Social Rehabilitation
Permanent URI for this collection
Undergraduate Theses on Program Study of Social Rehabilitation
Browse
Recent Submissions
Item Peran Pekerja Sosial Dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) di Rumah Aman “Sumur” Kabupaten Nganjuk.(Perpustakaan, 2025-08-19) SINDY LULUT FITRIANI, NRP. 21.02.011.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHABSTRAK SINDY LULUT FITRIANI, NRP. 21.02.011. Peran Pekerja Sosial Dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) di Rumah Aman “Sumur” Kabupaten Nganjuk. Dosen Pembimbing: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH. Peran Pekerja Sosial dalam Memberikan Pelayanan merupakan fondasi utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas. Pekerja Sosial bertindak sebagai penghubung, advokat, dan fasilitator yang membantu individu untuk mengakses sumber daya, mengatasi masalah, dan mengembangkan potensi diri. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengatahui secara mendalam terkait peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap anak berhadapan dengan hukum di Rumah Aman “Sumur” Kabupaten Nganjuk yang mencangkup 1) karakteristik informan, 2) peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap ABH, 3) faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi pekerja sosial dalam memberikan pelayanan terhadap ABH. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder, penelitian ini terdiri dari enam informan yang meliputi pekerja sosial, ABH dan pendamping profesional. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunlan teknik 1) wawancara mendalam, 2) observasi, 3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa peran pekerja sosial yang diberikan sudah cukup optimal namun 1) kurangnya dukungan dari keluarga, 2) kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) dan 3) kurangnya kelengkapan sarana dan prasarana dalam pelayanan yang diberikan terhadap ABH. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu sarana membangun relasi anak dan keluarga di Rumah Aman “Sumur” Kabupaten Nganjuk menggunakan metode social group work dengan teknik educational group dan self help group. Kata Kunci: Peran, Pekerja Sosial, Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH), Rumah Aman “Sumur”.Item Dukungan Sosial Peer Group dalam Proses Rehabilitasi pada Narapidana Disabilitas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba Jakarta Pusat,(Perpustakaan, 2025-08-18) Dinda Iffani Agustin, NRM. 21.02.003,; Meiti Subardhini; Enung HuripahABSTRAK Dinda Iffani Agustin, NRM. 21.02.003, Dukungan Sosial Peer Group dalam Proses Rehabilitasi pada Narapidana Disabilitas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba Jakarta Pusat, dibimbing oleh Meiti Subardhini dan Enung Huripah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman dukungan sosial yang dirasakan oleh narapidana disabilitas dari narapidana peer group selama menjalani proses rehabilitasi di Lapas Kelas IIA Salemba Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi tidak langsung, dan studi dokumentasi. Informan utama dalam penelitian ini adalah narapidana disabilitas, sedangkan narapidana peer group dan petugas Lapas berperan sebagai informan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narapidana disabilitas menerima berbagai bentuk dukungan sosial dari narapidana peer group di Lingkungan Lapas, khususnya dalam bentuk dukungan emosional dan penilaian positif yang berdampak pada semangat serta motivasi mereka selama menjalani masa pidana. Namun demikian, aspek dukungan instrumental belum optimal karena narapidana peer group juga memiliki keterbatasan finansial, sehingga narapidana disabilitas belum dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan layak. Selain itu, belum tersedia program pembinaan keterampilan yang sesuai dengan minat dan kemampuan narapidana disabilitas, serta belum memberikan peluang untuk memperoleh penghasilan. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak terlibat aktif dalam pembinaan keterampilan yang ada Kesimpulannya, dukungan sosial dari narapidana peer group berperan penting dalam proses rehabilitasi, meskipun masih perlu penguatan pada aspek dukungan instrumental. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan alternatif program “Pembinaan keterampilan kewirausahaan” yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi narapidana. Program ini diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi selama di dalam Lapas dan sebagai bekal ketika bebas nanti. Kata kunci: Dukungan Peer Group, Rehabilitasi, Narapidana DisabilitasItem Pola Interaksi Sesama Lanjut Usia Korban Penelantaran Di Panti Sosial Tresna Werdha Laswi Bandung,(Perpustakaan, 2025-08-18) DEO RIZAL MIFTAKHUL ILIIAN, NRP. 20.02.124.; Rini Hartini Rinda A, M.Pd, Ph.D; Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I., M.Si.ABSTRAK DEO RIZAL MIFTAKHUL ILIIAN, NRP. 20.02.124. Pola Interaksi Sesama Lanjut Usia Korban Penelantaran Di Panti Sosial Tresna Werdha Laswi Bandung, dibimbing oleh Rini Hartini Rinda A, M.Pd, Ph.D dan Sulistyary Ardiyantika, S.Sos.I., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang pola interaksi sesama lanjut usia korban penelantaran di Panti Sosial Tresna Werdha Laswi Bandung yang mencakup: (1) karakter informan; (2) kontak sosial lanjut usia; (3) komunikasi lanjut usia (4) pola interaksi sosial lanjut usia. Penelitian ini mengguanakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumalh 4 orang yang meliputi 3 PPKS lanjut usia terlantar dan 1 pengasuh dengan penentuan informan menggunakan purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pola interaksi sosial, beberapa lanjut usia di PSTW Laswi sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga mampu berinteraksi dengan lanjut usia lainnya namun ada juga yang belum mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan baru yang membuat interaksi sosialnya terganggu. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu “Lansia Terus Bersama”. Kata Kunci: Pola Interaksi Sosial, Lanjut Usia Terlantar, Panti Sosial Tresna Werdha LaswiItem Pendampingan Psikososial pada Anak Korban Kekerasan Seksual di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-08-18) ERISA DWI NUR AINI, NRM. 21.02.012.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELLA NURLELA; JHON RAPHAEL SARAGIHABSTRAK ERISA DWI NUR AINI, NRM. 21.02.012. Pendampingan Psikososial pada Anak Korban Kekerasan Seksual di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bandung. Dibimbing oleh RINI HARTINI RINDA ANDAYANI, ELLA NURLELA, dan JHON RAPHAEL SARAGIH Kekerasan seksual pada anak menjadi permasalahan serius dan rentan terjadi dikarenakan anak sangat bergantung pada orang dewasa dan lemahnya pengawasan keluarga. Pendampingan psikososial menjadi hal penting dalam menangani kekerasan seksual sebagai salah satu cara untuk memberikan dukungan bagi individu dan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif berupa observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan empat informan yaitu 2 pekerja sosial, 1 psikolog, dan 1 tenaga ahli hukum atau advokat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Karakteristik informan; 2) Pendampingan psikososial pada anak korban kekerasan seksual; 3) Faktor pendukung dan penghambat pendampingan psikososial; 4) Akses layanan bagi anak korban kekerasan seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan psikososial di UPTD PPA Kota Bandung mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial dengan tahapan, yaitu: penerimaan pengaduan, asesmen awal, asesmen lanjutan, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi pendampingan hukum, mediasi, monitoring, evaluasi, terminasi. Faktor pendukung proses pendampingan meliputi relasi, fleksibilitas waktu sesi konseling, psikoedukasi keluarga, adanya dukungan dari dinas DP3A, pelayanan gratis, dan bantuan materi atau keterampilan meskipun bersifat tidak tetap serta teknologi. Faktor penghambat proses pendampingan kurang adanya sumber dukungan sosial, hubungan keluarga atau kekerabatan, kondisi sosial ekonomi yang rentan, tidak kooperatif dan tempat yang perlu ditingkatkan terkait sirkulasi udara. Akses layanan bagi anak korban kekerasan seksual mulai layanan kesehatan, layanan hukum, dan layanan pendidikan. Pendampingan yang berkelanjutan sangat diperlukan, termasuk usulan program “Peningkatan dukungan sosial keluarga melalui educational group” Bentuk kegiatannya yaitu: 1) Sesi edukasi; 2) Bermain peran (role playing); 3) Sesi pelatihan keterampilan mendengarkan anak bercerita dan self-care untuk orang tua. Kata kunci: Pendampingan Psikososial, Anak Korban Kekerasan Seksual, Educational Group.Item Implementasi Teknik Modifikasi Tingkah Laku untuk Meningkatkan Self management Penyandang Disabilitas Mental di Sentra Phalamartha Sukabumi.(Perpustakaan, 2025-08-18) SYAHLA JULIA HASBI, 21.02.039.; Rini Hartini Rinda Andayani; Silvia Fatmah NurusshobahABSTRAK SYAHLA JULIA HASBI, 21.02.039. Implementasi Teknik Modifikasi Tingkah Laku untuk Meningkatkan Self management Penyandang Disabilitas Mental di Sentra Phalamartha Sukabumi. Dibimbing oleh Rini Hartini Rinda Andayani dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Implementasi Teknik Modifikasi Tingkah Laku untuk Meningkatkan Self management Penyandang Disabilitas Mental di Sentra Phalamartha Sukabumi merujuk pada penerapan teknik modifikasi tingkah laku dalam berbagai perilaku spesifik yang telah disepakati sehingga mampu memberikan pengaruh pada tingkatan self management. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi teknik modifikasi tingkah laku dalam 4 aspek yaitu self motivation, self control, self development dan self organization. Penelitian ini menggunakan pendekatan Single Subject Design dengan metode kuantitatif. Responden penelitian ini adalah penyandang disaabilitas mental yang sedang menerima pelayanan di Sentra Phalamartha Sukabumi dengan menetapkan sampel berdasarkan hasil rekomendasi dari pekerja sosial. Instrumen yang digunakan dalam mengukur baseline A1, treatmen (B1) dan baseline A2 ditentukan berdasarkan hasil asesmen perilaku yang telah dilakukan, sehingga diperoleh 4 perilaku spesifik yaitu mengikuti kegiatan vokasional, bangun pagi pukul 06.00 WIB, perawatan diri (mandi) dan interaksi dengan teman satu Sentra. Implementasi teknik modifikasi tingkah laku bertujuan untuk mengurangi adanya perilaku maladaptif yang dimiliki oleh penyandang disabilitas mental. Teknik modifikasi tingkah laku yang digunakan adalah modelling, positif reinforcement, motivation, advice and instruction dan behavioral contract. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mental yang sedang menerima pelayanan di Sentra Phalamartha Sukabumi dengan inisial RN memiliki self management pada kategori sedang dengan hasil pengukuran dari ke empat aspek memiliki skor 289, dimana pada aspek self motivation memiliki skor 68, aspek self control memiliki skor 81, aspek self development memiliki skor 71 dan aspek self organization memiliki skor 69. Program yang diusulkan adalah “Pakar Adaptif (Pembentukan Karakter Adaptif)” dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku adaptif penyandang disabilitas mental di Sentra Phalamartha Sukabumi dalam meningkatkan self management khususnya dalam aspek self motivation dengan menggunakan metode social casework dan social groupwork. Kata Kunci: Teknik Modifikasi Tingkah Laku; Self management; Penyandang Disabilitas MentalItem Relasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik di Sentra Wirajaya Kota Makassar.(Perpustakaan, 2025-08-18) TRI POPNIS MAHARANI WAHID, NRP. 21.02.024.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHABSTRAK TRI POPNIS MAHARANI WAHID, NRP. 21.02.024. Relasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik di Sentra Wirajaya Kota Makassar. Dibimbing oleh RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dinamika relasi sosial penyandang disabilitas fisik di Sentra Wirajaya Kota Makassar. Permasalahan utama mencakup karakteristik penyandang disabilitas, bentuk relasi sosial yang terbentuk, serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses interaksi sosial di lingkungan Sentra. Latar belakang penelitian ini berangkat dari pentingnya relasi sosial yang sehat dalam proses rehabilitasi sosial, khususnya bagi individu dengan hambatan fisik. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Informan terdiri dari dua penyandang disabilitas fisik, dua penerima manfaat lain yang memiliki relasi sosial dengan mereka, serta satu pekerja sosial sebagai pendamping. Hasil penelitian menunjukkan tiga bentuk utama relasi sosial, yaitu interpersonal, kelompok, dan antarkelompok. Relasi interpersonal terjalin dalam interaksi sehari-hari, percakapan santai, dan berbagi pengalaman emosional. Relasi kelompok dan antarkelompok muncul melalui pelatihan keterampilan, program edukasi, dan interaksi lintas kluster. Faktor pendukung mencakup lingkungan inklusif, dukungan teman sebaya, serta keterlibatan aktif pekerja sosial. hambatan yang diidentifikasi meliputi diskriminasi terselubung, ejekan antar sesama, serta ketimpangan perlakuan. Rekomendasi penelitian mencakup penguatan edukasi inklusif, pelatihan empati bagi penghuni Sentra, serta optimalisasi peran pekerja sosial dalam menciptakan interaksi sosial yang adil dan memberdayakan. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi praktis bagi pengembangan layanan sosial yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas fisik. Kata kunci: Relasi Sosial, Disabilitas Fisik, Sentra WirajayaItem Self Compassion Lanjut Usia di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes.(Perpustakaan, 2025-08-18) VIONA RESTI ANANDA, NRP. 21.02.059.; ELLA NURLELA; ELIN HERLINAABSTRAK VIONA RESTI ANANDA, 21.02.059. Self Compassion Lanjut Usia di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Dibimbing oleh ELLA NURLELA dan ELIN HERLINA Penelitian ini mengkaji tingkat self-compassion pada lansia yang tinggal di Desa Winduaji. Self-compassion adalah belas kasih diri atau sikap empati dan kebaikan terhadap diri sendiri saat mengalami kesulitan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang 1) Karakteristik responden, 2) Tingkat Self Kindness, 3) Tingkat Common Humanity, dan 4) Tingkat Mindfulness. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan statistik deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Populasi dalam penelitian ini yaitu lansia di Desa Winduaji berjumlah 1.459 orang dengan sampel penelitian sebanyak 94 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner, observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur yang digunakan yaitu face validity (validitas muka) dan rumus Pearson Correlation serta uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menggunakan aplikasi Statictical Product and Service Solution (SPSS) 25 dan memperoleh hasil 0.921 (sangat tinggi). Hasil penelitian self compassion lanjut usia di Desa Winduaji menunjukkan bahwa aspek self kindness lansia di Desa Winduaji berada pada kategori tinggi dengan skor aktual sebesar 3.938 (84%) dari skor ideal 4.700, aspek common humanity berada pada kategori tinggi dengan skor aktual sebesar 3.117 (83%) dari skor ideal sebesar 3.760, sedangkan pada aspek mindfulness berada pada kategori sedang dengan skor aktual sebesar 2.756 (73%) dari skor ideal 3.760. Peneliti mengusulkan program “Pelatihan Kader tentang Mindfulness dan Self Compassion untuk Kesejahteraan Lansia di Desa Winduaji”. Kata Kunci: Self Compassion, Lanjut Usia, Desa WinduajiItem Resiliensi Remaja Penyandang Disabilitas dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.(Perpustakaan, 2025-08-18) SUFI KAMILAH HUMAYROH, NRP. 21.02.032; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHABSTRAK SUFI KAMILAH HUMAYROH, NRP. 21.02.032. Resiliensi Remaja Penyandang Disabilitas dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon. Dibimbing oleh RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH. Resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bertahan, beradaptasi, dan bangkit kembali dari kesulitan. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran secara empiris mengenai: 1) Karakteristik responden. 2) Resiliensi responden dari aspek kompetensi personal, standar tinggi, dan kegigihan. 3) Resiliensi responden dari aspek percaya pada intuisi dan toleransi terhadap emosi negatif. 4) Resiliensi responden dari aspek penerimaan positif terhadap perubahan dan memiliki hubungan yang aman. 5) Resiliensi responden dari aspek kontrol diri. 6) Resiliensi responden dari aspek pengaruh spiritualitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 57 orang remaja penyandang disabilitas di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampel jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen Connor Davidson Resilience Scale. Uji validitas yang digunakan adalah Face Validity dan Pearson’s Product Moment Correlation, sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan perhitungan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiliensi remaja penyadang disabilitas dalam menghadapi stigma masyarakat di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirbeon memiliki skor 3.406, yang berarti berada pada kategori sedang. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang dialami responden, yaitu kerentanan psikologis remaja disabilitas, kurangnya pemahaman keluarga mengenai hak dan kebutuhan remaja disabilitas, serta minimnya dukungan sosial dan masih kuatnya stigma masyarakat terhadap remaja disabilitas. Oleh karena itu, diusulkan sebuah program dengan nama “Ruang ASA (Afirmasi, Sosialisasi, dan Aksi).” Program Ruang ASA menggunakan metode Social Group Work dengan teknik Socializaation Group dan Recreational Group. Program ini bertujuan untuk meningkatkan reseiliensi remaja penyandang disabilitas dalam menghadapi stigma masyarakat dengan melibatkan langsung keluarga dan masyarakat setempat. Kata kunci: Resiliensi, Remaja Penyandang Disabilitas, Stigma.Item Coping Strategy Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menjalani Pembinaan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-07-28) TIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING NRP 21.02.055; YUTI SRI ISMUDIYATI; ENUNG HURIPAHTIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING, Coping Strategy Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menjalani Pembinaan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Dosen Pembimbing: YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Penelitian ini berjudul Coping Strategy Anak Berhadapan dengan Hukum dalam Menjalani Pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Coping strategy adalah cara individu dalam menghadapi tekanan melalui pendekatan pemecahan masalah, pengaturan emosi, maupun pendekatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk coping strategy yang digunakan oleh Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) serta merancang program intervensi yang memperkuat regulasi emosi dan spiritualitas mereka. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 139 anak binaan laki-laki di LPKA Kelas II Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner berskala Likert dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk mengkaji tiga aspek coping: problem-focused, emotional-focused, dan religious-focused coping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotional-focused coping berada pada kategori tinggi, sedangkan problemfocused dan religious-focused coping berada pada kategori sedang. Anak cenderung merespons tekanan secara emosional, namun belum sepenuhnya adaptif. Selain itu, nilai-nilai religius belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber penguatan diri. Sebagai tindak lanjut, peneliti menyusun program “Penguatan Emotional dan Religious ABH melalui Terapi Psikososial” dengan metode pekerjaan sosial kelompok dan pendekatan kelompok edukatif. Program ini menggunakan tiga teknik utama, yaitu katarsis, Emotional Freedom Technique (EFT), dan terapi mental spiritual. Kata Kunci: Anak Berhadapan dengan Hukum, Coping Strategy, Emotional, Religious, Terapi PsikososialItem Strategi Mitigasi Bencana dalam Menghadapi Potensi Bencana Alam di Societas Sosialis (SOS) Children’s Villages Lembang.(Perpustakaan, 2025-07-22) RIVA SEPTIANI ROSID, NRP. 21.02.076.; Meiti Subardhini; Sinta Yulianti SuyonoRIVA SEPTIANI ROSID, 21.02.076. Strategi Mitigasi Bencana dalam Menghadapi Potensi Bencana Alam di Societas Sosialis (SOS) Children’s Villages Lembang. Oleh Meiti Subardhini dan Sinta Yulianti Suyono Penanggulangan bencana menjadi aspek krusial dalam perlindungan anak, khususnya bagi anak-anak yang tinggal dalam lembaga pengasuhan seperti SOS Children’s Villages Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi mitigasi bencana yang diterapkan oleh lembaga dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya yang berkaitan dengan keberadaan Sesar Lembang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap delapan informan, terdiri dari anak asuh, pengasuh, pekerja sosial, dan pihak manajemen lembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga telah melaksanakan mitigasi non-struktural melalui edukasi kebencanaan, simulasi evakuasi, dan pembiasaan penggunaan tas siaga darurat. Namun, pada aspek mitigasi struktural, ditemukan keterbatasan seperti belum adanya sistem peringatan dini dan alat deteksi bahaya di setiap rumah. Selain itu, kapasitas pendamping dan kesetaraan pemahaman anak terhadap prosedur evakuasi belum merata. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyusun program intervensi “CERDAS BENCANA” sebagai model edukasi kebencanaan berbasis kelompok yang aplikatif dan menyenangkan, dengan sasaran anak, pendamping, pekerja sosial, dan lembaga. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta membentuk budaya siaga bencana secara berkelanjutan. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa strategi mitigasi yang dilakukan lembaga sudah berjalan cukup baik namun memerlukan penguatan sistem, kurikulum edukatif yang terstruktur, dan kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketangguhan komunitas pengasuhan terhadap bencana. Kata kunci: mitigasi bencana, anak, lembaga pengasuhan, kesiapsiagaan, edukasi kebencanaanItem Penyesuaian Diri Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-07-22) Theresa Inganta Ginting, NRP. 21.02.033.; YUTI SRI ISMUDIYATI; ENUNG HURIPAHTheresa Inganta Ginting, NRP. 21.02.033. Penyesuaian Diri Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kota Bandung. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Anak merupakan aset berharga bangsa yang memiliki peran strategis sebagai generasi penerus. Namun, tidak semua anak memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal. Faktor kemiskinan, lingkungan keluarga yang tidak kondusif, rendahnya pendidikan, dan tekanan sosial dapat mendorong anak melakukan perilaku menyimpang hingga berhadapan dengan hukum. Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) memerlukan perhatian khusus karena perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari kehidupan mereka sebelumnya dibutuhkan perhatian khusus agar mereka mampu menyesuaikan diri dan kembali berfungsi sosial secara positif di masyarakat. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) berperan penting dalam pembinaan dan reintegrasi sosial ABH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA Kota Bandung ditinjau dari tiga aspek yaitu adaptasi, konformitas, dan penguasaan diri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui kueisoner terhadap 79 anak yang sedang menjalani pembinaan dalam kurung waktu satu sampai enam bulan. Data dianalisis untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri berdasarkan kategori interval. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ABH dalam semua aspek penyesuaian diri termasuk dalam kategori ”mampu” namun beberapa ABH dalam semua aspek penyesuaian diri masih ada hambatan atau belum mampu menyesuaikan diri di LPKA. Adapun program yang diusulkan ”penguatan penguasaan diri anak berhadapan dengan hukum melalui terapi relaitas dan social conversation group” agar ABH dapat melewati masa pembinaan dengan lebih baik dan siap untuk kembali menjalani kehidupan di masyarakat secara produktif dan positif. Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Anak Berhadapan dengan HukumItem Peran Pekerja Sosial dalam Pelatihan Kemandirian Penyandang Disabulitas Mental di Sentra Phalamartha.(Perpustakaan, 2025-07-22) RATU SINA AGUSTINA, 21.02.017; MOCH. ZAENAL HAKIM; SABAR RIYADIRATU SINA AGUSTINA, 21.02.017. Peran Pekerja Sosial dalam Pelatihan Kemandirian Penyandang Disabulitas Mental di Sentra Phalamartha. Dosen Pembimbing: MOCH. ZAENAL HAKIM dan SABAR RIYADI Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam dan menyeluruh peran pekerja sosial dalam pelatihan kemandirian penyandang disabilitas mental di Sentra Phalamartha Sukabumi. Fokus utama penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana pekerja sosial mengimplementasikan berbagai peran strategis, khususnya sebagai motivator, edukator, konselor, dan broker, dalam proses rehabilitasi sosial yang bertujuan meningkatkan keberfungsian sosial dan kemandirian penyandang disabilitas mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial di Sentra Phalamartha Sukabumi menjalankan peran mereka secara adaptif, menyesuaikan strategi intervensi dengan karakteristik dan tingkat kebutuhan masing-masing penyandang disabilitas mental. Sebagai motivator, pekerja sosial membangun relasi kepercayaan dan memberikan dorongan emosional yang konstruktif; sebagai edukator, memberikan pelatihan keterampilan dasar serta pembinaan aktivitas kehidupan sehari-hari (Activity Daily Living) ADL sebagai konselor, memberikan pendampingan psikososial untuk membantu klien memahami dan mengelola masalah internal maupun eksternal; dan sebagai broker, mereka memfasilitasi akses terhadap layanan pendukung seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan dukungan keluarga. Penelitian ini juga menjelaskan beberapa tantangan yang dihadapi oleh pekerja sosial, antara lain kesulitan komunikasi dengan klien yang memiliki gangguan mental berat, keterbatasan dukungan dari keluarga saat proses reunifikasi, serta hambatan administratif dan geografis dalam pelacakan alamat penyandang disabilitas mental. Sebagai bentuk kontribusi praktis dan akademik, penelitian ini merekomendasikan adanya penguatan kapasitas dan kompetensi pekerja sosial melalui pelatihan berkelanjutan, peningkatan sinergi dengan lembaga terkait, serta pengembangan sistem monitoring, evaluasi, dan dokumentasi yang lebih terstruktur guna meningkatkan efektivitas pelatihan kemandirian penyandang disabilitas mental secara berkelanjutan. Kata kunci: Peran Pekerja Sosial, Kemandirian, Disabilitas mentalItem Efektivitas Program Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2025-07-21) ADI IDAN MAULANA NRP. 21.02.046; Moch Zaenal Hakim; Sabar Riyadi.ADI IDAN MAULANA 21.02.046: Efektivitas Program Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Moch Zaenal Hakim dan Sabar Riyadi. Cianjur merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap gempa bumi dan hingga 2024 masih mengalami gempa susulan akibat aktivitas Sesar Cugenang. Gempa berkekuatan 5,6 SR pada 21 November 2022 menyebabkan kerusakan besar dan mendorong kebutuhan hunian tahan gempa. Sebagai respons, Kementerian PUPR mengimplementasikan Program Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, sebagai upaya mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan menilai efektivitas program RISHA berdasarkan lima indikator teori Sutrisno: pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, ketercapaian tujuan, dan perubahan nyata. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik simple random sampling terhadap 133 responden dari 200 kepala keluarga penerima manfaat. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik skoring. Hasil menunjukkan bahwa pemahaman program memperoleh skor 2.464, ketepatan sasaran 2.546, ketepatan waktu 2.555, ketercapaian tujuan 2.949, dan perubahan nyata 2.947. Total skor keseluruhan sebesar 13.461 mengindikasikan bahwa program berada dalam kategori “sedang/cukup efektif”. Meskipun memberikan dampak positif terhadap peningkatan rasa aman dan kesiapsiagaan, masih terdapat kendala dalam sosialisasi, penyaluran bantuan, serta efisiensi pelaksanaan teknis. Untuk itu, peneliti mengusulkan Program “Pelatihan CERDAS (Cakap mitigasi, Edukatif, Responsif, Disiplin, Aktif, dan Siap tanggap)” guna memperkuat pemahaman masyarakat terhadap teknologi RISHA serta meningkatkan kesiapsiagaan secara menyeluruh dalam menghadapi bencana. Kata Kunci: Efektivitas, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), Gempa BumiItem Keterampilan Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Aisyiyah Hj. Rumijatun Kaliwungu Kabupaten Kendal.(Perpustakaan, 2025-07-21) SYAFA’ATULLATIF PUTRI CHANA NRP. 21.02.190; THERESIA MARTINA MARWANTI; SRI RATNA NINGRUMSYAFA’ATULLATIF PUTRI CHANA: Keterampilan Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Aisyiyah Hj. Rumijatun Kaliwungu Kabupaten Kendal. Dosen Pembimbing: THERESIA MARTINA MARWANTI dan SRI RATNA NINGRUM. Keterampilan sosial anak adalah kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berkomunikasi secara efektif, berinteraksi sosial, bekerja sama dan memiliki motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Gambaran empiris mengenai: 1) karakteristik responden, 2) komunikasi efektif responden, 3) interaksi sosial responden, 4) kerja sama responden, dan 5) motivasi responden. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 anak asuh yang berada di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Aisyiyah Hj. Rumijatun Kaliwungu Kabupaten Kendal. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka (face validity), dan uji reliabilitas menggunakan alpha Cronbach dengan hasil 0,971 > 0,6 (reliabilitas tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan sosial anak asuh berada pada kategori sedang dengan perolehan skor aktual 2.278 dari skor ideal 3.280 dengan persentase sebesar 69,29%, kemampuan komunikasi efektif pada keterampilan sosial anak asuh memiliki skor paling rendah dengan total skor aktual 683 dari skor ideal 1.040 dengan persentase sebesar 65,67%. Program yang diusulkan adalah “Peningkatan Keterampilan Komunikasi (Eksplorasi Ekspresi Diri)” sasaran dari program adalah anak asuh, melalui Educational Group work di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Putri Aisyiyah Hj. Rumijatun Kaliwungu Kabupaten Kendal. Kata Kunci: Keterampilan Sosial, Anak, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial AnakItem Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa Perantau di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2025-07-21) FADHILA MAGHFIRAH AMRAIN, 21.02.016.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHFADHILA MAGHFIRAH AMRAIN, 21.02.016. Dukungan Sosial Teman Sebaya pada Mahasiswa Perantau di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dibimbing oleh RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH Dukungan sosial merupakan faktor yang sangat penting dalam mengurangi stres dan membantu individu beradaptasi dengan tantangan kehidupan, terutama bagi mahasiswa perantau yang harus berhadapan dengan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan akademik dan sosial yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran dukungan sosial yang diberikan oleh teman sebaya kepada mahasiswa perantau di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, yang memiliki latar belakang sosial, suku, dan budaya yang beragam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen kuesioner yang diisi oleh 140 mahasiswa perantau yang berasal dari luar Pulau Jawa, dan kemudian dianalisis menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Karakteristik responden yang beragam, seperti asal daerah, budaya, dan latar belakang sosial, memberikan wawasan penting dalam mengidentifikasi permasalahan dukungan sosial yang dialami oleh mahasiswa perantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya, yang mencakup dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan penghargaan, berperan signifikan dalam membantu mahasiswa perantau mengatasi perasaan kesepian, stres, serta tantangan akademik yang mereka hadapi. Dukungan emosional, khususnya, terbukti efektif dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa, sedangkan dukungan informasional memiliki peranan penting dalam membantu mahasiswa membuat keputusan-keputusan yang krusial. Namun, penelitian ini juga menemukan adanya hambatan komunikasi yang disebabkan oleh perbedaan bahasa dan dialek yang digunakan, yang mempengaruhi efektivitas dukungan sosial tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang bagaimana teman sebaya dapat menjadi sumber dukungan sosial yang signifikan bagi mahasiswa perantau, serta memberikan implikasi penting bagi kebijakan kesejahteraan sosial di perguruan tinggi. Kata kunci: Dukungan Sosisal, Mahasiswa Perantau, Teman SebayaItem Konsep Diri Anak Jalanan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Tangerang Selatan, Dibimbing oleh Uke Hani Rasalwati dan Sabar Riyadi.(Perpustakaan, 2025-03-26) ANGELINE PRISCILLA DAMANIK, NRP. 20.02.077.ANGELINE PRISCILLA DAMANIK, 20.02.077. Konsep Diri Anak Jalanan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Tangerang Selatan, Dibimbing oleh Uke Hani Rasalwati dan Sabar Riyadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri anak jalanan yang mendapatkan pelayanan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Tangerang Selatan. Konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang dirinya secara menyeluruh baik dari diri sendiri maupun hasil interaksi dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran konsep diri anak jalanan yang mencakup karakteristik responden berdasarkan usia dan lama tinggal di panti serta aspek konsep diri yang diteliti yaitu diri identitas, diri perilaku, diri penerimaan/penilai, diri fisik, diri etik-moral, diri pribadi, diri keluarga dan diri sosial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus/jenuh dengan jumlah 68 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dengan menggunakan Tennessee Self Concept Scale 2 (TSCS 2) yang diuji validitasnya dengan face validity serta studi dokumentasi. Hasil penelitian melalui perolehan skor setiap aspeknya menunjukkan bahwa secara umum konsep diri anak jalanan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Tangerang Selatan tergolong memiliki konsep diri positif dengan skor rata-rata 18566 dari skor total berjumlah 26180. Meskipun berada dalam kategori positif, anak jalanan memerlukan penguatan dan peningkatan konsep diri dari setiap aspek. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai dasar penulis dalam mengusulkan sebuah program " Meningkatkan Konsep Diri Anak Jalanan di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 2 Tangerang Selatan". Program yang diusulkan menggunakan metode dan teknik dalam pekerjaan sosial yaitu social case work dan social group work. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan konsep diri anak jalanan terhadap diri identitas, diri perilaku, diri penerimaan/penilai, diri fisik, diri etikmoral, diri pribadi,diri keluarga dan diri sosial. Kata Kunci : Konsep Diri, Anak Jalanan, Panti Sosial Bina RemajaItem Citra Diri (Self Image) Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan di Rumah Hijrah Khadijah Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-10-15) Umay Dwi Lestari, 20.02.036.; YUTI SRI ISMUDIYATI; DAYNE TRIKORA WARDHANIUmay Dwi Lestari, 20.02.036. Self Image of Female Drug Abuse Victims at Rumah Hijrah Khadijah, North Bogor Sub-district, Bogor City, West Java. Supervisors: YUTI SRI ISMUDIYATI, and DAYNE TRIKORA WARDHANI. Research on Self Image of Female Drug Abuse Victims at Rumah Hijrah Khadijah, North Bogor District, Bogor City, West Java aims to obtain an overview of: 1. The characteristics of the informant, 2. The image that a person has about his/her appearance, especially physical and expressions given to others (Perceptual Component), 3. An overview of the characteristics within a person which includes the advantages and disadvantages possessed by the individual, self-ability and limitations possessed by the individual (Conceptual Component), 4. A person's thoughts and feelings about himself/herself, status and views towards other individuals (Attitudional Component). The research method used is descriptive qualitative with 4 (four) informants who are divided into female drug abuse victims, social workers and addiction counselors at Rumah Hijrah Khadijah Bogor. Data were collected through descriptive qualitative techniques, namely in-depth interviews, observation and documentation studies. Data analysis was carried out by data collection, data reduction, data presentation, conclusion drawing and data verification. The results showed that the Self Image of Female Drug Abuse Victims at Rumah Hijrah Khadijah, North Bogor Sub-district, Bogor City, West Java, experienced shame and low self-esteem towards the changes that occurred in their physique, feeling guilty and dissatisfied with their social roles, and lack of family acceptance. The results showed that the Self Image of Female Drug Abuse Victims at Rumah Hijrah Khadijah, North Bogor Sub-district, Bogor City, West Java, experienced shame and low self-esteem towards the changes that occurred in their physique, feeling guilty and dissatisfied with their social roles, and lack of family acceptance. The proposed program based on the research findings is "Enhancing Self-Image for Female Victims of Drug Abuse through Counseling. Keywords: Self Image, Female Victims of Drug Abuse, Rumah Hijrah Khadijah ABSTRAK Umay Dwi Lestari, 20.02.036. Citra Diri (Self Image) Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan di Rumah Hijrah Khadijah Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Jawa Barat. Dosen Pembimbing: YUTI SRI ISMUDIYATI, dan DAYNE TRIKORA WARDHANI. Penelitian tentang Citra Diri (Self Image) Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan di Rumah Hijrah Khadijah Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Jawa Barat bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1. Karakteristik Informan, 2. Gambaran yang dimiliki seseorang mengenai penampilan dirinya, terutama fisik dan ekspresi yang diberikan pada orang lain (Perceptual Component), 3. Gambaran tentang karakteristik dalam diri seseorang yang meliputi tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh individu, kemampuan diri serta keterbatasan yang dimiliki oleh individu (Conceptual Component), 4. Pemikiran serta perasaan seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap individu lain (Attitudional Component). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan 4 (empat) informan yang dibedakan menjadi Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan, Pekerja Sosial dan Konselor Adiksi di Rumah Hijrah Khadijah Bogor. Data dikumpulkan melalui teknik kualitatif deskriptif yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Citra Diri (Self Image) Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan di Rrumah Hijrah Khadijah Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor Jawa Barat mengalami rasa malu dan rendah diri terhadap perubahan yang terjadi pada fisiknya, merasa bersalah dan tidak puas terhadap peran sosialnya, dan kurangnya penerimaan keluarga. Hal tersebut sangat mempengaruhi serta memperburuk citra diri korban penyalahgunaan NAPZA Perempuan di Rumah Hijrah Khadijah Bogor. Berdasarkan hal ini, program yang diusulkan sesuai dengan hasil penelitian adalah “Peningkatan Citra Diri Bagi Perempuan Korban Penyalahgunaan NAPZA melalui Konseling. Kata kunci : Citra Diri (Self Image), Korban Penyalahgunaan NAPZA Perempuan, Rumah Hijrah KhadijahItem Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016; Dra. Ella Nurlela, M.Si; Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.SpDendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Pembimbing: Dra. Ella Nurlela, M.Si dan Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. Adiksi Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung menganalisis dampak adiksi media sosial terhadap Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Dampak Adiksi Media Sosial dalam Aspek 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symtoms, 5) Conflict, 6) Relapse. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif, Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan perlu adanya edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat dan pencegahan adiksi. Sehubungan dengan itu peneliti mengusulkan program "Rise of Digital Wellness" diusulkan untuk mengedukasi remaja tentang penggunaan media sosial yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan digital. Kata kunci: Pekerja Sosial Adiksi, Adiksi Media Sosial, Generasi Z. ABSTARCT Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Social Media Addiction Among Generation Z in Ciwidey Village, Ciwidey District, Bandung Regency, Thesis, Social Rehabilitation Study Program, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Dra. Ella Nurlela, M.Si and Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. This research analyzes the impact of social media addiction on Generation Z. The study aims to examine the effects of social media addiction in the aspects of 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symptoms, 5) Conflict, and 6) Relapse. The method used in this research is quantitative with a descriptive approach. The data sources are primary and secondary. Data collection techniques include questionnaires and document studies. The research results indicate the need for education on healthy social media use and addiction prevention. In connection with this, the researchers propose the "Rise of Digital Wellness" program to educate teenagers about healthy social media use and enhance digital well-being. Keywords: Social Worker Addiction, Social Media Addiction, Generation Z.Item Hubungan Antara Strategi Pengasuhan dengan Kejenuhan Anak di Lingkungan Panti Al -Kautsar Lembang Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) VINYTA RIZKY ANTIKA, NRP. 20.02.014,; TUKINO; SULISTYARY ARDIYANTIKAVINYTA RIZKY ANTIKA, NRP. 20.02.014, Hubungan Antara Strategi Pengasuhan dengan Kejenuhan Anak di Lingkungan Panti Al -Kautsar Lembang Bandung. Dosen Pembimbing : TUKINO dan SULISTYARY ARDIYANTIKA Anak merupakan individu yang rentan mengalami kejenuhan, terutama anak yang berada di panti maupun yayasan dan pesantren. Maka tidak heran apabila terdapat beberapa anak yang kabur atau melarikan diri dari panti maupun yayasan dan pesantren. Adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi pengasuhan dengan kejenuhan anak di Lingkungan Panti Al – Kautsar Lembang Bandung. Karakteristik strategi pengasuhan meliputi aspek disiplin (discipline), pemantauan (monitoring), hadiah (reward), rutinitas sehari-hari (everyday routines), dan persiapan awal (prearming), sedangkan karakteristik kejenuhan meliputi aspek turunnya motivasi belajar; sulit berkonsentrasi; berkurangnya energi, merasa lemah, cepat lelah; meningkatnya kesalahan; kurang koordinasi; daya tangkap berkurang; tegang; dan mudah marah, sensitif. Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data melalui angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Uji validitas dan reabilitas yang digunakan adalah validitas muka (Face Validity) dengan uji reabilitas menggunakan aplikasi SPSS 27.0 rumus Cronbach Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara strategi pengasuhan dengan kejenuhan anak di Lingkungan Panti Al-Kautsar Lembang Bandung terdapat hubungan yang kuat dengan perolehan skor pada setiap aspek yang bervariasi. Variabel strategi pengasuhan berada dalam kategori tinggi, sedangkan variabel kejenuhan belajar dalam kategori sedang. Pada variabel kejenuhan belajar, ditemukan beberapa aspek yang hasil skor aktualnya kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar anak-anak di Panti Al-Kautsar Lembang Bandung guna mengatasi kejenuhan belajar melalui program "Learn Smart Alka". Kata Kunci : Strategi Pengasuhan, Kejenuhan Anak, Panti Al-Kautsar Lembang Bandung. ABSTRACT VINYTA RIZKY ANTIKA, NRP. 20.02.014, The Relationship Between Parenting Strategies and Children's Fatigue in Al-Kautsar Orphanage Environment, Lembang Bandung. Supervisors : TUKINO and SULISTYARY ARDIYANTIKA Children are particularly vulnerable to experiencing burnout, especially those residing in orphanages, foundations, and boarding schools. It is not surprising, therefore, that some children may run away from these institutions. This study aims to examine the relationship between parenting strategies and child burnout at the Al-Kautsar Orphanage in Lembang, Bandung. The characteristics of parenting strategies include aspects such as discipline, monitoring, rewards, everyday routines, and prearming (preparing in advance), while the characteristics of burnout include decreased motivation to learn, difficulty concentrating, reduce d energy, feelings of weakness, quick fatigue, increased errors, lack of coordination, decreased comprehension, tension, and irritability. This research uses a quantitative approach. The number of respondents in the study was 27. Data collection techniques included questionnaires and document studies. Validity and reliability tests were conducted using face validity and reliability testing with the SPSS 27.0 application and the Cronbach's Alpha formula. The results showed a strong relationship between parenting strategies and child burnout at the Al-Kautsar Orphanage in Lembang, Bandung, with varying scores across different aspects. The parenting strategy variable was categorized as high, while the learning burnout variable was categorized as moderate. In the learning burnout variable, several aspects were found to have less than optimal actual scores. Based on these issues, the researcher proposed a program aimed at improving the learning quality of the children at the Al-Kautsar Orphanage in Lembang, Bandung, to address learning burnout through the "Learn Smart Alka" program. Keywords : Parenting Strategies, Children's Fatigue, Al-Kautsar Orphanage Lembang Bandung.Item Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial,(Perpustakaan, 2024-10-15) Fetrian Septiyani, 20.02.073.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMFetrian Septiyani, 20.02.073. Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM. Permasalahan Napza seakan tidak ada habisnya di Indonesia. Ada kecenderungan jumlah pemakai Napza mengalami peningkatan setiap tahun. Pemakaian Napza tidak hanya menyasar kelas sosial tertentu, tetapi sudah mencakup semua lapisan masyarakat. Saat ini, pemakaian Napza juga sudah merata hampir di semua profesi, tanpa terkecuali. Salah satu usaha untuk menanggulangi korban penyalahgunaan Napza ini dengan banyak didirikan pusat rehabilitasi untuk para korban penyalahgunaan Napza seperti sentra, yayasan, dan balai rehabilitasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini terdapat 5 orang informan utama yaitu konselor adiksi dan 2 orang informan pendukung yaitu penerima manfaat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah konselor yang melakukan konseling belum dapat dilakukan secara optimal, hal ini dikarenakan kendala waktu yang dimiliki oleh konselor, selain permasalahan tersebut diketahui pula kurangnya pengetahuan mengenai jenis Napza dan cara penanganan dengan berbagai jenis penggunaannya. Program yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah “Pengembangan Kompetensi Konselor Adiksi Melalui Educational Group.” Kata kunci: Konseling Adiksi, Korban Penyalahgunaan Napza ABSTRACT Fetrian Septiyani, 20.02.073. Addiction Counseling for Victims of Drug Abuse at Sentra Galih Pakuan Bogor, Thesis, Applied Bachelor of Social Worker Education Program, UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM. The drug problem in Indonesia seems never-ending. The number of drug users tends to increase every year. Drug use is not limited to certain social classes, but has spread to all levels of society. At present, drug use is almost evenly distributed among all professions without exception. One of the efforts to overcome the victims of drug abuse is the establishment of many rehabilitation centres for victims of drug abuse, such as centres, foundations and rehabilitation centres. This research uses qualitative research methods with the type of case study research. In this research, there were 5 main informants especially addiction counsellors and 2 supporting informants including the beneficiaries. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation and case studies. The result of this study is that the counsellor has not been able to do the counselling optimally, this is due to the time constraints owned by the counsellor. Apart from these problems, it is also known that there is a lack of knowledge about the types of drugs and how to deal with different types of use. The proposed programme based on the results of this research is the "Development of Addiction Counsellor Competencies through Educational Group". Keywords: Addiction Counseling, Victims of Drug Abuse