Browsing by Author "Denti Kardeti"
Now showing 1 - 20 of 24
Results Per Page
Sort Options
Item Efikasi Diri Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Desa Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-09-10) FARIS NAUFAL F.D, NRP. 20.04.281.; Denti Kardeti; Hartono LarasFARIS NAUFAL F.D, NRP. 20.04.281. Efikasi Diri Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Desa Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Hartono Laras. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap diri sendiri dan kejadian dilingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) karakteristik responden, 2) keyakinan responden dalam menghadapi berbagai tingkat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, 3) keyakinan responden akan kekuatannya dalam melaksanakan tugas dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, 4) keyakinan responden akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas diberbagai aktifitas dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel jenuh yaitu dengan jumlah responden sebanyak 20 Orang dengan rentang umur 25-54 Tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner, 2) wawancara, 3) observasi, dan 4) studi dokumentasi. Adapun Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity) sedangkan dalam uji reliabilitas menggunakan rumus SPSS 23 dengan alpha cronbach. Hasil penelitian menunjukan bahwa Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan di Desa Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut memiliki rasa kurang yakin dalam menjalankan tugas untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Rasa kurang yakin tersebut mencerminkan bahwa efikasi diri pada mantan Warga Binaan Pemasyarakatan tergolong rendah dari setiap aspek efikasi diri, yaitu berdasarkan aspek tingkat (level) yaitu keyakinan responden dalam menghadapi berbagai tingkat kesulitan, kemudian aspek kekuatan (strength) yaitu keyakinan responden mengenai kekuatannya dalam melaksanakan tugas, serta aspek generalisasi (generality) yaitu keyakinan responden akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas diberbagai aktifitas, dari ketiga aspek tersebut, skor menunjukan bahwa efikasi diri yang dimiliki mantan Warga Binaan Pemasyarakatan tersebut rendah. Program yang diusulkan yaitu “Pelatihan Keterampilan dan Keahlian Menjahit Bagi Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Meningkatkan Efikasi Diri Di Desa Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.” Kata Kunci: Efikasi Diri, Kebutuhan Dasar Keluarga, Mantan Warga Binaan Pemasyarakatan ABSTRACT FARIS NAUFAL F.D, NRP. 20.04.281. Self-Efficacy of Ex-Convict in Socio-Economic Principles of the Basic Needs of Families in Sindangsari Sub-District, Cigedug District, Garut Regency. Supervised by Denti Kardeti and Hartono Laras. Self-efficacy is a person's belief in his ability to exercise some form of control over oneself and events in their environment. This study aims to find out: 1) the characteristics of respondents, 2) respondents' confidence in facing various levels of difficulty in meeting the basic needs of the family, 3) respondents' confidence in their strengths in carrying out tasks in meeting the basic needs of the family, 4) respondents' confidence in their ability to carry out tasks in various activities in meeting the basic needs of the family. This research uses a descriptive method with a quantitative approach. Sampling in this study uses a sample of the area or area of the probability sample. The saturated sampling technique consisted of 20 man age 20-35 years as respondents. The data collection techniques used were: 1) questionnaire, 2) interviews, 3) observation, and 4) documentation study, The data analysis technique uses SPSS 23 with Cronbach alpha. The results showed that all Ex-Convict’s in Sindangsari Sub-District, Cigedug District, Garut Regency had a sense of uncertainty in carrying out tasks for the basic needs of the family. This feeling of uncertainty reflects that Ex-Convict’s selfefficacy is relatively low. From each aspect of self-efficacy, based on the level aspect, namely the respondent's confidence in facing various levels of difficulty, then the strength aspect, namely the respondent's beliefs about his strength in carrying out the task, as well as the generality aspect, namely the respondent's confidence in his ability to carry out assignments in various activities, from all three aspects, the score shows that the self-efficacy of the Ex-Convict is low. The proposed program is "Training of Ex-Convict -Handed Social Economic Prone Tailoring Skills in Improving Self-Efficacy in Sindangsasri Sub-District, Cigedug District, Garut Regency". Keywords: Self-efficacy, basic family needs, Ex-Convict vulnerable to social economy.Item Kemampuan Adaptasi Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) ILMA KHALIFANIA ANWAR. 19.04.281.; Denti Kardeti; Wiwit WidiansyahABSTRAK ILMA KHALIFANIA ANWAR. 19.04.281. Kemampuan Adaptasi Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung. Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah. Kemampuan adaptasi adalah karakteristik alami yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk tetap bertahan dan berkembang di lingkungan yang selalu berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptasi anak asuh yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang kemampuan adaptasi anak asuh: 1) karakteristik responden, 2) kemampuan adaptasi lingkungan, 3) kemampuan adaptasi sosial, 4) kemampuan adaptasi tingkah laku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan survei deskriptif. Peneliti menggunakan teknik total sampling dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 42 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) kuesioner, 2) observasi, 3) studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur menggunakan face validity. Uji reliabilitas alat ukur menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan adaptasi anak asuh dilihat dari aspek kemampuan adaptasi lingkungan termasuk kategori tinggi, aspek kemampuan adaptasi sosial termasuk kategori sedang, aspek kemampuan adaptasi tingkah laku termasuk kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diusulkan program “Pengembangan Adaptasi Sosial (PENA SOSIAL) di PSAA Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung dengan pembentukkan kelompok pendidikan (educational group). Program ini untuk peningkatan kapasitas anak dalam beradaptasi. Metode yang digunakan yaitu social group work dengan tipe kelompok educational group. Kata Kunci : Kemampuan Adaptasi, Anak Asuh, PSAA ABSTRACT ILMA KHALIFANIA ANWAR. 19.04.281. Adaptability of Foster Children at Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung. Supervisor : Denti Kardeti and Wiwit Widiansyah. Adaptability is a natural characteristic possessed by living things to survive and thrive in an ever-changing environment. This study aims to determine the adaptability of foster children who are in the Kuncup Harapan Muhammadiyah Children’s Orphanage in Bandung City. This research was conducted with the aim of obtaining an empirical picture of the adaptability of foster children: 1) the characteristics of the respondents, 2) the ability to adapt to the environment, 3) the ability to adapt socially, 4) the ability to adapt behavior. The method used in this research is quantitative research with a descriptive survey. Researchers used a total sampling technique in which all members of the population were sampled as many as 42 people. Data collection techniques used were 1) questionnaire, 2) observation, 3) documentation study. Test the validity of measuring instruments using face validity. Test the reliability of measuring instruments using the Alpha Cronbach formula. The results showed that the adaptability of foster children seen from the aspect of environmental adaptation ability was included in the high category, the aspect of social adaptation ability was included in the medium category, and the aspect of adaptive ability in behavior was included in the high category. Based on the results of this research, it is proposed that the program “Development of Social Adaptation (PENA SOSIAL) at PSAA Kuncup Harapan Muhammadiyah Kota Bandung with the formation of educational groups. This program aims to increase children's capacity to adapt. The method used is social group work with the type of educational group group. Keywords: Adaptability, Foster Children, PSAAItem Kemampuan Adaptasi Anak Terlantar di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 Tebet Jakarta Selatan.(Perpustakaan, 2024-03-06) SALMA NABILAWATI, 19.04.285; Denti Kardeti; Wiwit WidiansyahABSTRAK SALMA NABILAWATI, 19.04.285. The Adaptability of Neglected Children at Taruna Jaya 1 Youth Development Social Institution Tebet South Jakarta. Supervisor: DENTI KARDETI dan WIWIT WIDIANSYAH Adaptability is an assessment of what a person can do to see changes around him and then make ways to overcome them, so that he can adjust to these changes. With the aim of fulfilling three aspects, namely social aspects, spiritual aspects and cultural aspects. This study aims to improve the ability to adapt at Taruna Jaya 1 Tebet Youth Development Social Institution, South Jakarta. This study also aims to determine the characteristics of informants, social adaptability, spiritual adaptability, and cultural adaptability. Data sources were selected using purpose sampling, which consisted of neglected children, caregivers, social workers. Data collection techniques used were in-depth interviews, observations, and documentation studies. research findings show that: 1. Lack of self- confidence, lack of effective counseling and psychologist guidance services and lack of two- way communication. Based on these research findings, the researcher proposes a program called the Adaptation and Social Interaction Group Counseling Program for Great Children (LINGKO AISAH) at the Taruna Jaya 1 Tebet South Jakarta Youth Development Social Home. Kata kunci: Adaptability, Neglected Children ABSTRAK SALMA NABILAWATI, 19.04.285 Kemampuan Adaptasi Anak Terlantar di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 Tebet Jakarta Selatan. Dosen Pembimbing: Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah Kemampuan beradaptasi merupakan penilaian terhadap apa yang dapat dilakukan seseorang untuk melihat perubahan yang ada disekitarnya dan kemudian melakukan cara-cara untuk mengatasinya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. dengan tujuan untuk memenuhi tiga aspek, yaitu aspek sosial, aspek spiritual, dan aspek kultural. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 Tebet Jakarta Selatan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik informan, kemampuan beradaptasi sosial, kemampuan beradaptasi spiritual, dan kemampuan beradaptasi budaya. sumber data dipilih dengan menggunakan purpose sampling, yang terdiri dari anak terlantar, pengasuh, pekerja sosial. teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi: 1. kurangnya rasa percaya diri, kurangnya layanan konseling dan bimbingan psikolog yang efektif dan kurangnya komunikasi dua arah. 2. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, peneliti mengusulkan sebuah program yang dinamakan Program Konseling Kelompok Adaptasi dan Interaksi Sosial Anak Hebat (LINGKO AISAH) di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 Tebet Jakarta Selatan. Kata kunci: Kemampuan Beradaptasi, Anak TerlantarItem Kemandirian Sosial Anak di Muhammadiyah Children Center Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Yatim Cabang Grogol Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-08-19) DEWI SUSANTI, 20.04.183.; Bambang Rustanto; Denti KardetiDEWI SUSANTI, 20.04.183. Social Independence of Children at the Muhammadiyah Children Center Social Welfare Institution for Orphans, Grogol Branch, Sukoharjo Regency, Central Java Province. Supervisor: Bambang Rustanto AND Denti Kardeti Social independence is an important aspect of individual development that reflects a person's ability to function effectively in a social context. This research examines aspects that influence the level of social independence in children. The aspects examined include: 1) social interaction 2) environmental support 3) problem management skills. The method used in this research is a quantitative approach to measure the level of social independence in a sample of 30 child respondents in institutions. Data collection techniques used include questionnaires, observation and documentation studies. The results of the research show that children's independence at MCC LKSA Yatim, Grogol Sukoharjo Branch is in the high category with a total score of 2338. In the aspect of social interaction, the total score is 846, which is in the high category. In other words, respondents were able to establish good relationships with various people from various backgrounds. The environmental support aspect, which is the second aspect, is in the high category with a score of 698. This means that the environment around the respondent provides emotional support and opportunities to learn and develop socially. The problem management skills aspect, which is the third aspect, is in the medium category with a score of 794. This means that the respondent's problem management skills aspect still needs to be improved. Researchers designed a program to improve the ability to identify and understand problems by foster children at MCC LKSA Yatim Grogol Sukoharjo Branch with the name the Smart Conflict Resolution for Children program. The aim of the program is to improve foster children's skills in emotional management and practicing conflict resolution strategies in real situations. Keywords: Social Independence, Children, Social Workers with Children ABSTRAK DEWI SUSANTI, 20.04.183. Kemandirian Sosial Anak di Muhammadiyah Children Center Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Yatim Cabang Grogol Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: Bambang Rustanto DAN Denti Kardeti Kemandirian sosial merupakan aspek penting dalam perkembangan individu yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk berfungsi secara efektif dalam konteks sosial. Penelitian ini mengkaji aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat kemandirian sosial pada anak. Aspek-aspek yang di teliti meliputi : 1) berinteraksi sosial 2) dukungan lingkungan 3) keterampilan manajemen masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk mengukur tingkat kemandirian sosial pada sampel 30 responden anak di panti. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain menggunakan kuisioner, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak di MCC LKSA Yatim Cabang Grogol Sukoharjo berada pada kategori tinggi dengan skor total 2338. Pada aspek berinteraksi sosial memiliki skor total sebesar 846 berada pada kategori tinggi. Dengan kata lain, responden mampu menjalin hubungan baik dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang. Aspek dukungan lingkungan yang menjadi aspek yang kedua berada pada kategori tinggi dengan skor sebesar 698. Artinya lingkungan sekitar responden memberikan dukungan emosional, dan kesempatan untuk belajar dan berkembang secara sosial. Aspek keterampilan manajemen masalah yang menjadi aspek yang ketiga berada pada kategori sedang dengan skor sebesar 794. Artinya, pada aspek keterampilan manajemen masalah responden masih perlu ditingkatkan. Peneliti merancang program untuk meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memahami masalah oleh anak asuh di MCC LKSA Yatim Cabang Grogol Sukoharjo dengan nama program Resolusi Konflik Cerdas bagi Anak. Tujuan program untuk meningkatkan keterampilan anak asuh dalam manajemen emosi dan mempraktikkan strategi resolusi konflik dalam situasi nyata. Kata Kunci: Kemandirian Sosial, Anak, Pekerja Sosial dengan AnaItem Kepedulian Sosial Guru Terhadap Kenakalan Remaja di MTs Al-Musaddadiyah Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-16) THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112.; Denti Kardeti; Hartono LarasABSTRAK THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112. Kepedulian Sosial Guru Terhadap Kenakalan Remaja di MTs Al-Musaddadiyah Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing : Denti Kardeti dan Hartono Laras. Kepedulian sosial adalah keinginan dan tindakan secara sadar untuk membantu seseorang keluar dari situasi tertentu agar dapat mengatasinya. Penelitian kepedulian sosial guru terhadap kenakalan remaja di MTs Al-Musaddadiyah Garut bertujuan untuk memperoleh gambaran lebih dalam tentang 1) karakteristik informan 2) kepedulian sosial guru terhadap aspek pemahaman 3) kepedulian sosial guru terhadap aspek empati 4) kepedulian sosial guru terhadap aspek kesadaran 5) kepedulian sosial guru terhadap aspek kemampuan. Penelitian ini dilakukan kepada responden yang berjumlah 24 orang dengan teknik sampling jenuh (sensus) serta karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menyebar angket, studi dokumen, dan wawancara. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka dan pengujian reliabilitas menggunakan metode alpha cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepedulian sosial guru di MTs Al-Musaddadiyah Garut berada pada kategori tinggi. Hal ini diperoleh melalui perolehan skor pada 5 aspek kepedulian sosial. Akan tetapi kepedulian sosial guru terhadap kenakalan remaja pada aspek empati masih belum optimal sehingga peneliti mengusulkan program untuk meningkatkan kepedulian sosial guru pada aspek empati menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social groupwork) melalui tipe kelompok edukasi (educational group). Analisis kelayakan program yang diusulkan menggunakan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Kata Kunci: Kepedulian sosial, guru, kenakalan remaja. ABSTRACT THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112. Teachers' Social Concern for Juvenile Delinquency at MTs Al-Musaddadiyah Jayaraga Village, Tarogong Kidul District, Garut Regency. Supervisors: Denti Kardeti and Hartono Laras. Social concern is a conscious desire and action to help a person get out of a certain situation in order to overcome it. The research on teachers' social concern for juvenile delinquency at MTs Al-Musaddadiyah Garut aims to obtain a deeper picture of 1) the characteristics of informants, 2) the teacher's social concern for the understanding aspect, 3) the teacher's social concern for the empathy aspect, 4) the teacher's social concern for the awareness aspect, 5) the teacher's social concern for the ability aspect. This study was conducted on 24 respondents with a saturated sampling technique (census) and respondent characteristics based on gender and age group. This study uses descriptive research methods and quantitative approaches. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The data collection techniques carried out are distributing questionnaires, document studies, and interviews. The validity test used is advance validity and reliability testing using the alpha cronbach method. The results of the study show that the level of social concern of teachers at MTs Al-Musaddadiyah Garut is in the high category. This was obtained through the acquisition of scores on 5 aspects of social concern. However, teachers' social concern for juvenile delinquency in the empathy aspect is still not optimal, so the researcher proposes a program to increase teachers' social concern in the empathy aspect using the social groupwork method through the type of educational group. The feasibility analysis of the proposed program uses SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) analysis techniques. Keywords: Social concern, teachers, juvenile delinquencyItem Ketahanan Sosial Keluarga Korban Bencana Alam Gempa Bumi di Desa Margalaksana Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-09-26) GAZA YUDHIRA SATRIA,; Denti Kardeti; Hartono LarasGAZA YUDHIRA SATRIA, Social Resilience of Families of Earthquake Natural Disaster Victims in Margalaksana Village, South Sumedang District, Sumedang Regency, West Java. Supervisors: Denti Kardeti and Hartono Laras Earthquake natural disasters are natural phenomena caused by vibrations from within the earth that originate in the earth, then propagate to the earth's surface due to the earth's cracks breaking and shifting violently. Earthquakes cannot be prevented, at any time they can occur suddenly and shockingly. Family social resilience is an aspect that includes the ability of the family to improve itself, and to respond by using wit and tenacity when facing extreme challenges. Families of victims of natural disasters of earthquakes, it is very important to have family social resilience. So that the families of earthquake victims have the ability to face and manage problems in difficult situations, when an earthquake occurs. In maintaining the biological, psychological, and social conditions they experienced at the time of the earthquake. This research was carried out to provide an overview of: 1. Social resilience of families of earthquake victims of natural disasters, 2. Biological, psychological, and social aspects of families of earthquake victims of natural disasters. 3. As well as knowing the right program to overcome the problems of families of earthquake victims in Margalaksana Village. This study uses a descriptive qualitative research method, using data collection techniques such as: 1) in-depth interviews, 2) observations, and 3) documentation studies. The data sources used in this study are primary data sources obtained directly from informants, and secondary data sources obtained from documentation results and additional information in the field. The results of the research that has been carried out show that the families of earthquake victims still have good family social resilience. Keywords: Earthquake natural disasters, Family social resilience, Earthquake victims ABSTRAK GAZA YUDHIRA SATRIA, Ketahanan Sosial Keluarga Korban Bencana Alam Gempa Bumi di Desa Margalaksana Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Dosen Pembimbing: Denti Kardeti dan Hartono Laras Fenomena bencana alam gempa bumi merupakan fenomena alam yang diakibatkan oleh adanya getaran dari dalam bumi yang bersumber di dalam bumi, kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Bencana alam gempa bumi tidak dapat di cegah, sewaktu-waktu dapat terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan. Ketahanan sosial keluarga merupakan aspek yang mencangkup kemampuan keluarga untuk memperbaiki diri sendiri dan mampu memberikan tanggapan dengan menggunakan akal daya dan keuletan ketika menghadapi tantangan yang ekstrim. Keluarga korban bencana alam gempa bumi sangat penting untuk memiliki ketahanan sosial keluarga. Agar keluarga korban bencana alam gempa bumi memiliki kemampuan untuk menghadapi dan mengelola masalah dalam situasi sulit ketika terjadi gempa bumi. Dalam mempertahankan kondisi biologis, psikologis dan sosial yang mereka alami pada saat terjadi gempa bumi. Penelitian ini dilaksanakan guna memberikan gambaran mengenai: 1. Ketahanan sosial keluarga korban bencana alam gempa bumi, 2. Aspek biologis, psikologis dan sosial keluarga korban bencana alam gempa bumi. 3. Serta mengetahui program yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga korban bencana alam gempa bumi di Desa Margalaksana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumupulan data seperti: 1) wawancara mendalam, 2) observasi dan 3) studi dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang didapatkan langsung dari informan dan sumber data sekunder yang didapatkan dari hasil dokumentasi dan informasi tambahan ketika di lapangan. Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa keluarga korban bencana alam gempa bumi masih memiliki ketahanan sosial keluarga cukup baik. Kata kunci: Bencana alam gempa bumi, Ketahanan sosial keluarga, Korban bencana alam gempa bumItem Kualitas Kelekatan (Attachment) Anak dengan Pengasuh di Sentra Handayani Jakarta.(Perpustakaan, 2024-08-01) SUCI DWI MEGASARI, 2004235.; Denti Kardeti; Hartono LarasSUCI DWI MEGASARI, 2004235. Kualitas Kelekatan (Attachment) Anak dengan Pengasuh di Sentra Handayani Jakarta. Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Hartono Laras. Kualitas kelekatan (attachment) merujuk pada ikatan emosional yang bertahan dalam waktu yang lama, terjalin antara individu dengan figur lekatnya yang ditandai adanya keinginan untuk mencari dan memelihara kedekatan dengan figur lekat tersebut terutama pada saat-saat yang menekan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris tentang aspek kepercayaan (trust), komunikas (communication), dan keterasingan (alienation) anak dengan pengasuh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik penarikan sampel jenuh yaitu dengan jumlah responden sebanyak 23 anak yang berusia 12-17 Tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner, 2) wawancara, 3) observasi, dan 4) studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity) sedangkan dalam uji reliabilitas menggunakan rumus cronchbach alpha. Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert yang menyediakan empat alternatif jawaban yaitu “Sering Sekali”, “Sering”, “Pernah”, “Tidak Pernah” pada setiap pernyataan positif dan negatif. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kelekatan (attachment) anak dengan pengasuh di Sentra Handayani Jakarta termasuk dalam kategori sedang yang diketahui aspek kepercayaan (trust) berada dalam kategori sedang dengan skor aktual 634. aspek komunikasi (communication) berada dalam kategori sedang dengan skor aktual 493 dan aspek keterasingan (alienation) berada dalam kategori tinggi dengan skor aktual 478. Hasil tersebut menunjukkan masalah sehingga dibutuhkan sebuah program yang dapat meningkatkan aspek kepercayaan maupun komunikasi. Maka dari itu diperlukan upaya peningkatan melalui program yang diusulkan yaitu “Care Kids (Peduli Anak)” dalam meningkatkan kualitas kelekatan (attachment) anak dengan pengasuh di Sentra Handayani Jakarta. Kata kunci: Kelekatan, Anak, PengasuhItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENGUATAN MOTIVASI UNTUK KLIEN “D” DALAM MENGIKUTI KELAS VOKASIONAL DESAIN GRAFIS DI SENTRA MULYA JAYA JAKARTA(Perpustakaan, 2024-10-24) Rakha Atha Rabbani NRP. 21.04.014; Denti KardetiabstractItem Model Pengembangan Virtual Collaboration System pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga untuk Menurunkan Angka Putus Sekolah(Perpustakaan, 2023-12) DYAH NUR KHASANAH 20.01.027; Lina Favourita Sutiaputri; Denti KardetiABSTRACT DYAH NUR KHASANAH 20.01.027. Development Virtual Collaboration System in Family Development Session to Reduce Dropout Rates. Supervisor: Lina Favourita Sutiaputri and Denti Kardeti Family Development System (FDS) in the Program Keluarga Harapan (PKH) are one of the efforts to change the behavior of beneficiary families (KPM) in their daily lives towards improving social welfare both in the aspects of education, health and fulfillment of needs. The Virtual Collaboration System is the result of P2K2 technology engineering by utilizing Information and Communication Technology in delivering children's education materials by involving the surrounding environment through the formation of Community Work Teams (TKM). This study aims to: 1) Describe the initial model of the Virtual Collaboration System at the Family Development Session, 2) Formulate plans for the Development of the Virtual Collaboration System Model at the Family Development Session, 3) Implement the Virtual Collaboration System at the Family Development Session, 4) Develop the final model for the Development of the Virtual Collaboration Model System at the Family Development Session to Reduce School Drop Out Rates. This research was conducted in Srengseng Village, Kembangan District, West Jakarta City. This research was carried out using qualitative methods with an action research design. Data collection techniques were carried out using interview techniques, focus group discussions, participatory observation and documentation studies. Checking the validity of the data used is the credibility test (internal validity), the transferability test (external validity), the dependability test (reliability) and the confirmability test (objectivity). The research results show that P2K2 activities are still not running optimally due to several factors, namely being hampered by pandemic conditions, the large number of KPMs, and also KPMs who work.. This causes FDS to have no impact on the quality of education of KPM PKH children to reduce dropout rates. The results of the implementation of the Virtual Collaboration System at the Family Development Session (FDS) have an impact on optimizing the learning process through the use of Information and Communication Technology and by involving the surrounding environment through the formation of TKM. Keywords: Virtual Collaboration System,FDS, Education ABSTRAK DYAH NUR KHASANAH 20.01.027. Model Pengembangan Virtual Collaboration System pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga untuk Menurunkan Angka Putus Sekolah. Dosen Pembimbing: Lina Favourita Sutiaputri dan Denti Kardeti ×Kegiatan Peningkatan Kemampuan Keluarga dalam Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu upaya untuk mengubah perilakuk Keluarga penerima manfaat (KPM) dalam kehidupan sehari-hari kearah peningkatan kesejahteraan sosial baik dalam aspek pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan. Virtual Collaboration System merupakan hasil rekayasa teknologi P2K2 dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyampaian materi Pendidikan anak dengan melibatkan lingkungan sekitar melalui pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan model awal Virtual Collaboration System, 2) Merumuskan perencanaan Pengembangan Model Virtual Collaboration System Pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, 3) Mengimplementasikan Virtual Collaboration System Pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, 4) Menyusun model akhir Pengembangan Model Virtual Collaboration System Pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga Untuk Menurunkan Angka Putus Sekolah. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan (action research). Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara, diskusi kelompok terfokus, observasi partisipatif serta studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah uji credibility (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas) serta uji confirmability (obyektivitas). Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan P2K2 masih belum berjalan optimal karena beberapa faktor yaitu terkendala kondisi pandemi, jumlah KPM yang banyak, dan juga KPM yang bekerja. Hal ini menyebabkan P2K2 belum berdampak pada kualitas pendidikan Anak KPM PKH untuk menurunkan angka putus sekolah. Hasil dari implementasi Virtual Collaboration System pada Pertemuan Peningkatan Keluarga memberikan dampak optimalisasi proses pembelajaran melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta dengan melibatkan lingkungan sekitar melalui pembentukan TKM. Kata Kunci: Virtual Collaboration System, P2K2, PendidikanItem Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi di Kota Bekasi(Perpustakaan, 2024-08-08) DIMAS SAPUTRA, 20.04.003; Pribowo; Denti KardetiDIMAS SAPUTRA, 20.04.003. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi di Kota Bekasi, dibimbing oleh Denti Kardeti dan Pribowo Bonus demografi dan keterbatasan jumlah lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia di Indonesia menjadi dasar Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi memberikan pelayanan sosial kepada lansia terlantar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: 1) bentuk pelayanan sosial lanjut usia terlantar, 2) fungsi pelayanan sosial lanjut usia terlantar, 3) aspek aksesibilitas pelayanan sosial lanjut usia terlantar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang dikemukan oleh Alfred J Kahn menyatakan bentuk pelayanan sosial seperti; perawatan jangka panjang, perawatan pribadi jangka panjang, dan perumahan berkumpul. Fungsi dalam pelayanan sosial seperti fungsi sosialisasi dan pengembangan, fungsi terapi, pertolongan, rehabilitasi termasuk perlindungan dan perawatan pengganti, serta fungsi akses, informasi, dan nasihat. Aksesibilitasi memperhatikan kompeksitas birokrasi modern, keanekaragaman pengetahuan, diskriminasi, dan jarak geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelayanan sosial yang dilakukan dengan komprehensif kepada lanjut usia terlantar. Bentuk pelayanan mencakup layanan residensial, komunitas, dan keluarga yang sejalan dengan kerangka teori Alfred J. Kahn yakni perawatan jangka panjang. Fungsi pelayanan sosial diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas hidup para lansia dengan terapi dan bantuan yang diberikan. Aksesibilitas pelayanan diberikan dengan jangkauan yang luas dan beragam profesi yang terlibat. Hambatan dalam pelayanan sosial lansia terlantar seperti sumber daya manusia, wilayah kerja yang luas serta kebijakan pemerintah daerah yang belum mendukung kesejahteraan sosial lanjut usia. Kata Kunci: Pelayanan Sosial, Bentuk Pelayanan Sosial, Fungsi Pelayanan Sosial, Aksesibilitas Pelayanan SosialItem Pelayanan Sosial Terhadap Lanjut Usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-08-05) AL BAHRUR ROZAQUL YAQIN. 2004106.; Denti Kardeti; Hartono LarasAL BAHRUR ROZAQUL YAQIN. 2004106. Pelayanan Sosial Terhadap Lanjut Usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Pembimbing Denti Kardeti dan Hartono Laras Pelayanan sosial terhadap lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah meliputi pelayanan sosial aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek sosial, dan aspek spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai 1) karakteristik responden, 2) pelayanan sosial lanjut usia aspek fisiologis, 3) pelayanan sosial lanjut usia aspek psikologis, 4) pelayanan sosial lanjut usia aspek sosial, dan 5) pelayanan sosial lanjut usia aspek spiritual. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner atau angket, wawancara, dan observasi. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 15 orang lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan sosial kepada lanjut usia terhadap seluruh aspek sudah cukup baik, akan tetapi perlu adanya peningkatan kapasitas terhadap pengasuh lanjut usia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis mengusulkan program peningkatan kapasitas kepada pengasuh terhadap pemberian pelayanan sosial lanjut usia dengan menggunakan metode social group work dengan teknik educational group. Kata Kunci: Pelayanan Sosial, Lanjut Usia, Peningkatan KapasitasItem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) Pada Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Sekarwangi Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-18) ALFIRA NUR KUSUMANINGRUM, 19.04.146.; Denti Kardeti; Wiwit WidiansyahALFIRA NUR KUSUMANINGRUM, 19.04.146. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) Pada Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Sekarwangi Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing : Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) Pada Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) merupakan salah satu pola pelayanan yang cara penyelenggaraannya dilakukan pada satu tempat dan meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai : 1) lokasi penelitian Desa Sekarwangi, 2) profil Pusat Kesejahteraan Sosial HARMIS, 3) karakteristik informan, 4) aspek kesederhanaan pada pelayanan terpadu satu pintu (one stop service), 5) aspek kecepatan pada pelayanan terpadu satu pintu (one stop service), 6) aspek keterjangkauan pada pelayanan terpadu satu pintu (one stop service). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik untuk menentukan subjek dalam penelitian adalah teknik purposive dengan 14 informan berbeda. Teknik pengumpulan data menggunakan : 1) wawancara mendalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumen. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitin ini menggunakan : 1) membercheck, 2) triangulasi sumber data, 3) debriefing, 4) rich/thick description. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yakni : 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Puskesos “HARMIS” memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kemudian penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Stop Service) pada Puskesos “HARMIS” sudah baik dalam arti telah memenuhi aspek kesederhanaan, kecepatan, dan keterjangkauan. Namun masih adanya kekurangan yakni petugas Puskesos “HARMIS” belum memiliki kompetensi dalam penanganan masalah 26 jenis Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Sehingga peneliti mengusulkan program yaitu “Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesejahteraan Sosial” yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai petugas Puskesos “HARMIS” serta kualitas layanan kelembagaan Puskesos “HARMIS” dalam merespon berbagai permasalahan sosial. Kata Kunci : Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pusat Kesejahteraan Sosial, Bimbingan TeknisItem Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Bank Sampah Amal Haqiqi Rumah Amal Salman Di Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-09-10) MUHAMAD ATHOILLAH SHOHIBUL HIKAM, 20.04.253; Bambang Rustanto; Denti KardetiMUHAMAD ATHOILLAH SHOHIBUL HIKAM, 20.04.253. Poor Family Empowerment Program through the Haqiqi Charity Waste Bank Salman Charity House in Ciburuy Village, Bayongbong District, Garut Regency, West Java. Advisors: Bambang Rustanto and Denti Kardeti. Empowerment is an effort to improve community welfare in this case poverty for poor families by providing skills and expertise that can be described using three aspects in carrying out the community empowerment process, namely the aspects of enabling, empowering, and protecting. This study aims to obtain an overview of the Empowerment Program for Poor Families Through the Amal Haqiqi Rumah Amal Salman Waste Bank Program in Ciburuy Village, Bayongbong District, Garut Regency, West Java and obtain an overview of: (1) characteristics of informants, (2) stages of the waste bank empowerment program, (3) benefits obtained by customers saving at the waste bank (4) sustainability of the waste bank program. This study uses a qualitative descriptive method. The data source uses a purposive technique to determine seven informants consisting of representatives from waste bank managers or administrators who are marketing and waste sorting teams, Batur Bumi scholarship recipients and good, better and best waste bank customers. Data collection techniques use in-depth interview techniques, observation and documentation studies. The results of the research conducted by the researcher showed that several problems faced by customers in the sustainability of the waste bank program were: 1) difficulty in collecting waste savings achievements in the good customer group in routine weighing of the Amal Haqiqi Waste Bank 2) low environmental awareness among volunteers so that the limited number of waste collection officers is not comparable to the increasing number of better and best customers carried out by the Batur Bumi scholarship 3) lack of knowledge and education in utilizing plastic waste which results in the accumulation of waste from better and best customers in the Batur Angkut activity. Based on the results of the study, the researcher proposed a program, namely Increasing Customer Capacity in Utilizing Plastic Waste at the Disbursement of the Amal Haqiqi Waste Bank in Ciburuy Village, Bayongbong District, Garut Regency, West Java Kata Kunci: Social Empowerment Program, Poverty, Haqiqi Charity Waste Bank ABSTRAK MUHAMAD ATHOILLAH SHOHIBUL HIKAM, 20.04.253 Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Bank Sampah Amal Haqiqi Rumah Amal Salman Di Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dosen Pembimbing: Bambang Rustanto dan Denti Kardeti Pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini kemiskinan bagi keluarga miskin dengan diberikan keterampilan dan keahlian yang dapat digambarkan menggunakan aspek dalam melakukan panduan bank sampah pemberdayaan masyarakat miskin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Gambaran mengenai Pemberdayaan dalam Masyarakat Miskin Melalui Program Bank Sampah Amal Haqiqi Rumah Amal Salman Di Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut Jawa Barat dan memperoleh gambaran mengenai: (1) karakteristik informan, (2) tahapan program pemberdayaan bank sampah, (3) manfaat yang didapatkan nasabah menabung di bank sampah (4) keberlanjutan program bank sampah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang menggunakan teknik purposive untuk menentukan tujuh informan yang terdiri dari perwakilan dari pengelola atau pengurus bank sampah yang merupakan direktur bank sampah, tim marketing dan pemilah sampah, penerima beasiswa batur bumi dan nasabah good (nasabah penerima manfaat), nasabah better (nasabah donator 2.5%) dan nasabah best (nasabah 100%) bank sampah. Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara mendalam, observasi, focus group discussion dan studi dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukan diperoleh beberapa masalah yang dihadapi nasabah dalam keberlanjutan program bank sampah bahwa : 1) kesulitan mengumpulkan capaian menabung sampah dikelompok nasabah good dalam penimbangan rutin Bank Sampah Amal Haqiqi 2) kesadaran lingkungan yang rendah pada seorang relawan sehingga terbatasnya petugas pengangkutan sampah yang tidak sebanding dengan semakin bertambah nasabah better dan best yang dilakukan oleh beasiswa batur bumi 3) kurangnya pengetahuan dan pendidikan dalam memanfaatkan sampah plastik yang mengakibatkan menumpuk sampah dari nasabah better dan best dalam kegiatan batur angkut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Peningkatan Kapasitas Nasabah Good dalam Pemanfaatan Sampah Plastik pada Pencairan Bank Sampah Amal Haqiqi Di Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat” Kata Kunci: Program Pemberdayaan Sosial, Kemiskinan, Bank Sampah Amal HaqiqiItem Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Di PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang).(Perpustakaan, 2024-02-13) WISNU ADHY PRASETYO, 19.04.211.; Denti Kardeti; Hartono LarasABSTRAK WISNU ADHY PRASETYO, 19.04.211. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Kasus Di PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang). Dosen Pembimbing : Denti Kardeti dan Hartono Laras. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai elemen kunci pemberdayaan dalam program pemberdayaan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang di Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang Kabupaten subang. Elemen kunci pemberdayaan yang dimaksud merujuk pada implementasi strategi pemberdayaan masyarakat yaitu: 1) akses terhadap informasi, 2) inklusi dan partisipasi masyarakat, 3) akuntabilitas, dan 4) kapasitas organisasi lokal dalam pelaksanaan program pemberdayaan oleh Corporate Social Responsibility PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang kepada petani lokal di Desa Pasanggrahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi kasus. Adapun teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipatif, wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini terdapat lima informan yang terdiri dari petani, tokoh masyarakat, pendamping program dan koordinator CSR Aqua Subang dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen kunci pemberdayaan telah terimplementasi dengan cukup baik dalam program Pertanian Sehat oleh Corporate Social Responsibility PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang, dengan tersedianya akses penyampaian informasi bagi petani meliputi pertemuan langsung, melalui Whatsapp, dan surat undangan dengan didukung keberadaan pendamping yang menetap di wilayah program, adanya partisipasi dan peran dari berbagai pihak pelaksana program yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing pihak, terdapat tanggungjawab yang baik dari para petani terhadap bantuan yang telah diberikan langsung oleh pihak CSR, dan adanya komitmen serta kerjasama yang baik oleh para petani. Dari penelitian tersebut ditemukan hambatan mengenai belum adanya sertifikasi dari produk yang dihasilkan para petani sehingga mengakibatkan belum terciptanya peningkatan ekonomi bagi para petani. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu “Peningkatan Kapasitas Pertanian Sehat Desa Pasanggrahan”. Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, CSR, PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang ABSTRACT WISNU ADHY PRASETYO, 19.04.211. Community Empowerment As A Form Of Corporate Social Responsibility Programs (Case Study at PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang). Supervisors : Denti Kardeti dan Hartono Laras. This research was conducted to provide an overview of the key elements of empowerment in community empowerment programs as a form of Corporate Social Responsibility implemented by PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang in Pasanggrahan Village, Kasomalang District, Subang Regency. The key elements of empowerment referred to refer to the implementation of community empowerment strategies including: 1) access to information, 2) community inclusion and participation, 3) accountability, and 4) local organizational capacity in implementing empowerment programs by Corporate Social Responsibility PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang to local farmers in Pasanggrahan Village. The method used in this study is qualitative with a case study. The data collection techniques are participatory observation, interviews, and documentation studies. In this study, there were five informants consisting of farmers, community leaders, program assistants and CSR coordinator Aqua Subang using a purposive sampling technique to determine these informants. The results of the research show that the key elements of empowerment have been implemented quite well in the Healthy Agriculture program by the Corporate Social Responsibility of PT. Tirta Investama (Aqua) Plant Subang, with the availability of access to information delivery for farmers including direct meetings, via Whatsapp, and invitation letters supported by the presence of a companion who lives in the program area, the participation and role of various program implementing parties according to their respective capacities each party, there is a good responsibility from the farmers for the assistance that has been given directly by the CSR, and there is commitment and good cooperation by the farmers. The research found obstacles regarding the absence of certification of the products produced by farmers, which resulted in no economic improvement for farmers. Based on these results, the researchers proposed a program namely "Increasing the Capacity of Healthy Agriculture in Pasanggrahan Village". Keywords: Community Empowerment, CSR, PT. Tirta Investama (Aqua) Plant SubangItem Pengembangan Teknik Brainstorming Visualization In Partisipatory Class Pada Identifikasi Alternatif Kebijakan Penyandang Disabilitas di Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur.(Perpustakaan, 2023-12-28) Sugeng Esa Saputro, 21.01.010.; Dibimbing oleh Dede Kuswanda; Denti KardetiABSTRAK Sugeng Esa Saputro, 21.01.010. Pengembangan Teknik Brainstorming Visualization In Partisipatory Class Pada Identifikasi Alternatif Kebijakan Penyandang Disabilitas di Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Timur. Dibimbing oleh Dede Kuswanda, dan Denti Kardeti. Penyandang disabilitas diartikan sebagai orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik, yang dalam berinteraksi dapat mengalami hambatan dan kesulitan. Penyandang disabilitas perlu mendapatkan dukungan dan perlindungan, yang mana untuk mendapatkan itu semua diperlukan kebijakan yang sah. Kebijakan bagi penyandang disabilitas di Kota Administrasi Jakarta Timur adalah usaha Pemerintah dalam melaksanakan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas yang salah satunya dilaksanakan oleh Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian ini menindaklanjuti praktikum rekayasa teknologi analisis kebijakan sosial yang bertujuan untuk mengembangkan teknik brainstorming visualization in partisipatory (VIP) class pada identifikasi alternatif kebijakan penyandang disabilitas di Sudinsos Kota Administrasi Jakarta Timur. Teknik ini dikembangkan untuk mempermudah dan meningkatkan kreatifitas serta partisipasi peserta brainstorming untuk mengeluarkan ide gagasannya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian Participatory Action Research (PAR) dan disajikan secara deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah semua pernyataan dan tindakann yang ditunjukan oleh informan dan peserta yang terdiri dari para pelaksana kebijakan di Sudinsos Kota Administrasi Jakarta Timur. Hasil penelitian ini menunjukan kebutuhan 1) pengembangan desain model kearah digitalisasi 2) penggunaan tools digital 3) paparan mengenai isu masalah dan prediksi diinformasikan lebih awal 4) ide gagasan yang muncul disampaikan secara langsung untuk mendorong peserta lain lebih kreatif. Penggunaan forum online dan tools digital yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini. Kemudian kesibukan para pelaksana kebijakan dinilai menjadi kendala ketika melakukan kegiatan secara tatap muka. Tools digital juga lebih beragam, menarik, dan sesuai dengan era smartphone dari pada tools konvensional seperti kertas dan papan tulis. Oleh karena itu, teknik brainstorming VIP class dikembangkan menjadi forum online dalam aplikasi digital. Desain akhir penelitian ini dikembangkan menjadi dua bagian yaitu tahap persiapan dan sesi virtual yang menggunakan berbagai fitur dalam aplikasi digital. Kata kunci :penyandang disabilitas, brainstorming, identifikasi alternatif kebijakan, Sudinsos Jakarta Timur ABSTRACT Sugeng Esa Saputro, 21.01.010. Development of Brainstorming Visualization Techniques In Participatory Class on Identification of Alternative Policies for Persons with Disabilities in the East Jakarta Administrative City Social Service Sub-Department. Supervised by Dede Kuswanda, and Denti Kardeti. Persons with disabilities are defined as people who experience physical, intellectual, mental, and/or sensory limitations that, in interaction, may cause obstacles and difficulties. Persons with disabilities need to get support and protection, which requires legal policies to get all of that. The policy for persons with disabilities in the East Jakarta Administrative City is the Government's effort to respect, protect, and fulfill the rights of persons with disabilities, one of which is carried out by the East Jakarta Administrative City Social Service (Sudinsos). This research follows up on the social policy analysis technology engineering practicum, which aims to develop a brainstorming visualization in participatory (VIP) class technique for identifying alternative policies for persons with disabilities in the East Jakarta Administrative City Sub-Department of Social Affairs. This technique was developed to simplify and increase the creativity and participation of brainstorming participants in expressing their ideas. This research method uses a qualitative approach with a Participatory Action Research (PAR) research design and is presented descriptively. The data sources for this research were all statements and actions shown by informants and participants consisting of policy implementers at the East Jakarta Administrative City Social Service Sub-Department. The results of this study indicate the need for 1) developing model designs towards digitization 2) using digital tools 3) Exposure to issues and predictions informed earlier 4) Ideas that arise are conveyed directly to encourage other participants to be more creative. The use of online forums and digital tools that are considered more in line with the needs of today's era Then the busyness of policy implementers is considered an obstacle when carrying out face-to-face activities. Digital tools are also more diverse, interesting, and in accordance with the smartphone era than conventional tools such as paper and whiteboards. Therefore, the VIP class brainstorming technique was developed into an online forum for digital applications. The final design of this study was developed into two parts, namely the preparation stage and virtual sessions that use various features in digital applications. Keywords: Persons with disabilities, brainstorming, alternative policy assistance, East Jakarta Social ServiceItem Pengungkapan Diri Pada Anak Korban Kekerasan di Sentra Handayani Jakarta,(Perpustakaan, 2024-09-06) RAIHAN NURTRIANSYAH PUTRA DINATA, 20.04.231; Denti Kardeti; Hartono LarasRAIHAN NURTRIANSYAH PUTRA DINATA, 20.04.231. Pengungkapan Diri Pada Anak Korban Kekerasan di Sentra Handayani Jakarta, Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Hartono Laras. Kekerasan terhadap anak yang terjadi di Indonesia mengalami lonjakan pada tahun ini. Anak yang pernah mendapatkan kekerasan akan mengalami gangguan pada kondisi kesejahteraan psikologisnya dan cenderung mengalami kesulitan dalam pengungkapan diri anak. Permasalahan tersebut didapatkan juga di Sentra Handayani sebagai lembaga rehabilitasi sosial anak. Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengungkapan diri pada anak korban kekerasan di Sentra Handayani Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pada dasarnya untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, observasi partisipatif dan studi dokumen. Hasil penelitian afirmatif terhadap konsep motivasi, kesempatan dan kompetensi diri menurut Derlega & Berg. Dorongan dari dalam diri, dukungan dari lingkungan sekitar dan ketidakpercayaan pada orang lain menjadi bukti dari adanya motivasi pada anak. Lingkungan yang mendukung dan situasi sosial yang kondusif membuka kesempatan bagi anak. kompetensi relasi mencakup kemampuan interpersonal dan keterampilan pemecahan masalah yang dimiliki pekerja sosial akan mempengaruhi pengungkapan diri anak di Sentra Handayani Jakarta. Peneliti mengajukan saran guna pengoptimalan kembali kegiatan sharing feeling di Sentra Handayani. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk dapat melaksanakan program “Ruang Ekspresi” untuk anak. Harapannya program tersebut dapat dikembangkan kembali konsep kegiatannya serta memperluas sistem sumber kegiatan agar lebih optimal dalam pelaksanaannya. Peneliti menyarankan penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplorasi dan mempelajari berbagai aspek dengan menggunakan teori yang berbeda dari peneliti. Kata Kunci: Pengungkapan Diri, Kekerasan, Anak ABSTRACT RAIHAN NURTRIANSYAH PUTRA DINATA, 20.04.231. Self-Disclosure in Child Victims of Violence at Sentra Handayani Jakarta, Supervised by Denti Kardeti and Hartono Laras. Violence against children in Indonesia has surged this year. A child who has been subjected to violence will experience disturbances in his or her psychological wellbeing and tend to experience difficulties in the child's self-expression. The problem has also been obtained at Sentra Handayani as a social rehabilitation institution for children. Researchers are interested in studying how self-disclosure affects child victims of violence at the Jakarta Handayani Center. This research uses a qualitative approach that basically produces descriptive data in the form of written or oral words of people and observed behavior. The data-gathering techniques that will be used in this study are carried out by conducting in-depth interviews, participatory observations, and document studies. The results of the affirmative research on the concepts of motivation, opportunity, and self-competence, according to Derlega & Berg, Impulsions from within, support from the environment, and distrust of others are evidence of the motivation in the child. A supportive environment and a favorable social situation open up opportunities for children. Relationship competencies, include interpersonal skills and problem-solving skills, that social workers possess will affect the child's self-expression at the Jakarta Handayani Center. The researchers submitted suggestions to re-optimize the feeling-sharing activities at Sentra Handayani. In addition, the researchers also suggested that the “Ruang Ekspresi” program can be implemented for children. It is hoped that the program can re-develop the concept of its activities and expand the resource system of activities in order to optimize its implementation. The researchers suggest further research could further explore and study various aspects using different theories. Keywords: Self-disclosure, Violence, ChildItem Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya,(Perpustakaan, 2024-01-18) NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092.; Denti Kardeti; Eri SusantoABSTRAK NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya, Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Eri Susanto. Kasus permasalahan anak di Indonesia dikategorikan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Di dalam permasalahan anak tersebut, terdapat kategori Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Anak yang berhadapan dengan hukum merupakan seorang anak yang sedang terlibat dengan masalah hukum atau sebagai pelaku tindak pidana. Dimata hukum, anak belum dianggap mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena usianya yang belum dewasa dan sedang bertumbuh berkembang, sehingga berhak untuk dilindungi sesuai dengan undang-undang. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UUSPPA) menyebutkan bahwa dalam menangani permasalahan anak perlu adanya pendamping bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mendalam terkait implementasi peran pekerja sosial dalam pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian ini merupakan pekerja sosial yang ada di Kota Tasikmalaya dan Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan sosial Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja sosial telah melaksanakan peran fasilitator, broker, mediator, pembela, dan pelindung dengan sangat baik. Namun pada pelaksanaan setiap perannya belum optimal dikarenakan jumlah pekerja sosial yang bertugas di LK3 Kota Tasikmalaya hanya dua orang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti merekomendasikan program “Sosialisasi Peran Pekerja Sosial dan Pembentukan Tim Kerabat Keluarga”. Usulan program pada penelitian ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Sosialisasi mengenai profesi pekerja sosial dan pelatihan bagi tim Kerabat Keluarga. Kata kunci : Pekerja Sosial, Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Pendampingan, Advokasi Sosial ABSTRAK NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. The Role of Social Workers in Assisting Children in Conflict with the law in Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute, be guided by Denti Kardeti dan Eri Susanto. Cases of child problems in Indonesia are categorized as Persons with Social Welfare Problems Based on the Regulation of the Minister of Social Affairs Number 8 of 2012 concerning Guidelines for Data Collection of PMKS and PSKS. In children's problems, one of them is the category of Children in Conflict with the law. A child who conflict the law is a child who is involved with legal problems or as a criminal offender. In the eyes of the law, children are not considered capable of being held accountable for their actions, because they are immature and growing up, so they have the right to be protected in accordance with the law. Law Number 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System states that in dealing with children's problems, it is necessary to have a Assistance for children. The purpose of the study is to obtain a clear and indepth description of implementation of the role of social worker in assistance for children in conflict with the law in Tasikmalaya City. The method used in this research is a descriptive method with qualitative approach. The targets of this study were social workers in Tasikmalaya City and heads of the Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute (LK3). The results of this research show that social workers have performed the role of facilitators, brokers, mediators, advocate, and protectors very well. However, the implementation of each role has not been optimal because the number of social workers on duty at LK3 Tasikmalaya City is only two people. Based on these problems, the researcher recommended the program "Socialization of the Role of Social Workers and the Formation of Family Relatives Team". The program proposed in this study consists of two main activities, namely socialization of the social worker profession and training for the Family Relatives team Keywords : Social Workers, Children in Conflict with the Law, Assistance, Social AdvocacyItem PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (LK3) KOTA TASIKMALAYA(Perpustakaan, 2023-08-05) NAJIB MINHAJU THOLIBIN 1804092; Denti Kardeti; Eri SusantoABSTRAK NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya, Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Eri Susanto. Kasus permasalahan anak di Indonesia dikategorikan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Di dalam permasalahan anak tersebut, terdapat kategori Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Anak yang berhadapan dengan hukum merupakan seorang anak yang sedang terlibat dengan masalah hukum atau sebagai pelaku tindak pidana. Dimata hukum, anak belum dianggap mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena usianya yang belum dewasa dan sedang bertumbuh berkembang, sehingga berhak untuk dilindungi sesuai dengan undang-undang. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UUSPPA) menyebutkan bahwa dalam menangani permasalahan anak perlu adanya pendamping bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mendalam terkait implementasi peran pekerja sosial dalam pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian ini merupakan pekerja sosial yang ada di Kota Tasikmalaya dan Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan sosial Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja sosial telah melaksanakan peran fasilitator, broker, mediator, pembela, dan pelindung dengan sangat baik. Namun pada pelaksanaan setiap perannya belum optimal dikarenakan jumlah pekerja sosial yang bertugas di LK3 Kota Tasikmalaya hanya dua orang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti merekomendasikan program “Sosialisasi Peran Pekerja Sosial dan Pembentukan Tim Kerabat Keluarga”. Usulan program pada penelitian ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Sosialisasi mengenai profesi pekerja sosial dan pelatihan bagi tim Kerabat Keluarga. Kata kunci : Pekerja Sosial, Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Pendampingan, Advokasi Sosial ABSTRACT NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. The Role of Social Workers in Assisting Children in Conflict with the law in Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute, be guided by Denti Kardeti dan Eri Susanto. Cases of child problems in Indonesia are categorized as Persons with Social Welfare Problems Based on the Regulation of the Minister of Social Affairs Number 8 of 2012 concerning Guidelines for Data Collection of PMKS and PSKS. In children's problems, one of them is the category of Children in Conflict with the law. A child who conflict the law is a child who is involved with legal problems or as a criminal offender. In the eyes of the law, children are not considered capable of being held accountable for their actions, because they are immature and growing up, so they have the right to be protected in accordance with the law. Law Number 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System states that in dealing with children's problems, it is necessary to have a Assistance for children. The purpose of the study is to obtain a clear and in-depth description of implementation of the role of social worker in assistance for children in conflict with the law in Tasikmalaya City. The method used in this research is a descriptive method with qualitative approach. The targets of this study were social workers in Tasikmalaya City and heads of the Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute (LK3). The results of this research show that social workers have performed the role of facilitators, brokers, mediators, advocate, and protectors very well. However, the implementation of each role has not been optimal because the number of social workers on duty at LK3 Tasikmalaya City is only two people. Based on these problems, the researcher recommended the program "Socialization of the Role of Social Workers and the Formation of Family Relatives Team". The program proposed in this study consists of two main activities, namely socialization of the social worker profession and training for the Family Relatives team Keywords : Social Workers, Children in Conflict with the Law, Assistance, Social AdvocacyItem Peran Pengurus Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Dalam Kesejahteraan Keluarga (Studi di Posdaya Plamboyan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).(perpustakaan, 2024-01-04) FARID NUR ROHMAN SETIADI, 19.04.049.; Denti Kardeti; Wiwit WidiansyahABSTRAK FARID NUR ROHMAN SETIADI, 19.04.049. Peran Pengurus Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Dalam Kesejahteraan Keluarga (Studi di Posdaya Plamboyan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah. Posdaya merupakan forum komunikasi, silaturahmi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan secara terpadu fungsi-fungsi keluarga. Pelaksanaan kegiatan posdaya tidak lepas dari peran pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu posdaya yang menjadi rujukan nasional adalah Posdaya Plamboyan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran pengurus Posdaya Plamboyan dalam kesejahteraan keluarga di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang mencakup aspek: 1) karakteristik informan, 2) peran fasilitatif 3) peran edukatif dan 4) peran representatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji credibility, confirmability, dependability dan transferability. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang terdiri dari pengurus Posdaya Plamboyan, anggota Posdaya Plamboyan, dan kepala Desa Kayuambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran fasilitatif dilakukan melalui mediasi dan negosiasi, pemberian dukungan, fasilitasi kelompok dan memanfaatkan keterampilan dan sumber daya namun belum dilaksanakan secara optimal. Peran edukatif sudah dilaksanakan secara optimal melalui membangkitkan kesadaran masyarakat, pemberian informasi dan pelatihan. Peran representatif dilakukan dengan memperoleh berbagai sumber daya, advokasi, hubungan masyarakat dan jaringan kerja namun belum dilaksanakan secara opimal. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta ketersediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program “Pengembangan Kapasitas Pengurus Posdaya Plamboyan di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.” Kata Kunci: Kesejahteraan Keluarga, Peran, Pengurus Posdaya ABSTRACT FARID NUR ROHMAN SETIADI. 19.04.049. The Roles of Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Administrators in Family Welfare (Study at Posdaya Plamboyan Kayuambon Village Lembang District West Bandung Regency). Supervisor: Denti Kardeti, Wiwit Widiansyah Posdaya is a forum for friendship, advocacy communication and a forum for activities to strengthen family functions in an integrated manner. The implementation of posdaya activities cannot be separated from the role of administrators in improving family welfare One of the Posdaya that has become a national reference is Posdaya Plamboyan. This research aims to obtain an empirical description of the role of Posdaya Plamboyan administrators in family welfare in Kayuambon Village, Lembang District, West Bandung Regency which includes aspects of: 1) informant characteristics, 2) facilitative role 3) educative role and 4) representative role. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques in this research were in-depth interviews, observation and documentation studies. Checking the validity of the data using credibility, confirmability, dependability and transferability. Informants in this study were eight people consisting of Posdaya Plamboyan administrators, Posdaya Plamboyan members, and the village head of Kayuambon. The results of the study indicate that the facilitative role is carried out through mediation and negotiation, support, group facilitation and utilizing of skills and resources but has not been implemented optimally. The educational role has been carried out optimally through consciousness raising, informing and training. The representative role is carried out by obtaining resources, advocacy, public relations and networking but has not been implemented optimally. Based on the results of the research and analysis as well as the availability of the resource system, the researchers recommend the program "Capacity Building of Posdaya Plamboyan Administrators in Kayuambon Village, Lembang District, West Bandung Regency." Keyword: Role, Posdaya Administrators, Family WelfareItem Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pencegahan Pernikahan Dini Di Desa Cipendawa Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-02-20) PRISTIA DHENYSA, 19.04.268.; Denti Kardeti; Wiwit WidiansyahABSTRACT PRISTIA DHENYSA, 19.04.268. The Role of Community Leaders in Preventing Early Marriage in Cipendawa Village, Pacet District, Cianjur Regency. Supervisors: Denti Kardeti and Wiwit Widiansyah. This research is about the role of community leaders in preventing early marriage in Cipendawa Village, Pacet District, Cianjur Regency. The purpose of this study is to obtain an overview of the role of community leaders which includes aspects: 1) informant characteristics, 2) the role of the suggestor, 3) the role of the prohibitionist, 4) the role of the support provider in preventing early marriage. This research uses a qualitative approach with descriptive method. The informants in this study were five people, namely Village Officials, Women Leaders, Youth Leaders, Religious Leaders, and Early Marriage Actors. Data validity checks use credibility tests, transferability tests, dependability tests, and confirmability tests. The data collection techniques are in-depth interviews, observation, and documentation studies. The results showed that in giving suggestions, communication between community leaders is still not optimal, so that the provision of suggestions is not carried out evenly to the community, which causes there are still people who do early marriage. In providing prohibitions, community leaders have not been fully optimized due to the lack of information dissemination activities regarding Marriage Law No.16 of 2019 concerning the minimum age of marriage is 19 years. In providing support, community leaders have been said to be quite good, but there are obstacles, namely the lack of participation of adolescents in participating in activities that have been organized and the low public perception of the importance of education. Based on the results of the study, the program "Establishment of a Community Leader Forum to Prevent Early Marriage in Cipendawa Village" is proposed. Keywords: Role, Community Leaders, Early Marriage ABSTRAK PRISTIA DHENYSA, 19.04.268. Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pencegahan Pernikahan Dini Di Desa Cipendawa Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah. Penelitian ini tentang peran tokoh masyarakat dalam pencegahan pernikahan dini di Desa Cipendawa Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai peran tokoh masyarakat yang mencakup aspek: 1) karakteristik informan, 2) peran pemberi sugesti, 3) peran pemberi larangan, 4) peran pemberi dukungan dalam pencegahan pernikahan dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini sebanyak lima orang yaitu Aparat Desa, Tokoh Wanita, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, dan Pelaku Pernikahan Dini. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji credibility, uji transferbility, uji dependability, dan uji confirmability. Adapun teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pemberian sugesti, komunikasi antar tokoh masyarakat masih belum maksimal, sehingga pemberian sugesti tidak dilakukan secara merata kepada masyarakat yang menyebabkan masih terdapat masyarakat yang melakukan pernikahan dini. Dalam pemberian larangan, tokoh masyarakat belum sepenuhnya optimal karena kurangnya kegiatan penyebaran informasi mengenai Undang-Undang Perkawinan No.16 Tahun 2019 tentang usia minimal menikah adalah 19 tahun. Dalam pemberian dukungan, tokoh masyarakat sudah dikatakan cukup baik, namun terdapat kendala yaitu kurangnya partisipasi remaja dalam mengikuti kegiatan yang sudah diselenggarakan dan persepsi masyarakat yang rendah terhadap pentingnya pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diusulkan program “Pembentukan Forum Tokoh Masyarakat Cegah Nikah Dini Di Desa Cipendawa.” Kata Kunci: Peran, Tokoh Masyarakat, Pernikahan Dini