Social Rehabilitation

Undergraduate Theses on Program Study of Social Rehabilitation

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 220
  • Item
    PROSES PELAKSANAAN PROGRAM ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL BERBASIS RESIDENSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK RUNGU WICARA DISENTRA MULYA JAYA JAKARTA
    (Perpustakaan, 2025-11-23) NUR ABDILLAH AZIS, NRP. 20.02.049; Rini Hartini Rinda Andayani, M.Pd, Ph.D; Silvia Fatmah Nurusshobah, M.Kesos
    NUR ABDILLAH AZIS, NRP. 20.02.049. Proses Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial Berbasis Residensial Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Di Sentra Mulya Jaya Jakarta. Pembimbing: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH Penyelenggaraan asistensi rehabilitasi sosial merupakan proses kegiatan yang dapat membantu para penyandang disabilitas sensorik rungu wicara menjalani hidup yang lebih baik dan mencapai keberfungsian sosial mereka. Program berbasis residensial dengan pelatihan vokasional yang mana para penyandang disabilitas sensorik rungu wicara melakukan beberapa kegiatan keterampilan untuk mengembangkan kemampuannya dan juga mengasah keterampilan dalam kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini berjudul proses pelaksanaan asistensi rehabilitasi sosial berbasis residensial bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara di Sentra Mulya Jaya Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai Proses Pelaksanaan Asistensi Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara Berbasis Residensia yang memiliki informan empat orang, dua orang pekerja sosial satu orang instruktur dan satu orang penerima manfaat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari Penelitian ini menunjukan proses pelaksanaan asistensi rehabilitasi sosial berbasis residensial bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara di Sentra Mulya Jaya Jakarta telah memberikan dukungan menyeluruh dan sesuai pelaksanaannya mulai dari fasilitasi akses hingga terminasi yang juga membantu mereka mencapai potensi mereka dengan lingkungan dan fasilitas yang mendukung. Penelitian ini memiliki program usulan yang berjudul pelatihan bahasa isyarat untuk meningkatkan keterampilan bahasa isyarat dan aksesibilitas layanan. Sasaran dari program tersebut adalah seluruh SDM khususnya pekerja sosial, instruktur, penerima manfaat dan juga keluarga penerima manfaat. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di Sentra dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat untuk memberikan pelayanan yang inklusif, dan aksesibel kepada penyandang disabilitas sensorik rungu wicara. Kata kunci: Asistensi Rehabilitasi Sosial, Berbasis Residensial, Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara
  • Item
    STRES YANG DIALAMI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
    (Perpustakaan, 2025-11-23) MOCHAMAD GAMA RYNALDIE, NRM. 21.02.006; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    MOCHAMAD GAMA RYNALDIE, NRM. 21.02.006. Stres yang dialami oleh Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH. Penyalahgunaan NAPZA merupakan permasalahan sosial yang serius dan kompleks, terutama di kalangan generasi muda. Korban penyalahgunaan NAPZA kerap mengalami berbagai gangguan baik secara biologis, psikologis, maupun sosial, termasuk stres yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat stres yang dialami oleh korban penyalahgunaan NAPZA di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 35 responden yang merupakan korban penyalahgunaan NAPZA, diperoleh melalui teknik sampling jenuh. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner berbasis skala DSRS (Daily Stress Response Scale) dan SIAS (Social Interaction Anxiety Scale) untuk mengukur aspek stres biologis, psikologis, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas korban penyalahgunaan NAPZA mengalami tingkat stres pada kategori sedang. Aspek stres yang paling menonjol adalah aspek psikologis, disusul aspek sosial dan biologis. Temuan ini menunjukkan bahwa stres merupakan dampak nyata yang dialami korban, dan membutuhkan penanganan serius melalui pendekatan rehabilitasi yang komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi berkelanjutan oleh tenaga profesional, khususnya pekerja sosial, guna mendampingi proses pemulihan dan mendorong keberfungsian sosial para korban. Kata kunci: Stres, Penyalahgunaan NAPZA, Rehabilitasi Sosial, Korban, Kecamatan Tanjungsari
  • Item
    KONDISI PSIKOSOSIAL ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN SEKSUAL DI YAYASAN EMBUN PELANGI KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
    (Perpustakaan, 2025-11-23) RIO RITA AURA SEGARA LASINA, NRP. 21.02.034; Moch. Zaenal Hakim, Ph.D; Drs. Sabar Riyadi, M.Si
    RIO RITA AURA SEGARA LASINA, NRP. 21.02.034. Kondisi Psikososial Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Yayasan Embun Pelangi Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dibimbing oleh MOCH. ZAENAL HAKIM dan SABAR RIYADI. Kekerasan seksual terhadap anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak anak yang berdampak serius terhadap perkembangan psikososial mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi psikososial anak korban tindak kekerasan seksual yang berada di bawah naungan Yayasan Embun Pelangi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan terdiri dari dua anak korban kekerasan seksual serta pihak terkait di yayasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikososial anak korban kekerasan seksual mencakup tiga aspek utama: biologis, psikologis, dan sosial. Dari aspek biologis, anak mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan gangguan kesehatan lainnya. Dari aspek psikologis, anak menunjukkan gejala trauma, kecemasan, depresi, hingga kehilangan rasa percaya diri. Sedangkan dari aspek sosial, anak mengalami penarikan diri dari lingkungan, kehilangan dukungan sosial, dan stigma negatif dari masyarakat sekitar. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah program pemulihan bernama Sahabat Anak Melalui Art Therapy, Konseling dan Recovery Assistance (Sakara) dengan maksud sebagai program dukungan emosional dan psikososial anak pascakekerasan. Program ini dirancang sebagai ruang pemulihan yang aman, empatik, dan memberdayakan, yang bertujuan untuk membantu anak mengatasi trauma, membangun kembali rasa percaya diri, serta menumbuhkan keberanian dalam mengekspresikan emosi dan harapan. Temuan ini menunjukkan perlunya pendekatan intervensi biopsikososial yang berkelanjutan serta penguatan dukungan keluarga dan komunitas untuk mendukung proses pemulihan anak. Kata kunci: Kondisi Psikososial, Anak Korban, Kekerasan Seksual, Pendekatan Biopsikososial, Yayasan Embun Pelangi
  • Item
    STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENYEBAB RELAPSE PADA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-11-23) REGITHA AMANDA CAHYANIE, NRP. 21.02.078; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    REGITHA AMANDA CAHYANIE, NRP. 21.02.078. Studi Fenomenologi Tentang Penyebab Relapse Pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Badan Narkotika Nasional Kota Bandung, Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH. Permasalahan penyalahgunaan NAPZA masih menjadi tantangan besar di banyak negara, termasuk di Kota Bandung. Meskipun banyak korban penyalahguna NAPZA telah menjalani rehabilitasi, fenomena relapse atau kekambuhan masih sering terjadi. Relapse ini umumnya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling berkaitan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam faktor-faktor penyebab relapse, hambatan yang dirasakan korban, serta harapan mereka dalam proses pemulihan di Badan Narkotika Nasional Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menggali pengalaman pribadi para informan yang pernah mengalami relapse setelah menjalani masa abstinensi. Melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, ditemukan bahwa faktor internal yang dominan meliputi kondisi emosional negatif seperti cemas, sedih, marah, overthinking, hingga rasa hampa. Selain itu, muncul juga dorongan atau craving yang kuat, kurangnya strategi coping yang efektif, efikasi diri yang rendah, serta kepercayaan terhadap manfaat semu NAPZA. Dari sisi eksternal, tekanan sosial dari lingkungan pergaulan, konflik interpersonal dengan keluarga atau pasangan, kemudahan akses terhadap NAPZA, serta kurangnya dukungan sosial turut mendorong terjadinya relapse. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencegahan relapse tidak cukup hanya dengan pendekatan medis, tetapi juga perlu menyentuh aspek psikologis, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh. Lembaga terkait perlu membangun sistem dukungan yang melibatkan keluarga, komunitas, dan kelompok sebaya secara aktif dalam proses pemulihan korban penyalahguna NAPZA. Kata Kunci: Relapse, Korban Penyalahguna NAPZA, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Badan Narkotika Nasional
  • Item
    RESILIENSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM MENGHADAPI STIGMA MASYARAKAT DI KOTA TASIKMALAYA
    (Perpustakaan, 2025-11-23) Fawwaz Ilham Kuswandi NRM. 21.02.025; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    Fawwaz Ilham Kuswandi, NRM. 21.02.025: Resiliensi Korban Penyalahgunaan NAPZA Dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Dibimbing Oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Korban penyalahgunaan NAPZA, adalah suatu keadaan psikologis dan fisik korban yang berawal dari interaksi dirinya dan drugs, dengan karakteristik perilaku serta respon lainnya yang selalu terdapat dorongan untuk memakai drugs secara terus menerus atau periodik dan dapat mengalami efek psikoaktif, dan terkadang untuk menghindari ketidaknyamanan. Penyalahgunaan NAPZA berdampak pada fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana Resiliensi Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah korban penyalahgunaan NAPZA pasca rehabilitasi dan masyarakat Kota Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan ketahanan psikologis yang kuat, masih terdapat tantangan pada dukungan sosial eksternal, terutama berkaitan dengan stigma sosial yang terus berulang. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran terhadap sumber daya untuk meminta pertolongan dan lemahnya keterampilan dalam mengelola emosi atau mengambil tindakan mandiri saat menghadapi tekanan. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan resiliensi korban penyalahgunaan NAPZA serta meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Tasikmalaya terhadap stigma pada korban penyalahgunaan NAPZA. Kata kunci : Korban Penyalahgunaan NAPZA, Resiliensi, Stigma pada korban penyalagunaan NAPZA
  • Item
    SELF DISCLOSURE ANAK KORBAN KEKERASAN KEPADA PENDAMPING DI DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN NGANJUK
    (Perpustakaan, 2025-11-23) Syafira Sania Zulfa 21.02.029; Dr. Uke Hani Rasalwati, M.Si; Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I., M.Si
    SYAFIRA SANIA ZULFA, 21.02.029. Self Disclosure Anak Korban Kekerasan Kepada Pendamping di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Nganjuk, Dibimbing oleh UKE HANI RASALWATI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keterbukaan diri (self disclosure) anak korban kekerasan kepada pendamping di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Nganjuk. Keterbukaan diri merupakan salah satu aspek penting dalam proses pemulihan psikologis anak korban kekerasan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari tiga anak korban kekerasan dan dua pekerja sosial pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan diri anak korban kekerasan dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti ketepatan waktu, motivasi, kedalaman hubungan dengan pendamping, serta kepercayaan yang dibangun selama proses pendampingan. Anak cenderung lebih terbuka apabila pendamping menunjukkan sikap empatik, konsisten, dan menjaga kerahasiaan informasi. Selain itu, durasi pendampingan juga mempengaruhi tingkat kepercayaan anak dalam mengungkapkan pengalaman traumatisnya. Aspek keintensifan, kedalaman, dan keluasan keterbukaan diri juga bervariasi tergantung pada karakteristik masing-masing anak dan pengalaman kekerasan yang dialaminya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses self disclosure anak korban kekerasan tidak terjadi secara instan, tetapi memerlukan pendekatan yang intens, waktu yang cukup, serta kompetensi profesional dari pendamping dan adannya dukungan dari keluarga. Hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam praktik pekerjaan sosial, khususnya dalam penanganan anak korban kekerasan. Kata Kunci: Self Disclosure, Anak Korban Kekerasan, Pekerja Sosial, Pendampingan, Dinsos PPPA Nganjuk.
  • Item
    IMPLEMENTASI ART THERAPY TERHADAP PENINGKATAN SELF-ESTEEM ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DI YAYASAN EMBUN PELANGI KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
    (Perpustakaan, 2025-11-23) Iis Okta Nurria Putri, NRP. 21.02.042; Dr. Uke Hani Rasalwati, M.Si; Moch. Zaenal Hakim, Ph.D
    IIS OKTA NURRIA PUTRI, 21.02.042. Implementasi Art Therapy Terhadap Peningkatan Self-Esteem Anak Korban Tindak Kekerasan di Yayasan Embun Pelangi Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dibimbing oleh Uke Hani Rasalwati dan Moch. Zaenal Hakim. Kekerasan seksual terhadap anak meninggalkan dampak psikologis yang mendalam, termasuk penurunan self-esteem yang signifikan. Anak sering mengalami krisis nilai diri, kehilangan kepercayaan pada kemampuan pribadi, serta kesulitan mengekspresikan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas art therapy dalam meningkatkan self-esteem anak korban tindak kekerasan seksual di Yayasan Embun Pelangi Kota Batam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen dengan desain Single Subject Design (SSD) model A-B-A. Subjek penelitian adalah seorang anak korban kekerasan seksual dengan tingkat self-esteem yang rendah. Intervensi dilakukan melalui rangkaian sesi art therapy terstruktur yang mendorong anak untuk mengekspresikan pengalaman batin melalui media seni. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan pada aspek self-worth dan selfcompetence. Anak mulai menunjukkan sikap positif terhadap dirinya dan lebih percaya dalam mengambil keputusan. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah program pemulihan bernama ARISE (Art for Recovery, Identity, Support and Empowerment) sebagai intervensi berkelanjutan berbasis seni dan dukungan sosial. Temuan ini menegaskan bahwa art therapy merupakan pendekatan yang empatik, kreatif, dan efektif dalam mendukung proses rehabilitasi anak korban kekerasan seksual. Kata kunci: art therapy, self-esteem, kekerasan seksual, anak, pemulihan psikologis
  • Item
    Efektifitas Teknologi Aplikasi Alat Bantu Terjemah Pada Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Di Sentra Mulya Jaya 2 Jakarta Timur.
    (Perpustakaan, 2025-10-29) SITI FITRI ASDAWIAH TUHU TERU, NRp. 21.02.091; UKE HANI RASALWATI; SULISTYARY ARDIYANTIKA.
    SITI FITRI ASDAWIAH TUHU TERU, 21.02.091. Efektifitas Teknologi Aplikasi Alat Bantu Terjemah Pada Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Di Sentra Mulya Jaya 2 Jakarta Timur. Di Bimbing Oleh: UKE HANI RASALWATI And SULISTYARY ARDIYANTIKA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas teknologi aplikasi alat bantu terjemah bagi penyandang disabilitas rungu wicara di Sentra Mulya Jaya 2 Jakarta Timur. Fokus penelitian adalah pada sejauh mana aplikasi tersebut mampu mendukung komunikasi, meningkatkan aksesibilitas, serta membantu pengguna dalam mengatasi hambatan interaksi sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang menggunakan aplikasi. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur kepuasan pengguna, akurasi terjemahan, serta aspek kemudahan penggunaan sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ini efektif dalam meningkatkan komunikasi bagi penyandang disabilitas rungu wicara, meskipun masih terdapat keterbatasan terutama pada aspek akurasi terjemahan dan kinerja teknis. Penelitian ini menekankan pentingnya pengembangan teknologi asistif yang sesuai dengan kebutuhan lokal serta memberikan rekomendasi untuk peningkatan fitur sistem agar lebih optimal dalam mendukung aksesibilitas dan inklusi sosial. Kata Kunci: Efektivitas, Aplikasi Alat Bantu Terjemah, Disabilitas Rungu Wicara, Komunikasi, Teknologi Asistif
  • Item
    KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS DI YAYASAN CAHAYA INKLUSI INDONESIA KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) MUHAMMAD RIZKI RIDWANNULLOH, NRP. 21.02.074; Meiti Subardhini, M.Si, Ph.D; Sinta Yulianti Suyono, M.PS.Sp
    MUHAMMAD RIZKI RIDWANNULLOH, NRP. 21.02.074. Kemandirian Penyandang Disabilitas Di Yayasan Cahaya Inklusi Indonesia Kota Bandung. Dosen Pembimbing : Meiti Subardhini, dan Sinta Yulianti Suyono. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang kemandirian bagi penyandang disabilitas di Yayasan Cahaya Inklusi Indonesia Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang: 1) Karakteristik responden, 2) kebutuhan dasar responden, 3) kesadaran akan kemandirian dalam aspek emosi, 3) kesadaran akan kemandirian dalam aspek ekenomi, 4) kesadaran akan kemandirian dalam aspek intelektual, 5) kesadaran akan kemandirian dalam aspek sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sample dengan sasaran masing masing satu orang penyandang disabilitas dengan kedisabilitasan berbeda-beda mulai fisik, intelektual, mental, dan sensorik yang mengikuti pelatihan kemandirian di Yayasan Cahaya Inklusi Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuesioner, wawancara tidak terstruktur, observasi dan studi dokumentasi. Rekomendasi program untuk pemecahan permasalahan yaitu Pengutan Aksesibilitas dan Inklusi Sosial, program ini berfokus pada peningkatan akses penyandang disabilitas terhadap lingkungan dan masyarakat. Yayasan Cahaya Inklusi Indonesia dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan dan dampak program kemandirian. Kolaborasi dapat dilakukan dengan Pemerintah, Lembaga swadaya masyarakat (LSM), Perusahaan swasta. Suksesnya program kemandirian ini bergantung pada perencanaan yang matang, monitoring yang berkelanjutan, dan evaluasi berkala. Kata Kunci: Kemandirian, Penyandang Disabilitas
  • Item
    MOTIVASI DIRI ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM MENJALANI PROSES PEMBINAAN DI UPTD PUSAT PELAYANAN SOSIAL GRIYA BINA KARSA CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Zaka Wirawan, NRM. 21.02.081; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si.; Dra. Enung Huripah, M.Pd.
    Zaka Wirawan, NRM. 21.02.081. Motivasi Diri Anak Berhadapan dengan Hukum dalam Menjalani Proses Pembinaan di UPTD Pusat Pelayanan Sosial di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi Kabupaten Bogor. Anak merupakan asset berharga bagi bangsa karena mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan masa depan bangsa kita. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, memperoleh pendidikan dan mendapatkan perlindungan. Adapun anak-anak dalam proses tumbuh kembangnya tidak mulus, seperti Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang memerlukan perhatian yang khusus terhadap motivasi dirinya karena akan menghadapi lingkungan yang belum siap untuk dihadapi. UPTD Pusyansos Griya Bina Karsa berperan sebagai lembaga pembinaan bagi ABH yang sedang menjalani vonis hukuman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis motivasi diri Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dalam menjalani proses pembinaan di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Cileungsi Kabupaten Bogor. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, penelitian ini melibatkan 37 responden ABH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (75,68%) memiliki tingkat motivasi diri yang sedang, terutama pada aspek tekanan/ketegangan (72,97%), kemampuan menentukan pilihan (78,38%), dan hubungan yang kurang erat dengan pembina (81,08%). Berdasarkan temuan ini, diusulkan program "Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Relasi ABH" yang menerapkan metode casework dan group work dengan teknik positive reinforcement, recreational social group, terapi asertif dan terapi relasional. Program ini bertujuan untuk membantu ABH merasa nyaman dan tidak tertekan dalam menjalani pembinaan, mampu menentukan pilihan secara mandiri, dan membangun hubungan baik dengan pembina, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam proses pembinaan. Kata Kunci: Motivasi Diri, Anak Berhadapan dengan Hukum
  • Item
    DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES REHABILITASI PENYANDANG DISABILITAS NETRA DI SENTRA WYATA GUNA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) TIARA MELANI PUTRI, NRM. 21.02.014; Dr. Uke Hani Rasalwati, M.Si; Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I, M.Si
    TIARA MELANI PUTRI, NRM. 21.02.014. Dukungan Sosial Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Netra Di Sentra Wyata Guna Bandung, Dibimbing oleh UKE HANI RASALWATI and SULISTYARY ARDIYANTIKA Dukungan sosial merupakan pemberian motivasi, bimbingan dan dukungan pribadi ketika seseorang menghadapi suatu masalah atau menemui hambatan dalam melaksanakan kegiatan yang terarah untuk mencapai suatu tujuan. Penyandang disabilitas netra sering menghadapi keterbatasan dalam aspek mental, fisik, intelektual maupun sensorik, yang mengakibatkan hambatan dalam berpartisipasi penuh dalam interaksi dengan lingkungan maupun orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Dukungan Sosial Keluarga Dalam Proses Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Netra Di Sentra Wyata Guna Bandung. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik Purposive Sampling. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah masih adanya keterbatasan keterlibatan keluarga dalam proses rehabilitasi penyandang disabilitas netra. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program rehabilitasi yang ada di sentra wyata guna bandung, seperti tata boga, tata busana, barista, pijat dan pertanian, sangat membantu proses pemulihan dan peningkatan kemandirian penyandang disabilitas netra. Namun, dukungan keluarga belum merata karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan pemahaman akan peran mereka. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “Sarana Harmoni dan Bantuan Terpadu Bagi Penyandang Disabilitas Netra (SAHABAT NETRA)” dengan tujuan untuk membantu penyandang disabilitas netra meningkatkan pemahaman informasi di Sentra Wyata Guna Bandung. Kata kunci: Dukungan Sosial, Keluarga, blind persons
  • Item
    PERILAKU AGRESI VERBAL ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA KABUPATEN JOMBANG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) MAHAT MANGAYU PENI, NRP. 21.02.093; Meiti Subardhini, M.Si., Ph.D; Sinta Yulianti Suyono, S.Sos., MPS.Sp
    MAHAT MANGAYU PENI, NRP. 21.02.093. Perilaku Agresi Verbal Anak Asuh Di Panti Sosial Bina Remaja Kabupaten Jombang. Dibimbing Oleh Meiti Subardhini and Sinta Yulianti Suyono Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk-bentuk perilaku agresi verbal yang ditunjukkan oleh anak asuh di UPT Pelayanan Sosial Bina Remaja (PSBR) Kabupaten Jombang serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi munculnya perilaku tersebut. Perilaku agresi verbal yang dikaji meliputi berkata kasar, menghina, mengejek, dan mengutuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari lima anak asuh laki-laki berusia 14–17 tahun yang menunjukkan kecenderungan perilaku agresi verbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk agresi verbal yang paling dominan dilakukan oleh informan adalah berkata kasar dan menghina, diikuti oleh mengejek, sementara mengutuk dilakukan oleh sebagian informan dalam konteks pertahanan diri. Faktor penyebab perilaku tersebut antara lain ketidakmampuan mengelola emosi, pengalaman masa lalu yang traumatis, lingkungan sosial yang permisif terhadap kekerasan verbal, serta minimnya pendampingan emosional dari pengasuh atau pekerja sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku agresi verbal pada anak asuh di PSBR merupakan ekspresi dari ketegangan emosional dan konflik intrapersonal yang tidak tersalurkan secara konstruktif. Oleh karena itu, diperlukan intervensi preventif dan kuratif melalui pendekatan terapi seni dan konseling emosional yang berkelanjutan untuk membantu anak mengelola emosi dan membentuk komunikasi yang lebih sehat. Kata Kunci: agresi verbal, anak asuh, perilaku remaja, panti sosial, terapi seni
  • Item
    IMPLEMENTASI TERAPI PERILAKU DENGAN METODE APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS (ABA) DALAM BANTU DIRI ANAK AUTISME DI OUR DREAM INDONESIA KECAMATAN CIBEUNYING KALER KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) ELMA MALIGA, NRM. 21.02.066; Meiti Subardhini, M.Si, Ph.D; Sinta Yulianti Suyono., S.Sos, MPS.Sp
    ELMA MALIGA, NRM. 21.02.066. Implementasi Terapi Perilaku Dengan Metode Applied Behavior Analysis (ABA) Dalam Bantu diri Anak Autisme Di Our Dream Indonesia Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung. Dibimbing oleh MEITI SUBARDHINI dan SINTA YULIANTI SUYONO Anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas bantu diri secara mandiri, seperti berpakaian, mencuci tangan, atau buang air di toilet. Ketergantungan terhadap orang dewasa dalam aktivitas sehari-hari menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan kemandirian anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi metode terapi perilaku Applied Behavior Analysis (ABA) dapat meningkatkan kemampuan bantu diri pada anak autisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain Single Subject Research (SSR) model A-B-A. Subjek penelitian adalah seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang didiagnosis autisme dan merupakan siswa di lembaga Our Dream Indonesia. Intervensi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu baseline awal (A1), tahap intervensi (B), dan baseline akhir (A2), dengan total 24 sesi selama satu bulan. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase dan visualisasi grafik perkembangan keterampilan bantu diri. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan kemampuan bantu diri dari rata-rata 37,4% pada tahap A1 menjadi 89,17% pada tahap A2, yang mencerminkan efektivitas metode ABA dalam membentuk dan mempertahankan perilaku mandiri. Selain itu, hasil penelitian ini juga menegaskan pentingnya keterlibatan keluarga dalam menjaga konsistensi perilaku melalui strategi pembiasaan di rumah. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap praktik pekerjaan sosial dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus, serta menjadi landasan bagi lembaga pendidikan inklusif untuk mengembangkan intervensi yang terstruktur dan berbasis bukti. Kata Kunci: Applied Behavior Analysis (ABA), Anak Autisme, Bantu Diri,Terapi Perilaku,
  • Item
    COPING STRATEGY ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM MENJALANI PEMBINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) TIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING, NRP. 21.02.055; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd.
    TIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING, NRP. 21.02.055. Coping Strategy Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menjalani Pembinaan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Dosen Pembimbing: YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Penelitian ini berjudul Coping Strategy Anak Berhadapan dengan Hukum dalam Menjalani Pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Coping strategy adalah cara individu dalam menghadapi tekanan melalui pendekatan pemecahan masalah, pengaturan emosi, maupun pendekatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk coping strategy yang digunakan oleh Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) serta merancang program intervensi yang memperkuat regulasi emosi dan spiritualitas mereka. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 139 anak binaan laki-laki di LPKA Kelas II Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner berskala Likert dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk mengkaji tiga aspek coping: problem-focused, emotional-focused, dan religious-focused coping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotional-focused coping berada pada kategori tinggi, sedangkan problem focused dan religious-focused coping berada pada kategori sedang. Anak cenderung merespons tekanan secara emosional, namun belum sepenuhnya adaptif. Selain itu, nilai-nilai religius belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber penguatan diri. Sebagai tindak lanjut, peneliti menyusun program “Penguatan Emotional dan Religious ABH melalui Terapi Psikososial” dengan metode pekerjaan sosial kelompok dan pendekatan kelompok edukatif. Program ini menggunakan tiga teknik utama, yaitu katarsis, Emotional Freedom Technique (EFT), dan terapi mental spiritual. Kata Kunci: Anak Berhadapan dengan Hukum, Coping Strategy, Emotional, Religious, Terapi Psikososial
  • Item
    KONDISI PSIKOSOSIAL ANAK BROKEN HOME DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK RUMAH PENGHARAPAN BARU YAYASAN SINAR FAJAR INDONESIA LEMBANG BANDUNG BARAT
    (Perpustakaan, 2025-10-21) Muhammad Hafizh Putra Darmawan, NRM. 21.02.080.; Dra Ella Nurlela, M.Si; Elin Herlina, AKS., MPS.Sp
    Muhammad Hafizh Putra Darmawan, NRM. 21.02.080. Kondisi Psikososial Anak Broken Home di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Yayasan Sinar Fajar Indonesia, Lembang, Bandung Barat. Dibimbing oleh Ella Nurlela dan Elin Herlina Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi psikososial anak broken home yang tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Yayasan Sinar Fajar Indonesia di Lembang, Bandung Barat, serta merancang intervensi berbasis program untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari empat anak broken home berusia 12–17 tahun serta tiga orang pengasuh yang aktif mendampingi anak di LKSA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mengalami berbagai gangguan psikososial seperti kecemasan, kesepian, konflik identitas, serta hambatan dalam menjalin interaksi sosial yang sehat. Selain itu, kurangnya perhatian individual dan kedekatan emosional dari pengasuh menjadi faktor penghambat pemulihan psikologis anak. Dukungan teman sebaya dan rutinitas kegiatan di LKSA membantu proses adaptasi mereka, namun belum cukup menyentuh kebutuhan emosional secara personal, Sebagai respon terhadap kondisi tersebut, peneliti merancang program intervensi sosial bertajuk “Peningkatan Kapasitas Anak dan Pengasuh terhadap Kondisi Psikososial melalui Program Pelita Jiwa”. Program ini mencakup dua pendekatan utama yaitu konseling individu (Casework) untuk menangani masalah psikologis secara personal, dan edukasi kelompok (group work) untuk membangun keterampilan sosial, resiliensi, serta dukungan emosional antar sesama anak. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas pengasuh dalam memberikan pendekatan yang lebih empatik dan responsif terhadap dinamika psikososial anak-anak asuh. Melalui pelaksanaan program ini, diharapkan kesejahteraan psikososial anak-anak broken home di LKSA dapat meningkat secara berkelanjutan. Kata Kunci: kondisi psikososial, anak broken home, pengasuhan, intervensi sosial, program Pelita Jiwa
  • Item
    KESIAPAN KELUARGA PENERIMA MANFAAT (KPM) PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MENGHADAPI GRADUASI DI KECAMATAN RANCASARI KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-21) ANNA DINDA PUTRI, NRM. 21.02.063; Dra. Dayne Trikora Wardhani, M.Si; Drs. Aam Muharam, M.Si
    ANNA DINDA PUTRI, NRM. 21.02.063. Kesiapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Menghadapi Graduasi Di Kecamatan Rancasari Kota Bandung, Dibimbing oleh DAYNE TRIKORA WARDHANI dan AAM MUHARAM Penelitian ini bertujuan untuk memahami kesiapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam menghadapi proses graduasi di Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Graduasi merupakan akhir dari kepesertaan bantuan sosial yang menandakan bahwa penerima manfaat tidak lagi memenuhi kriteria karena adanya peningkatan kondisi sosial ekonomi. Namun, banyak KPM masih menghadapi tantangan dalam membangun kesiapan, terutama dari aspek keterampilan, pengetahuan, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Responden penelitian berjumlah 295 KPM yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS untuk memperoleh gambaran objektif mengenai tingkat kesiapan KPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan KPM dalam menghadapi graduasi berada pada kategori sedang. Aspek mental dan emosional berada pada kategori tinggi, namun keterampilan, pengetahuan, dan kesiapan ekonomi masih terbatas. Ketergantungan pada bantuan sosial cukup tinggi, sementara akses terhadap pelatihan, pemberdayaan, dan permodalan belum optimal. Sebagai tindak lanjut, peneliti mengusulkan program “Peka Mandiri: Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Mandiri Graduasi PKH”. Program ini dirancang melalui pelatihan keterampilan, literasi keuangan, dukungan motivasi, serta pendampingan usaha dengan pendekatan kelompok. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan kemandirian KPM, mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial, serta menciptakan kesejahteraan keluarga yang berkelanjutan. Penelitian ini berkontribusi memberikan pemahaman tentang dinamika kesiapan KPM PKH sekaligus rekomendasi praktis bagi pendamping sosial dan pemerintah dalam merancang program yang lebih mendukung proses kemandirian. Kata Kunci: Kesiapan, Program Keluarga Harapan (PKH), Graduasi, KPM, Kemandirian.
  • Item
    PEMBINAAN REMAJA DENGAN PENYIMPANGAN PERILAKU SOSIAL DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA 2 DKI JAKARTA
    (Perpustakaan, 2025-10-21) Hani Adistia 21.02.083; Dra. Ella Nurlela, M.Si.; Elin Herlina, AKS., MPS. SP.; Astrid Chynthia Priesteta, SST., SP. PSM.
    HANIADISTIA, 21.02.083 Pembinaan Remaja Dengan Penyimpangan Perilaku Sosial di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 DKI Jakarta. Dosen pembimbing : ELLA NURLELA, dan ELIN HERLINA Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembinaan sosial terhadap remaja dengan penyimpangan perilaku sosial di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 DKI Jakarta. Remaja dengan perilaku menyimpang merupakan bagian dari Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memerlukan intervensi terstruktur agar mampu kembali menjalankan fungsi sosialnya secara optimal di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penyimpangan perilaku yang terjadi pada remaja di PSBR mencakup perilaku agresif, penyalahgunaan zat, pelanggaran norma, dan seks bebas. Faktor penyebab penyimpangan meliputi kondisi keluarga yang disfungsional, pengaruh lingkungan pergaulan, serta kurangnya kontrol diri. Pembinaan dilakukan melalui pendekatan individual dan kelompok, seperti pemberian keterampilan vokasional, bimbingan psikososial, konseling, serta kegiatan edukatif dan keagamaan. Meskipun mengalami hambatan seperti keterbatasan tenaga profesional dan sarana prasarana, pembinaan sosial dinilai cukup efektif dalam mengarahkan remaja menuju perubahan perilaku yang lebih positif. Penelitian ini merekomendasikan penguatan program berbasis kelompok (group work), peningkatan kapasitas pembina, serta keterlibatan keluarga dalam proses pembinaan. Kata Kunci: pembinaan sosial, remaja, penyimpangan perilaku, panti sosial, pekerja sosial.
  • Item
    COPING MECHANISM REMAJA DALAM MENGHADAPI SITUASI SOSIAL DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA 2 DKI JAKARTA
    (Perpustakaan, 2025-10-21) Devaro Miracle Putra Pratama, NRM. 21.02.035.; Dr. Uke Hani Rasalwati, M.Si; Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I, M.Si
    Devaro Miracle Putra Pratama, NRM. 21.02.035. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap tekanan psikososial, terutama bagi mereka yang tinggal di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR). Tekanan tersebut dapat muncul dalam bentuk konflik antar teman sebaya, aturan ketat panti, hingga perilaku maladaptif yang berkembang sebagai strategi bertahan. Kondisi ini menuntut adanya mekanisme coping yang adaptif agar remaja dapat menghadapi permasalahan secara konstruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran coping mechanism remaja binaan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 48 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner coping mechanism yang dianalisis menggunakan teknik skoring dan garis kontinum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coping mechanism berfokus pada masalah memperoleh skor rata-rata 3.871, sedangkan coping mechanism berfokus pada emosi memperoleh skor rata-rata 3.391. Keduanya berada pada kategori sedang, yang berarti kemampuan remaja dalam menggunakan strategi coping masih belum optimal dan cenderung bercampur antara strategi adaptif dan maladaptif. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengusulkan Program “PROAKTIF” (Program Penguatan Coping mechanism Adaptif Remaja Panti Sosial). Program ini dirancang melalui empat tahap kegiatan meliputi edukasi coping mechanism, pelatihan problem-focused coping, pelatihan emotion-focused coping, serta simulasi situasi sosial dan penyusunan rencana coping pribadi. Program ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas coping adaptif remaja dalam menghadapi tekanan sosial di panti. Kata kunci: coping mechanism, remaja, panti sosial, problem-focused, emotion - focused
  • Item
    COPING STRATEGI MAHASISWA SAAT PEMBUATAN SKRIPSI YANG TINGGAL DI KOMPLEK SIMPAY ASIH KELURAHAN PASIR ENDAH KECAMATAN UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-21) CLARA CHINTYA HUTASOIT, NRP. 21.02.085; Dra. Dayne Trikora Wardhani, M.Si; Drs. Aam Muharam, M.Si
    CLARA CHINTYA HUTASOIT, NRP. 21.02.085, Coping strategi mmahasiswasaat pembuatan skripsi yang tinggal di Komplek Simpay Asih Kelurahan Pasir Endah Kecamatan Ujung Berung kota Bandung.Dosen Pembimbing: DAYNE TRIKORA WARDHANI dan AAM MUHARAM. Penyusunan skripsi merupakan fase penting sekaligus menantang dalam proses akademik mahasiswa tingkat akhir. Tekanan akademik, tuntutan waktu, serta faktor lingkungan sosial dapat memunculkan stres yang membutuhkan strategi penanganan atau coping strategy yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi koping yang digunakan oleh mahasiswa tingkat akhir yang tinggal di Komplek Simpay Asih, Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, dalam menghadapi tantangan selama proses penyusunan skripsi.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap tiga informan utama dan dua informan pendukung. Data dianalisis menggunakan teori koping dari Lazarus dan Folkman yang membagi coping strategy ke dalam dua jenis, yaitu problem-focused coping, dan emotion-focused coping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan berbagai kombinasi strategi koping. Strategi problem-focused digunakan untuk menyelesaikan kendala teknis seperti kesulitan revisi dan komunikasi dengan dosen pembimbing. Strategi emotion-focused digunakan dalam menghadapi tekanan psikologis seperti cemas dan takut gagal, melalui cara berdoa, bercerita kepada orang terdekat, dan mencari hiburan. Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan strategi koping antara lain dukungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan kondisi psikologis individu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai dinamika psikososial mahasiswa dalam menyusun skripsi, serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan program pendampingan psikososial bagi mahasiswa tingkat akhir. Kata Kunci: coping strategy, mahasiswa tingkat akhir, skripsi, stres akademik,Simpay Asi
  • Item
    KONDISI PSIKOSOSIAL ANAK JALANAN DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA 2 DKI JAKARTA
    (Perpustakaan, 2025-10-21) DIAN ARPIAN, NRP. 21.02.052; Dr.Uke Hani Rasalwati, M.Si; Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I, M.Si
    DIAN ARPIAN, NRP. 21.02.052. Kondisi Psikososial Anak Jalan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 DKI Jakarta. Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis kondisi psikososial anak jalanan yang menjadi warga binaan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 DKI Jakarta (PSBR). Anak jalanan merupakan kelompok rentan yang sering menghadapi berbagai tantangan biologis, psikologis, dan sosial yang kompleks. Dalam konteks ini, pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk mengevaluasi aspek biologis, psikologis, dan sosial dari 30 responden yang dipilih melalui teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala Likert dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak jalanan mengalami kondisi biologis yang rentan, seperti kelelahan, gangguan tidur, serta riwayat kesehatan yang menurun. Dari aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stres, kecemasan, dan kemampuan adaptasi yang beragam. Sementara itu, dari aspek sosial, mayoritas responden menunjukkan interaksi sosial yang terbatas dan dukungan keluarga yang minim. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program pembinaan psikososial terpadu yang berfokus pada peningkatan kesehatan fisik, penguatan motivasi dan keterampilan adaptasi, serta pengembangan interaksi sosial melalui pendekatan edukatif, dinamika kelompok, dan pelatihan keterampilan. Temuan dan program ini diharapkan menjadi referensi bagi pengambil kebijakan dan praktisi pekerjaan sosial dalam merancang rehabilitasi yang lebih efektif dan holistik. Kata kunci: Anak jalanan, kondisi psikososial, rehabilitasi