACT KHOLID ANHAR, 1902016. Moral Perception of Child Perpetrators of Sexual Violence in Sentra "Atasena" Magelang. Supervisors MOCH ZAENAL HAKIM and SINTA YULIANTI SUYONO Perception is a psychological term to show individual interpretation of an object. The existence of perception will encourage individual thinking and drive towards an action. Morality is an individual's assessment of the "right" and "wrong" of a behaviour. The purpose of this study was to determine the perception of the morals of child sexual abusers at the Sentra “Antasena” Magelang. The research method uses a descriptive quantitative approach. Testing the validity of measuring instruments using face validity with a supervisor and reliability test using IBM SPSS Statistic for Windows v.27 obtained the results of Cronbach's Alpha value of 0.739 from the threshold value of 0.70. This type of data collection uses a questionnaire with a census method with a total of 20 respondents of children in conflict with the law as perpetrators of sexual abuse. The aspects of perception in this study are cognition, affection, and conation (Walgito, 2004). The results showed that in the cognition aspect, the respondents reached the high category with an achievement of 83.25%, the affection aspect was 83.75%, and the conation aspect was 83.23%, meaning that the respondents had good knowledge, motivation and behaviour in carrying out the value of morality. The problems that were successfully analysed were the lack of social control by the community, the lack of children's appreciation of the value of norms, and the influence of their peers. Based on the results of the problem analysis above, researchers designed a family monitoring and counselling programme. This program contains family visits and counselling by social workers and other professionals. The targets of this programme are the client, the client's family, and the client's immediate environment as the focus of intervention. Casework method with counselling techniques, reinforcement, support, ventilation, and advice giving and counselling. Keywords: Perception, Children in conflict with the law, Sexual abuse, Sentra "Antasena" Magelang
  • Item
    Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh Tukino dan Uke Hani Rasalwati
    (Perpustakaan, 2023-12-29) AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040.; Tukino; Uke Hani Rasalwati
    ABSTRAK AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040. Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Dibimbing oleh Tukino dan Uke Hani Rasalwati Penelitian ini mengkaji mengenai Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Pernikahan Dini di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) kesiapan fisik, mental, dan emosional responden, 3) kesiapan kebutuhan motif dan tujuan responden, 4) kesiapan keterampilan dan pengetahuan responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket (kuesioner) dan studi dokumen. Penentuan responden dengan menggunakan simple random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah remaja penerima layanan PUSPAGA Kabupaten Wonosobo dengan jumlah 55 responden. Hasil penelitian menunjukkan kesiapan remaja dalam menghadapi pernikahan dini di Pusat Pemebelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kabupaten Wonosobo berada pada tingkatan sedang, hal tersebut ditunjukkan oleh skor dari 3 (tiga) aspek yaitu kesiapan fisik, mental dan emosional, kesiapan kebutuhan, motif dan tujuan, serta kesiapan keterampilan dan pengetahuan masuk pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan mengenai tugas perkembangan dan perencanaan masa depan pada remaja. Oleh karena itu diidentifikasi kebutuhan untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai tugas perkembangan dan perencanaan masa depan pada remaja. Berdasarkan kebutuhan tersebut, peneliti mengusulkan program yang bernama "Generasi Remaja Beraksi Menata Masa Depan (Gerak Mapan)" untuk membantu remaja dalam menentukan perencanaan masa depan selain menikah. Kata Kunci: Kesiapan, Pernikahan Dini, Pusat Pembelajaran Keluarga ABSTRACT AYU SETIYANINGSIH. NRP. 19.02.040. Adolescent Readiness in Facing Early Marriage at the Family Learning Center (PUSPAGA) Wonosobo Regency. Supervised by Tukino and Uke Hani Rasalwati. This study examines the Readiness of Adolescents in Facing Early Marriage at the Family Learning Center (PUSPAGA) of Wonosobo Regency. This study aims to obtain an empirical picture of: 1) respondents' characteristics, 2) respondents' physical, mental, and emotional readiness, 3) respondents' motive and goal needs, 4) respondents' skills and knowledge readiness. The method used in this research is quantitative method with descriptive approach. The data collection techniques used are questionnaires and document studies. Determination of respondents using simple random sampling. Respondents in this study were adolescents receiving PUSPAGA services in Wonosobo Regency with a total of 55 respondents. The results showed that the readiness of adolescents in facing early marriage at the Wonosobo Regency Family Learning Center (PUSPAGA) was at a moderate level, this was indicated by scores from 3 (three) aspects, namely physical, mental and emotional readiness, readiness of needs, motives and goals, and readiness of skills and knowledge in the moderate category. Based on the results of the study, the problem was found to be the lack of knowledge and skills regarding developmental tasks and future planning in adolescents. Therefore, a need was identified to overcome the problem, namely by increasing knowledge and skills regarding developmental tasks and future planning in adolescents. Based on these needs, the researcher proposed a program called "Generasi Remaja Beraksi Menata Masa Depan (Gerak Mapan)" to help adolescents in determining future planning other than marriage. Keywords: Readiness, Early Marriage, Family Learning Center
  • Item
    Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang.
    (Perpustakaan, 2023-12-22) RENNO PRABUGANDHA, 1902037.; Yuti Sri Ismudiati; Silvia Fatmah Nurusshobah
    ABSTRAK RENNO PRABUGANDHA, 1902037. Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang. Doses Pembimbing: Yuti Sri Ismudiati Dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Kesiapan merujuk pada keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) karakteristik informan, 2) kondisi fisik,mental, dan emosional, 3) kebutuhan, motif, dan tujuan, 4) keterampilan dan pengetahuan, tekait kesiapan keluarga ABH pada tahap reintegrasi sosial di Sentra Antasena Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ditentukan dengan penentuan sumber data purposive sample. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara medalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan uji kredibilitas data, transferabilitas, konfirmabilitas, dan dependabilitas. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapan keluarga ABH masih terdapat permasalah yaitu masih ada stigma dari masyarakat, belum terpenuhinya kebutuhan dasar bagi ABH, kurangnya keterampilan yang dimiliki terkait dengan pola pengasuhan, dan pengetahuan reintegrasi sosial yang kurang dipahami oleh keluarga ABH. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi keluarga ABH tersebut diperlukan adanya upaya untuk membantu penyelesaian masalah. Program kegiatan yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Keterampilan Sosial bagi Keluarga ABH”. Kata kunci: Kesiapan, Keluarga, ABH, Reintegrasi sosial
  • Item
    Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi sosial (ATENSI) Di Sentra Abiyoso Cimahi.
    (Perpustakaan, 2023-12-22) ALWANUL HELMY KHARISMAN, 19.02.020.; Dr.Uke Hani Rasalwati, M.Si; Drs.Sabar Riyadi, M.Si.
    ABSTRAK ALWANUL HELMY KHARISMAN, 19.02.020. Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi sosial (ATENSI) Di Sentra Abiyoso Cimahi. Dosen Pembimbing : Dr.Uke Hani Rasalwati, M.Si, dan Drs.Sabar Riyadi, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian tentang: 1) fasilitasi akses (2) pendekatan awal dan kesepakatan bersama; (3) asesmen komprehensif dan berkelanjutan; (4) perencanaan layanan sosial;(5) implementasi;(6) monitoring dan evaluasi;(7) pascalayanan dan terminasi dalam program ATENSI di Sentra Abiyoso Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desktriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara mendalam; 2) studi dokumentasi; dan 3) observasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan pemeriksaan keabsahan melalui:1) kredibilitas; 2) triangulasi; 3) kebergantungan; dan 4) kepastian. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program asistensi rehabilitasi sosial (ATENSI) di Sentra Abiyoso Cimahi dianggap kurang efektif dalam aspek pendekatan awal, implementasi yang kurang sesuai dengan Permensos No. 7 Tahun 2022 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diusulkan program untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaksana tugas melalui program Peningkatan Kapasitas Pelaksana Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Abiyoso Cimahi. Metode yang digunakan dalam program ini adalah grupwork dengan strategi Educational and training dan Grup Discussion Kata Kunci : Pelaksanaan, Program, Asistensi Rehabilitasi Sosial ABSTRACT ALWANUL HELMY KHARISMAN, 19.02.020. Program Implementation Social Rehabilitation Assistance (ATENSI) at the Abiyoso Cimahi Center. Supervisor : Dr. Uke Hani Rasalwati, M.Si, and Drs. Sabar Riyadi, M. Si. This study aims to examine the suitability of: 1) access facilitation (2) initial approach and mutual agreement; (3) comprehensive and continuous assessment; (4) social service planning; (5) implementation; (6) monitoring and evaluation; (7) post-service and termination of the ATENSI program at the Abiyoso Cimahi Center. This study uses a descriptive qualitative method. Data collection techniques used are: 1) in-depth interviews; 2) documentation study; and 3) observation. The data sources used are primary and secondary data sources with validity checks through: 1) credibility; 2) triangulation; 3) dependence; and 4) certainty. Furthermore, the results of the study were analyzed using qualitative data analysis techniques. The results showed that the implementation of the social rehabilitation assistance program (ATENSI) at the Abiyoso Cimahi Sentra was considered less effective in terms of the initial approach, implementation which was not in accordance with Permensos No. 7 of 2022 concerning Social Rehabilitation Assistance. In this regard, a program is proposed to increase the ability and knowledge of task executors through the Capacity Building Program for Implementers of the Social Rehabilitation Assistance Program at the Abiyoso Cimahi Center. The method used in this program isgrupwork with strategyEducational and training andGrup Discussion   Keywords: Implementation, Program, Social Rehabilitation Assistance
  • Item
    Kondisi Psikososial Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Judi Online “Slot” Di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung,
    (Perpustakaan, 2023-12-22) DWI IHSAN; Moch Zaenal Hakim; Sinta Yulianti Suyono
    ABSTRAK DWI IHSAN: Kondisi Psikososial Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Judi Online “Slot” Di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung, Dosen pembimbing: Moch Zaenal Hakim dan Sinta Yulianti Suyono Kondisi Psikososial menjadi salah satu dari banyaknya hal yang bisa terpengaruhi Ketika seseorang sudah menjadi pecandu judi online. Teori Psikososial memperhitungkan pola-pola perkembangan individu yang muncul dari proses biopsikososial. Kehidupan manusia sebagaimana pengalaman individu dihasilkan dari interaksi dan modifikasi dari tiga sistem utama, (1) sistem biologis, sistem ini termasuk semua proses penting bagi keberfungsian fisik dari organisme, (2) sistem psikologis, sistem ini termasuk semua proses mental yang berpusat pada kemampuan seseorang untuk mengartikan pengalaman-pengalamannya dan mengambil tindakan, (3) sistem sosial, sistem ini termasuk proses-proses melalui mana suatu pribadi menjadi terintegrasi kedalam cara-cara hidup tertentu dari orang-orang dalam suatu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kondisi Psikososial mahasiswa selaku pemain dan pelaku judi online “slot” ditinjau dari aspek Biologis, Psikologis, dan Sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan Snowball sampling berjumlah 10 Informan diantaranya 7 Mahasiswa pemain sekaligus pelaku judi online “slot” dan 3 informan teman sebaya pelaku. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah adalah triangulasi. Hasil dari penelitian ini ialah didapat bahwa judi online “slot” mempengaruhi kondisi yang signifikan terhadap para pemainnya dalam hal ini mahasiswa, terkait aspek biologis, psikologis, dan sosial yang tidak disadari oleh pemainnya. Sehingga Diusulkan lah Program untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan, yaitu program dengan nama “Peningkatan Kesadaran Diri Mahasiswa di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung akan bahaya dari permainan judi online “slot”. Dalam program ini menggunakan metode Group Work dengan jenis Kelompok Educational Group, dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan konseling individu dan kelompok. Kata Kunci: Kondisi, Psikososial, Judi online “slot”, Mahasiswa