Browsing by Author "Ramli"
Now showing 1 - 19 of 19
Results Per Page
Sort Options
Item BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan.(Perpustakaan, 2023-12-21) BHAKTI PERSADA. 18.04.295; Susilawati; RamliABSTRAK BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Dosen Pembimbing : Susilawati dan Ramli Kota Painan merupakan daerah yang rawan dengan berbagai macam bencana. Hal ini disebabkan oleh topografi yang berupa dataran hingga pegunungan dengan ketinggian berkisar 0-1000 M diatas permukaan laut. Karakteristik fisik dacrah yang memiliki topografi datar sering menjadi daerah sasaran banjir ketika musim hujan, dan erosi yang disebabkan oleh aktivitas laut, maupun terjadinya longsor di sekitar area perbukitan. Dimana kejadian bencana alam ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi masyarakat, baik itu berupa hancurnya bangunan, kegagalan panen, kerusakan prasarana fisik, hingga adanya korban yang meninggal dunia. Walaupun demikian bencana alam dapat ditanggulangi salah satu cara untuk menanggulangi bencana adalah dengan cara mitigasi bencana yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun dengan cara penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Dalam perihal penanggulangan bencana, pemerintah juga memiliki tanggung jawab yang besar, dimana hal ini dimuat dalam Undang-Undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sehingga dengan adanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pesisir Selatan maka hal tersebut satu wujud tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas bagaimana peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam upaya mitigasi bencana alam di Kota Painan. Dan untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, yang bertujuan agar mampu menjelaskan secara rinci mengenai topik yang dibahas. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik observasi dan juga melakukan wawancara dengan para informan. Dan pengecekan data agar mendapatkan keabsahan data maka menggunakan cara derajat kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), ketergantungan (Dependability), dan kepastian (Comfirmability). Setelah dilakukan penelitian, menunjukan hasil bahwa BPBD Kota Painan telah melakukan mitigasi bencana, yang dimana dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi vii non struktural. Dalam mitigasi struktural BPBD Kota Painan melakukan pembangunan secara fisik, seperti, pembuatan tanggul banjir, pemasangan alat peringatan dini, pembuatan shelter dan jalur evakuasi. Sedangkan untuk mitigasi non struktural, BPBD Kota Painan sendiri melakukan penguatan kapasitas masyarakat dan melakukan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat, serta pembuatan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana dan kebijakan lain tentang penanggulanan bencana alam. Kata Kunci: Mitigasi, Bencana Alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Painan ABSTRACT BHAKTI PERSADA. 18.04.295. The Role of the Regional Disaster Management Agency in Natural Disaster Mitigation Efforts in Painan City, Pesisir Selatan Regency. Supervisors : Susilawati and Ramli The city of Painan is a region prone to various disasters. This is due to its topography, which ranges from plains to mountains with elevations ranging from 0 to 1000 meters above sea level. The flat topography of the plains often makes them susceptible to flooding during the rainy season, while erosion is caused by maritime activities, and landslides occur in the hilly areas. These natural disasters have undoubtedly caused losses to the community, including the destruction of buildings, crop failures, physical infrastructure damage, and even loss of life. However, natural disasters can be mitigated, and one way to do so is through disaster mitigation, which involves a series of efforts to reduce disaster risks, either through physical development or through awareness and disaster response capacity-building. In disaster management, the government also bears significant responsibility, as outlined in Law No. 24 of 2007 concerning Disaster Management. Hence, with the existence of the Regional Disaster Management Agency (Badan Penanggulangan Bencana Daerah or BPBD) of South Pesisir Regency, it represents the South Pesisir Regency Government's commitment to disaster management in the region. Therefore, the author is interested in discussing the role of the Regional Disaster Management Agency (BPBD) in natural disaster mitigation efforts in Painan City. To investigate this, the researcher employs a qualitative approach and a descriptive method, aiming to viii provide a detailed explanation of the topic. To gather the necessary data, the researcher uses observation techniques and conducts interviews with various informants. Data validation is achieved through methods like credibility, transferability, dependability, and confirmability. After conducting the research, the results show that the BPBD of Painan City has engaged in disaster mitigation efforts, which can be categorized into two types: structural and non-structural mitigation. In structural mitigation, the BPBD of Painan City has undertaken physical development, such as constructing flood embankments, installing early warning systems, building shelters, and evacuation routes. On the other hand, for non-structural mitigation, the BPBD of Painan City has focused on strengthening the community's capacity, conducting public awareness campaigns and simulations, as well as drafting local regulations on disaster management and other policies related to natural disaster response. Keywords: Mitigation, Natural Disasters, BPBD, Painan cityItem Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-21) SERIFA TIFFANY, 19.04.253.; Nurrohmi; RamliABSTRAK SERIFA TIFFANY 1904253. Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Nurrohmi dan Ramli Bimbingan sosial merupakan suatu layanan untuk membantu siswa mengenal dan dapat berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung yang mencakup bimbingan sosial dalam kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis, bimbingan sosial dalam kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat, bimbingan sosial dalam kemampuan kreatifitas dan produktifitas, dan bimbingan sosial dalam kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informasi didapatkan dari berbagai sumber melalui wawancara mendalam (in-depth interview), observasi (observation) dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive dan kriteria informan dengan jumlah informan sebanyak empat orang yang terdiri dari satu informan guru kelas SMALB C, satu orang guru kelas SMPLB C, satu orang anak penyandang disabilitas intelektual, dan satu orang orang tua dari anak penyandang disabilitas intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual sudah berjalan, namun masih terdapat hambatan dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual. Program yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Guru dan Orang Tua melalui Educational Group di SLBN Sukapura Kota Bandung” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan orang tua dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung. Kata Kunci: Bimbingan Sosial, Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, Sekolah Luar Biasa (SLB) ABSTRACT SERIFA TIFFANY 1904253. Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Nurrohmi and Ramli Social guidance is a service to help students get to know and be able to relate to their social environment. This study aims to get an overview of Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City which includes social guidance in the ability to communicate orally and in writing, social guidance in the ability to receive and express opinions, social guidance in creativity and productivity abilities, and guidance social skills in behavior and social relations. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Information was obtained from various sources through in-depth interviews, observation and documentation studies. Informants were selected using purposive techniques and informant criteria with a total of four informants consisting of one teacher informant for SMALB C class, one teacher for SMPLB C class, one child with intellectual disabilities, and one parent of a child with intellectual disabilities. The results of the study show that social guidance for children with intellectual disabilities has been running, but there are still obstacles in providing social guidance for children with intellectual disabilities. The proposed program is "Increasing the Capacity of Teachers and Parents through Educational Groups at SLBN Sukapura Bandung City" which aims to increase the capacity of teachers and parents in providing social guidance for children with intellectual disabilities at SLBN Sukapura Bandung City. Keywords: Social Guidance, Children with Intellectual Disabilities, Special Schools (SLB)Item Dampak Game Online Terhadap Perilaku Agresif Siswa Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-08-15) DINDA VIJAYANTI PERMATASARI, 20.04.107.; Ramli; Eni Rahayuningsih.DINDA VIJAYANTI PERMATASARI, 20.04.107. Dampak Game Online Terhadap Perilaku Agresif Siswa Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 35 Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Dampak Game Online memiliki dampak yang beragam, baik positif maupun negatif. Contoh dari dampak negatif ini adalah memunculkan perilaku agresif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari game online terhadap perilaku agresif di Sekolah Menegah Negeri 35 Bandung yang mencakup karakteristik responden, perilaku agresif aspek fisik, perilaku agresif aspek verbal, dan perilaku agresif aspek merusak/menghancurkan harta benda milik orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode desktriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang bermain game online sebanyak 261 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel nonprobility sampling adalah sampling kuota dengan anggota sampel berjumlah 158 orang yang ditetapkan menjadi responden.Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka serta uji reliatiablitas dengan menggunakan cronbach’s alpha dan telah diujikan kepada 30 orang siswa yang tidak termasuk dalam sampel. Alat ukur yang digunakan adalah rating scale dengan menyediakan empat alternatif jawaban “Sangat Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai” pada setiap item pernyataan. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan tabel distribusi frekuensi mayoritas siswa pada aspek fisik cenderung rendah (72,15%) dan aspek merusak/menghancurkan harta benda milik orang lain cenderung rendah (87,98%). Sedangkan sebagian kecil pada aspek verbal cenderung sedang (48,74%). Berdasarkan analisis masalah, kebutuhan, dan sistem sumber, maka diperlukan sebuah program yang dapat mengendalikan emosi ketika bermain game online. Program yang diusulkan adalah program “Peningkatan Kemampuan Kontrol Emosi Saat Bermain Game Online melalui Educational Group di SMP Negeri 35 Bandung”. Kata Kunci: Game Online, Perilaku Agresif, SiswaItem Dampak Media Sosial Terhadap Interaksi Sosial Siswa di SMAN 19 Bandung Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-08) ALYA JASMIEN D, 20.04.077; Ramli; Eni RahayuningsihALYA JASMIEN D, 04.20.077. The Impact of Social Media on Students' Social Interaction at SMAN 19 Bandung, Bandung City, Preceptor by Mr. Ramli and Mrs. Eni Rahayuningsih. This research aims to obtain an empirical picture description and information regarding the impact of social media on the social interactions of students using social media at SMAN 19 Bandung, with the scope of the research including respondent characteristics, social contacts, joint activities, and social relationships in social interactions between students. The approach used in this research is descriptive quantitative. The research population consisted of class Testing the validity of the instrument was through face validity, while the reliability test of the research instrument used Cronbach's Alpha and was tested on 20 students who had similar characteristics and were not included in the specified sample. Data was obtained through the data collection technique of distributing a rating scale research instrument, respondents chose four answer options "Very Often", "Often", "Sometimes", and "Never". Other supporting data was obtained through interviews and documentation studies. The data analysis technique used is descriptive statistics. The research results are based on the frequency distribution table of the majority of students in the aspects of social contact (90.67%), joint activities (87.05%), and social relationships (63.21%) in their social interaction. The intensity of social interaction tends to be moderate, while some small of the accumulation of these three aspects (38.43%) the intensity of social interaction tends to be low. Even though social media has positive impacts such as making group coordination easier, the negative impacts tend to be more influential, making the process of direct social interaction less than optimal or of moderate to low intensity and triggering the emergence of dissociative social interactions. Based on the analysis of problems, needs and resources, a program is recommended that can increase social interaction for students who use social media, the program is "Increasing Student Social Interaction and Wise Use of Social Media through Recreation Skill Groups at SMAN 19 Bandung". Keywords: Impact of Social Media, Social Interaction, Students ALYA JASMIEN D, 20.04.077. Dampak Media Sosial Terhadap Interaksi Sosial Siswa di SMAN 19 Bandung Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan informasi secara empiris mengenai dampak media sosial terhadap interaksi sosial siswa pengguna media sosial di SMAN 19 Bandung, dengan cakupan penelitian meliputi karakteristik responden, kontak sosial, aktivitas bersama, dan hubungan sosial dalam interaksi sosial antar siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas X dan kelas XI dengan total jumlah 672 siswa pengguna media sosial, yang kemudian ditarik sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling sebanyak 193 siswa di SMAN 19 Bandung. Pengujian validitas instrumen melalui face validity sedangkan uji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan Alpha Cronbach dan telah diuji pada 20 siswa yang memiliki persamaan karakteristik serta tidak termasuk dalam sampel yang telah ditentukan. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data penyebaran instrumen penelitian skala penilaian (Rating Scale), responden memilih empat pilihan jawaban “Sangat Sering”, “Sering”, “Kadang-kadang”, dan “Tidak Pernah”. Data pendukung lainnya diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan Tabel distribusi frekuensi mayoritas siswa pada aspek kontak sosial (90,67%), aktivitas bersama (87,05%), dan hubungan sosial (63,21%) dalam interaksi sosial mereka memiliki intensitas interaksi sosial cenderung Sedang, sedangkan sebagian kecil dari akumulasi ketiga aspek tersebut (38,43%) intensitas interaksi sosialnya cenderung Rendah. Meskipun media sosial menghadirkan dampak positif seperti mempermudah koordinasi kelompok, namun dampak negatifnya cenderung lebih mempengaruhi sehingga membuat proses interaksi sosial secara langsung yang tidak optimal atau intensitasnya yang Sedang sampai Rendah dan memicu timbulnya interaksi sosial disosiatif. Berdasarkan analisis masalah, kebutuhan, dan sumber daya disarankan program yang dapat meningkatkan interaksi sosial bagi siswa pengguna media sosial, program tersebut “Peningkatan Interaksi Sosial Siswa dan Penggunaan Media Sosial Secara Bijak melalui Recreation Skill Group di SMAN 19 Bandung”. Kata Kunci : Dampak Media Sosial, Interaksi Sosial, SiswaItem Efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang,(Perpustakaan, 2024-10-05) Rian Setiadi Gunawan, NRP.17.04.256.; Ramli; DianaRian Setiadi Gunawan, NRP. 17.04.256. Efectiveness of Family Development Session Conditional Cash Transfer at Situ Village North Sumedang District Sumedang Regency, Supervised by Ramli and Diana This research aimed to to describe in general efectiveness of Family Development Session at Situ Village Noth Sumedang District Sumedang City which include respondent characteristics, target accuracy, socialization accuracy, goal accuracy and monitoring accuracy. This research used qauntitative approach and descriptive method. Total respondent in this research was 81 respondent. Measurement tool in this research was Likert measurement. Data collection techniques included questionnaires and documentary studies. The validity of the measurement tool was tested through face validity, and reliability was examined using the Cronbach's Alpha with the assistance of the Statistical Product and Services Solution (SPSS) application. Quantitative data analysis techniques are applied. The research results indicated that the overall total score from all respondents. Result of total score in this research from all respodent was 5148 which means effevtiveness of Family Development Session in at a very effective level reviewed by target accuracy with total score was 1384, socialization accuracy with total score was 1164 with statement that has lowest score 168 in a socialization provide by assistant conditional cash transfer and village official and public health official, goal accuracy with total score was 1274 and monitoring accucary with total score was 1365. Based on the analysis of needs and resources, a program is proposed, titled "Enhancement of knowledge and skill beneficiary families Conditional Cash Transfer about elderly people, disability and child protection in Situ village ". It is hoped that this program can assist beneficiary families undesrtanding and apply the knowledge of elderyly welfare, disability and child protection in daily life. Keywords : Efectiveness, Family Development Session, Situ village ABSTRAK Rian Setiadi Gunawan, NRP.17.04.256. Efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, Dibimbing oleh Ramli dan Diana. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara umum efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang meliputi karakteristik responden, ketepatan sasaran, ketepatan tujuan program, ketepatan sosialisasi program dan ketepatan pemantauan program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 81 responden, alat ukur yang digunakan menggunakan skala Likert. Teknik pengumpulan data dengan angket dan studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka dan uji realiabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi Statistical Product and Services Solution (SPSS).Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor total keseluruhan dari jawaban responden adalah 5187 yang artinya pelaksanaan P2K2 ditinjau dari keefektifannya termasuk dalam kategori sangat efektif yang ditinjau dari aspek Ketepatan Sasaran Program dengan jumlah skor 1384, Ketepatan Sosialiasasi Program dengan jumlah skor 1164 berada dalam kategori efektif dengan skor pernyataan paling rendah yaitu 168 pada pernyataan sosialiasi dilakukan oleh pendamping dan pihak kelurahan dan puskesmas, Ketepatan Tujuan dengan jumlah skor 1274 dan Ketepatan Pemantauan program dengan jumlah skor 1365.Berdasarkan analisis masalah kebutuhan dan sumber maka diusulkan program "Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan tentang kesejahtaeraan bagi lansia, penyandang disabilitas dan perlindungan anak di Kelurahan Situ”. Diharapkan program ini dapat membantu Keluarga yang menerima bantuan PKH dalam memahami dan menerapkan pengetahuan mengenai kesejahteraan lansia, penyandang disabilitas dan perlindungan anak dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : Efektivitas, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, Kelurahan SituItem Faktor Penyebab Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-09-07) SHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035.; Ramli; Eni RahayuningsihSHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035. Faktor Penyebab Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Pernikahan anak menjadi salah satu masalah krusial di Indonesia yang sampai sekarang masih dilakukan upaya pencegahannya dengan mempertimbangkan faktor penyebab pernikahan anak di masing-masing daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penyebab pernikahan anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yaitu: 1) Faktor Pendidikan, 2) Faktor Ekonomi, 3) Faktor Orang Tua dan Keluarga, 4) Faktor Media Massa, 5) Faktor Adat Istiadat, dan 6) Faktor Pergaulan Bebas. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis univariat dan statistik deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 21 orang, sehingga penelitian ini dilakukan secara sensus, yang mana seluruh populasi dijadikan responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang di sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk (construct validity) dengan rumus pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s pada SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari keseluruhan faktor penyebab pernikahan anak di Kecamatan Martapura berada pada kelas sedang. Namun, faktor orang tua dan keluarga memiliki jumlah distribusi frekuensi pada kelas tinggi lebih banyak daripada faktor lain yaitu sebanyak (42,86%) atau 9 orang responden, sehingga faktor ini menjadi penyebab utama pernikahan anak di Kecamatan Martapura. Guna mencegah pernikahan anak di Kecamatan Martapura berdasarkan faktor penyebab utama tersebut, diusulkan program “Workshop dan Sosialisasi tentang Tanggung Jawab Keluarga, Upaya Mewujudkan Kedewasaan dan Kemandirian Anak, serta Upaya Menghindari Kemaksiatan dan Dosa Zina bagi Anak untuk Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran, dan Sikap Orang Tua dan Anak dalam Mencegah Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan”. Kata Kunci: Faktor Penyebab, Pernikahan Anak ABSTRACT SHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035. Factors Causing Child Marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih. Child marriage is one of the crucial problems in Indonesia which is still being prevented by considering the factors that cause child marriage in each region. This research aims to find out how the factors that cause child marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province, namely: 1) Educational Factors, 2) Economic Factors, 3) Parents and Family Factors, 4) Mass Media Factors, 5) Customs Factors, and 6) Promiscuity Factors. The research design used a quantitative method with univariate analysis techniques and descriptive statistics. The population in this study was 21 people, so this research was carried out by census, where the entire population was used as respondents. Data collection was carried out with a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The validity test was carried out using construct validity with the pearson product moment formula and the reliability test using Cronbach's alpha formula on SPSS 23. The results of this study indicate that the frequency distribution of all factors causing child marriage in Martapura Sub-district is in the medium class. However, the parents and family factor have a greater number of frequency distributions in the high class than other factors, namely as many as (42.86%) or 9 respondents, so this factor is the main cause of child marriage in Martapura Sub-district. In order to prevent child marriage in Martapura Sub-district based on these main causal factors, a program "Workshop and Socialization of the Family Responsibilities, Efforts to Achieve Matoruty and Independence in Children, and Efforts to Avoid the Sin of Adultery in Children to Increase Knowledge, Awareness, and Attitudes of Parents and Children in Preventing Child Marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province". Keyword: Causative Factors, Child MarriageItem Kecemasan Masyarakat Pesisir terhadap Bencana Banjir Rob di Desa Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap(Perpustakaan, 2024-02-15) AYUNI PRISCA ADELIA, 19.04.206.; Nurrohmi; RamliABSTRAK AYUNI PRISCA ADELIA, 19.04.206. Kecemasan Masyarakat Pesisir terhadap Bencana Banjir Rob di Desa Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, Dibimbing oleh Nurrohmi dan Ramli. Kecemasan merupakan suatu reaksi pada diri seseorang dalam merespon hal-hal yang berasal dari dalam maupun luar dirinya yang ditandai dengan perasaan takut, khawatir, dan juga reaksi fisik tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kategori kecemasan Masyarakat Pesisir dalam menghadapi bencana Banjir Rob di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Aspek kecemasan yang diteliti dilihat dari aspek gejala fisik, gejala perilaku, dan gejala kognitif. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Wilayah Pesisir Desa Karangbenda dengan jumlah 79 orang terdiri atas 58 laki-laki dan 21 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Tingkat kecemasan diukur menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kecemasan masyarakat berada dalam kategori kecemasan sedang dengan skor 2940. Kategori kecemasan setiap aspek juga berada pada tingkat sedang dengan skor gejala fisik 1092, gejala perilaku 965, dan gejala kognitif 883. Penyebab kecemasan tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana Banjir Rob. Berdasarkan hasil penelitian perlu adanya penanganan terhadap kecemasan pada setiap aspek. Peneliti merekomendasikan program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan dalam Kesiapsiagaan Bencana di Masyarakat Pesisir Desa Karangbenda. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana Masyarakat Pesisir terhadap bencana Banjir Rob. Metode yang digunakan adalah Community Organization and Community Development. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian materi kesiapsiagaan bencana Banjir Rob dan praktik simulasi bencana Banjir Rob. Program tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treats) yaitu melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman program. Keberhasilan program dapat dilihat dari pencapaian tujuan program yaitu mengurangi kecemasan yang dialami oleh Masyarakat Pesisir Desa karangbenda. Kata kunci : Kecemasan, Masyarakat Pesisir, Banjir Rob, Kesiapsiagaan ABSTRACT AYUNI PRISCA ADELIA, 19.04.206. The Anxiety of Coastal Communities about the Tidal Flood Disaster in Karangbenda Village, Adipala District, Cilacap Regency, Supervised by Nurrohmi and Ramli. Anxiety is a reaction of a person in responding to things that come from inside and outside of oneself which is characterized by feelings of fear, worry, and also certain physical reactions. This study aims to provide an overview of the anxiety categories of the Coastal Communities in facing the Tidal Flood disaster in Karangbenda Village, Adipala District, Cilacap Regency. The aspects of anxiety studied were seen from the aspects of physical symptoms, behavioral symptoms, and cognitive symptoms. This research is descriptive with a quantitative approach. The sampling technique uses simple random sampling. Respondents in this study were heads of families in the Coastal Area of Karangbenda Village with a total of 79 people consisting of 58 men and 21 women. Data collection techniques used are questionnaires and documentation studies. Anxiety was measured using the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). The results showed that in general, people's anxiety was in the category of moderate anxiety with a score of 2940. The category of anxiety for each aspect was also at a moderate level with a score of 1092 physical symptoms, 965 behavioral symptoms, and 883 cognitive symptoms. One of the causes of this anxiety is caused by a lack of knowledge and community skills in dealing with the Tidal Flood disaster. Based on the results of the study, it is necessary to treat anxiety in every aspect. Researcher recommends the Knowledge and Skills Improvement Pogram of Disaster Preparedness in the Coastal Communities of Karangbenda Village. The aim of this program is to increase the knowledge and skills of Coastal Communities in disaster preparedness for the Tidal Flood disaster. The method used is Community Organization and Community Development. The activities carried out were the provision of materials for disaster preparedness for the Tidal Flood and the practice of simulating the Flood disaster. The program is analyzed using the SWOT technique, namely looking at the strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the program. The success of the program can be seen from the program's success indicators, namely reducing the anxiety experienced by the Coastal Communities of Karangbenda Village. Keywords: Anxiety, Coastal Communities, Flood Rob, PreparednessItem Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-09) ANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247.; Ramli; Eni RahayuningsihANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247. Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Kondisi Psikososial menurut Erik Erikson yaitu hasil dari interaksi antara aspek biologis, psikologis, dan sosial. Hal ini mengacu pada hubungan antara kesehatan mental, pemikiran, dan perilaku individu dengan kebutuhan atau tuntutan yang ada dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi psikososial lanjut usia penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh langsung dari informan, yaitu lanjut usia penerima PKH, keluarga lanjut usia, dan pendamping PKH. Aspek yang diteliti mencakup kondisi biologis, psikologis, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lansia penerima PKH di Kelurahan Cibaduyut Kidul mengalami berbagai masalah psikososial. Kondisi biologis Lansia menunjukkan banyak yang mengalami penurunan kesehatan, seperti penyakit degeneratif dan penurunan mobilitas, yang menghambat aktivitas sehari-hari mereka. Secara psikologis, Lansia mengalami cemas ketika mengetahui kondisi ekonomi anak. Dalam aspek sosial, Lansia penerima PKH tetap memiliki keterlibatan yang baik dalam kegiatan sosial komunitas, meskipun mengalami ketergantungan terhadap pelayanan keluarga. Mereka masih aktif dalam kegiatan lingkungan dan mendapatkan dukungan dari tetangga serta masyarakat sekitar. Analisis permasalahan mengidentifikasi bahwa nutrisi yang tidak memadai dapat memperburuk kondisi kesehatan Lansia. Usulan program pemecahan masalah yang sedang dihadapi yaitu dengan adanya edukasi tentang nutrisi yang tepat, penyuluhan tentang cara memilih makanan sehat, demo memasak serta menyediakan akses ke layanan konsultasi gizi. Program tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan psikososial Lansia di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Dengan penerapan program yang tepat, diharapkan dapat memastikan bahwa Lansia penerima Program PKH menerima gizi yang tepat untuk menjaga kesejahteraan mereka sehingga mereka dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan produktif. Kata Kunci : Psikososial, Lanjut usia, Program Keluarga Harapan (PKH), Keluarga Lansia. ABSTRACT ANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247. Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. According to Erik Erikson, psychosocial conditions are the result of interactions between biological, psychological and social aspects. This refers to the relationship between an individual's mental health, thinking and behavior and the needs or demands that exist in society. This research aims to examine the psychosocial conditions of elderly recipients of the Family Hope Program (PKH) in Cibaduyut Kidul Village. The research method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews, observation and documentation studies. The data sources for this research include primary data obtained directly from informants, namely elderly PKH recipients, elderly families, and PKH companions. The aspects studied include biological, psychological and social conditions. The research results show that elderly PKH recipients in Cibaduyut Kidul Village experience various psychosocial problems. The physical condition of the elderly shows that many are experiencing declining health, such as degenerative diseases and decreased mobility, which hinder their daily activities. Psychologically, elderly people experience anxiety when they find out about their children's economic conditions. In the social aspect, elderly PKH recipients still have good involvement in community social activities, even though they experience dependence on family services. They are still active in environmental activities and receive support from neighbors and the surrounding community. Problem analysis identified that inadequate nutrition can worsen the health conditions of the elderly. The proposed program to solve the problem currently being faced is by providing education about proper nutrition, counseling about how to choose healthy food, cooking demonstrations and providing access to nutritional consultation services. It is hoped that this program can help improve the quality of life and psychosocial welfare of the elderly in Cibaduyut Kidul Village. By implementing the right program, it is hoped that it can ensure that elderly recipients of the PKH Program receive the right nutrition to maintain their well-being so that they can live more meaningful and productive lives. Keywords : Psychosocial, Elderly, Family Hope Program (PKH), Elderly Families.Item Kontrol Diri Anak Asuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-12-13) DEVY YUANITA SAVITRY, 19.04.250; Ramli; NurrohmiABSTRAK DEVY YUANITA SAVITRY, 19.04.250. Kontrol Diri Anak Asuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Nurrohmi. Kontrol diri merujuk pada komponen psikologis yang sederhana mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasikan, dan memilih tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakininya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terkait kontrol diri anak asuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung Kota Bandung yang dapat dilihat dari karakteristik informan, kontrol perilaku informan, kontrol kognitif informan, dan kontrol keputusan informan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berjumlah enam orang informan yang terdiri dari tiga anak asuh dan tiga pengasuh LKSA. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Pengujian keabsahan data dilakukan dengan empat pengujian, yaitu credibility (validitas internal), dependability (kebergantungan), transferability (keteralihan) dan confirmability (kepastian). Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi dan penarikan hasil penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu data karakteristik keenam informan dan diketahui bahwa anak asuh di LKSA Muhammadiyah Sumur Bandung belum dapat melakukan kontrol diri. Kontrol perilaku terdiri dari dua komponen yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan dan kemampuan memodifikasi stimulus sedangkan komponen kontrol kognitif terdiri dari kemampuan memperoleh informasi dan kemampuan melakukan penilaian. Kontrol keputusan terdiri dari dua komponen yaitu keyakinan akan keputusan yang diambil dan kesiapan untuk menerima konsekuensi. Permasalahan yang ditemukan yaitu anak asuh di LKSA Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung Kota Bandung belum mampu mengendalikan keadaan, tertutup dalam memperoleh informasi, belum mampu melakukan penilaian, dan belum siap mengambil keputusan. Dalam upaya pemecahan masalah tersebut peneliti mengusulkan sebuah program, yaitu “Konseling Kelompok dalam Upaya Meningkatkan Kontrol Diri Anak Asuh di LKSA Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung Kota Bandung”. Kata Kunci: Kontrol Diri, Anak, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ABSTRACT DEVY YUANITA SAVITRY, 19.04.250. Self-Control of Foster Children in the Muhammadiyah Child Welfare Institution Sumur Bandung Branch Bandung City, Supervised by Ramli and Nurrohmi. Self-control refers to a simple psychological component that includes the individual's ability to modify behavior, manage unwanted information by interpreting it, and take actions based on what they believe. This study aimed to obtain an overview regarding the self-control of foster children in the Muhammadiyah Children Welfare Institution (LKSA) Sumur Bandung in Bandung City which can be seen from the informant's characteristics, behavioral control, cognitive control, and decision control. This study used descriptive qualitative method. The determination of informants in this study was carried out using a purposive sampling technique, namely six informants consisting of three foster children and three LKSA caretakers. The data collection techniques used were in-depth interviews and documentation studies. The validity of the data test was carried out by conducting four tests, namely credibility (internal validity), dependability (dependence), transferability (transferability), and confirmability (certainty). The data analysis technique used were data reduction, data presentation, verification, and withdrawal of research results. The results showed the characteristic data of the six informants and that foster children at the Muhammadiyah LKSA Sumur Bandung in Bandung City are not be able to do self-control yet. The behavioral control consists of two components, namely the ability to regulate implementation and modify stimulus. The cognitive control consists of two components, namely the ability to obtain information and make judgments. The decision control consists of two components, namely confidence in the decisions taken and readiness to accept the consequences. The problems found were the foster children at the Muhammadiyah LKSA Sumur Bandung in Bandung City were not being able to control the situation, being closed-off in gaining information, not being able to make an assessment, and being unready to make a decision. In order to solve those problems, the researcher proposed a program entitled "Group Counseling for Increasing Self-Control of Foster Children at Muhammadiyah LKSA Sumur Bandung in Bandung City". Keywords: Self Control, Children, Child Welfare InstitutionsItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENGENDALIAN DAMPAK KEPRIBADIAN KOLERIS KLIEN “S” SEBAGAI WAKIL KETUA EKOWISATA BAMBU KUNING PT JABABEKA INFRASTRUKTUR KABUPATEN BEKASI(Perpustakaan, 2024-10-29) PUTRI RAHMAWATI NRP.2104245; RamliItem Pemberdayaan pada Rumah Kreatif dan Pintar Mitra Binaan Bank Kalsel di Kota Banjarmasin,(Perpustakaan, 2024-08-15) SAHNI AULIA SARI, 20.04.148.; Ramli; Eni Rahayuningsih.SAHNI AULIA SARI, 20.04.148. Pemberdayaan pada Rumah Kreatif dan Pintar Mitra Binaan Bank Kalsel di Kota Banjarmasin, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Pemberdayaan masyarakat merujuk kepada suatu upaya pemberian kekuatan kepada individu atau kelompok yang lemah atau kurang memiliki kendali atas kehidupan mereka agar dapat menjalani kehidupan secara utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan di Rumah Kreatif dan Pintar melalui penerapan aspek pemberdayaan enabling pada pemberian sumberdaya dan kesempatan, aspek empowering dalam pemberian pengetahuan dan keterampilan, dan aspek protecting dalam pelaksanaan pendampingan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan melibatkan sebanyak enam informan dan obervasi secara langsung di lapangan serta studi dokumentasi terhadap postingan instagram, hasil pers, dan laporan hasil kegiatan tahunan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian terhadap enam informan didukung observasi dan studi dokumentasi peneliti menemukan bahwa penerapan aspek pemberdayaan pada Rumah Kreatif dan Pintar sudah sesuai. Penerapan aspek pemberdayaan enabling dalam pemberian sumberdaya kepada penerima manfaat diberikan berupa alat dan bahan produksi secara keseluruhan dan kesempatan yang diberikan berupa penerimaan untuk bergabung di Rumah Kreatif dan Pintar untuk mengembangkan diri secara maksimal tanpa jangka waktu yang membatasi penerima manfaat. Penerapan aspek pemberdayaan empowering dalam pemberian pengetahuan dan keterampilan diberikan berupa pelatihan yang sesuai dengan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh penerima manfaat sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sebelumnya untuk berkembang. Penerapan aspek pemberdayaan protecting dalam pelaksanaan pendampingan diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat. Seluruh aspek pemberdayaan meskipun sebagian besar sudah sesuai,namun masih terdapat permasalahan pada penerapan aspek enabling yaitu pada jangka waktu penerima manfaat dan asesmen calon penerima manfaat yang untuk kedepannya dapat mempengaruhi terkait efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pemberdayaan kepada penerima manfaat di Rumah Kreatif dan Pintar Kota Banjarmasin, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk mengatasi permasalahan pada jangka waktu dan proses asesmen tersebut. Peneliti mengusulkan program Pengembangan Kapasitas pada tim internal dan penerima manfaat Rumah Kreatif dan Pintar dengan metode Social Group Work dengan tipe pembentukan Kelompok Problem Solving and Decision Making Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Rumah Kreatif dan Pintar, Mitra Binaan, CSR ABSTRACT SAHNI AULIA SARI, 20.04.148. Empowering at Rumah Kreatif dan Pintar Foster Partnership of Bank Kalsel in Banjarmasin City, Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih Empowerment is reffering to an effort to giving ‘power’ to a person or groups that is ‘weak’ or powerless, so they can live their life. This research is aimed to gain information about empowering process at Rumah Kreatif dan Pintar reffering to implementation of empowerment aspect of enabling in giving source and chance, implementation of empowerment aspect of empowering in giving knowledge and skill, implementation of empowerment aspect of protection in giving assistance. Reseach method used is qualitative method with data collection techniques with in depth interviews, observation, and documentary study. Purposive sampling technique is used in this research. The results of the researches with six informan and researcher’s observation, and documentary study results shows the implementation of empowerments aspect is already compatible. The Implementation of empowerment aspect of enabling, is giving to beneficiaries all the supply of production tools and material. The opportunity provided entails acceptance into Rumah Kreatif dan Pintar, allowing beneficiaries to develop themselves to their fullest potential without time constraints. Implementation of empowerment aspect of empowering thru giving knowledges and practise is offered through training to their interest, talents, and potential. The implementation of empowerment aspects of protection with mentoring to the beneficiaries is provided according to their needs. The beneficiaries at Rumah Kreatif dan Pintar have already received all the resources, opportunities, knowledge, skills, and assistance. Nevertheless, there is still a problem in the enabling aspect, specifically regarding the time period of the empowerment process and the assessment process for new recipients at Rumah Kreatif dan Pintar. This problem will affect the effectivity and efficiency of empowerment process in Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin. So that to anticipate the problem, researcher propose a program to this problem which a Capacity Development Program for internal teams and beneficiaries in Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin using the Social Group Work Methods with type of Problem Solving and Decision Making Group and conduct the target group member to make an action to making an activity of knowledge improvement to acknowledge them into optimal empowerment process. Keywords: Empowerment, Rumah Kreatif dan Pintar, Foster Partnership, CSRItem Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SMP Ibnu Sina Kabupaten Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-20) AULIA TAZKYAH SYAHRANI 19.04.091.; Ramli; NurrohmiABSTRAK AULIA TAZKYAH SYAHRANI 1904091. Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SMP Ibnu Sina Kabupaten Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Ramli dan Nurrohmi Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SMP Ibnu Sina Kabupaten Bandung yang mencakup hak non diskriminasi, hak kepentingan terbaik bagi anak, hak kelangsungan hidup dan perkembangan dan hak penghargaan terhadap pendapat. Pemenuhan hak anak adalah segala sesuatu kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi seluruh anak untuk mendapatkan kesejahteraaanya, begitu pula anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Informasi didapatkan dari berbagai sumber melalui wawancara (in-depth interview), observasi (Observation) dan studi dokumentasi. Informan diplih dengan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak lima orang yang terdiri dari satu guru, satu guru pendamping, dua teman reguler dari anak berkebutuhan khusus dan satu orang tua anak berkebutuhan khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sekolah Inklusi SMP Ibnu Sina Kabupaten Bandung dalam menjalankan pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus sudah terpenuhi, anak berkebutuhan khusus dalam setiap hak-haknya diberikan kebebasan dan memiliki kehidupan yang sama seperti anak regular, selain itu juga memberikan bekal bagi anak berkebutuhan khusus terkait penyesuaian dirinya dan menunjang perihal kehidupan dan kesejahteraan dirinya di masa depan. Program yang diusulkan adalah “Peningkatan Pemahaman Kondisi dan Hak Anak Berkebutuhan Khusus melalui Kelompok Rekreasi (Recreation Group) di SMP Ibnu Sina Kabupaten Bandung.” yang bertujuan untuk menguatkan bonding antara anak reguler dan anak berkebutuhan khusus dan meningkatknya pemahaman terhadap kondisi dan hak anak berkebutuhan khusus. Kata Kunci: Pemenuhan Hak Anak, Anak Berkebutuhan Khusus, Sekolah Inklusi ABSTRACT AULIA TAZKYAH SYAHRANI 1904091. Fulfillment of the Rights of Children with Special Needs at the Ibnu Sina Junior High School Inclusion School, Bandung Regency, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Ramli dan Nurrohmi This study aims to obtain an overview of the fulfillment of the rights of children with special needs at the Ibnu Sina Junior High School Inclusion School, Bandung Regency which includes the right to non-discrimination, the right to the best interests of the child, the right to survival and development and the right to respect for opinions. Fulfillment of children's rights is all the basic needs that need to be met by all children to get their welfare, as well as children with special needs. The method used is a qualitative research method. Information was obtained from various sources through in-depth interviews, observations and documentation studies. Informants were selected using purposive sampling technique with a total of five informants consisting of one teacher, one accompanying teacher, two regular friends of children with special needs and one parent of a child with special needs. The results showed that the Ibn Sina Junior High School Inclusion School in Bandung Regency in carrying out the fulfillment of the rights of children with special needs has been fulfilled, children with special needs in each of their rights are given freedom and have the same life as regular children, besides that it also provides provisions for children with special needs related to their adjustment and supports their life and welfare in the future. The proposed program is "Increasing Understanding of the Conditions and Rights of Children with Special Needs through Recreation Groups at Ibnu Sina Junior High School, Bandung Regency." which aims to strengthen bonding between regular children and children with special needs and increase understanding of the conditions and rights of children with special needs. Keywords: Fulfillment of Children's Rights, Children with Special Needs, Inclusive SchoolsItem Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-10) Tedy Rustandi, NRP. 20.04.211,; Ramli; Eni RahayuningsihTedy Rustandi, NRP. 20.04.211, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA yang meliputi: 1) Karakteristik informan 2) Aspek Pencegahan Primer 3) Aspek Pencegahan Sekunder 4) Aspek Pencegahan Tersier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling sehingga informan dalam penelitian ini berjumlah enam dengan kriteria yang sudah ditentukan. Teknik pengumpula data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pada pencegahan primer bentuk kegiatan dilakukan dengan sosialisasi secara formal dan informal yang dilakukan tidak terjadwal, dilakukan di Balai Desa Ciburial dan di pos satpam. Pada pencegahan Sekunder, bentuk pencegahan Sekunder berupa deteksi sejak dini dan bimbingan sosial melalui kunjungan rumah dengan pelaksanaan yang tidak terjadwal, dilakukan di rumah korban dan kantor Desa. Pada pencegahan tersier, bentuk pencegahan yaitu bimbingan sosial dan pengawasan sosial bagi korban NAPZA yang dilakukan ketika ada laporan dari masyarakat dan keluarga bersangkutan. Namun dari ketiga aspek tersebut, masih terdapat permasalahan yang ada yaitu kurangnya pengetahuan dan ketrampilan aparat pemerintah Desa Ciburial dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan tidak adanya jadwal yang menentu dalam melakukan pencegahan. Oleh karena itu peneliti membuat program untuk pemecahan masalah, program yang direkomendasi adalah “Program Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Desa Ciburial dan Tokoh Masyarakat dalam melakukan Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA” dengan menggunakan Metode Community Organization/Community Development (CO/CD) model locality development dengan menggunakan teknik Capacity Building yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparat pemerintah Desa Ciburial dan tokoh masyarakat dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA di Desa Ciburial. Kata Kunci : Pencegahan penyalahgunaan NAPZA, Pemerintah Desa ABSTRACT Tedy Rustandi, NRP. 20.04.211, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih This research aims to examine the Prevention of NAPZA Abuse, which includes: 1) Informant Characteristics, 2) Primary Prevention Aspects, 3) Secondary Prevention Aspects, and 4) Tertiary Prevention Aspects. The method used in this study adopts a qualitative approach with a descriptive method. Informants were selected using purposive sampling, resulting in six informants with predetermined criteria. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews, observation, and document study. The research findings indicate that in primary prevention, activities were conducted through formal and informal socialization, which was unscheduled, and took place at the Ciburial Village Hall and the security post. In secondary prevention, early detection and social guidance were implemented through home visits, also unscheduled, conducted at the victim's home and the village office. In tertiary prevention, social guidance and social supervision for NAPZA victims were carried out when reports were received from the community and the victim's family. However, across these three aspects, there are still existing issues, including the lack of knowledge and skills among the Ciburial Village government officials in preventing NAPZA abuse, and the absence of a definite schedule for prevention activities. Therefore, the researcher developed a program to address these issues. The recommended program is the "Capacity Building Program for Ciburial Village Government Officials and Community Leaders in Preventing NAPZA Abuse," using the Community Organization/Community Development (CO/CD) locality development model and the Capacity Building technique. This program aims to enhance the capacity of Ciburial Village government officials and community leaders in preventing NAPZA abuse in the village. Keywords: Prevention of drug abuse, Village GovernmentItem Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-09-09) MAULANA DWI ARI WIBOWO, NRP. 20.04.135; Ramli; Eni RahayuningsihMAULANA DWI ARI WIBOWO, NRP. 20.04.135. Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah. Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Pengasuhan merujuk pada kegiatan yang dilakukan orangtua atau wali terhadap anak dengan tujuan agar anak dapat bertanggungjawab dan memiliki moral yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah melalui :1) Karakteristik informan, 2) Penerapan aspek respon pengasuhan, 3) Penerapan aspek tuntutan pengasuhan, dan 4) Harapan informan terkait pengasuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi yang melibatkan sebanyak enam informan untuk memperoleh informasi sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti juga melakukan observasi langsung di lapangan serta studi dokumentasi melalui dokumen-dokumen yang ada di panti asuhan anak. Hasil penelitian terhadap enam informan dan data pendukung melalui observasi dan studi dokumentasi ditemukan bahwa penerapan aspek respon pengasuhan dan aspek tuntutan pengasuhan pada Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah sudah dilaksanakan namun belum secara maksimal. Pengasuh tekah berusaha sebaik mungkin dalam pengasuhan sesuai aspek respon pengasuhan dengan sub aspek kehangatan, kebutuhan, didengarkan, kelekatan, dan keterlibatan serta aspek tuntutan pengasuhan dengan sub aspek kontak langsung, pengawasan, disiplin, menjalankan aturan dan memberikan nasihat namun, terdapat dari masing-masing sub aspek yang masih jarang dilakukan oleh pengasuh dikarenakan pengasuh masih belum menguasi metode dan teknik pada kedua aspek pengasuhan dan jumlah pengasuh pun mempengaruhi pengasuhan di panti. Sehingga peneliti mengusulkan Program Peningkatan Kapasitas Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah pada pengasuh dan melibatkan anak asuh senior dengan metode Social Group Work dengan tipe kelompok Educational Group. Kata Kunci : Pengasuhan, Anak Asuh, Aspek Respon dan Aspek Tuntutan ABSTRACT MAULANA DWI ARI WIBOWO, 20.04.135. Caregiving at Mandhani Siwi Orphange PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java, Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih. Parenting refers to the activities carried out by parents or guardians towards children with the aim of making them responsible and having good morals. This research aims to understand the implementation of parenting at the Mandhani Siwi Orphanage, PKU Muhammadiyah, Purbalingga, Central Java through: 1) Characteristics of the informants, 2) Application of the parental responsiveness aspect, 3) Application of the parental demandingness aspect, and 4) Informants' expectations regarding parenting. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation studies involving six informants to obtain information relevant to the research focus. The researcher also conducted direct field observations and documentation studies through the existing documents at the orphanage. The results of the research on six informants and supporting data through observations and documentation studies found that the application of the parental responsiveness aspect and the parental demandingness aspect at the Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java has been implemented but not maximized. Caregivers have made their best efforts in parenting according to the responsive parenting aspects with sub-aspects of warmth, needs, being listened to, attachment, and involvement, as well as the demanding parenting aspects with sub-aspects of direct contact, supervision, discipline, following rules, and providing advice. However, each sub-aspect is still rarely practiced by the caregivers due to their lack of mastery in methods and techniques for both parenting aspects, and the number of caregivers also affects the parenting at the orphanage. Therefore, the researcher proposes a Parenting Capacity Building Program at the Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java for caregivers involving senior foster children with the Social Group Work method and the Educational Group type. Kerwords : Caregiving, Foster Children, Parental Responsiveness and Parental DemandingnessItem Perilaku Prososial Anak Asuh Di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumurbandung Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-09-10) Haya Nurul Zhafirah, 20.04.285.; Ramli; Eni Rahayuningsih.Haya Nurul Zhafirah, 20.04.285. Perilaku Prososial Anak Asuh Di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumurbandung Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Perilaku Prososial merupakan tindakan sukarela yang dilakukan untuk membantu atau menguntungkan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai perilaku prososial yang dimiliki oleh anak asuh dengan cakupan penelitian meliputi Karateristik Informan, Aspek Perilaku Berbagi Perhatian, Aspek Perilaku Menolong, Aspek Perilaku Kerjasama, Aspek Perilaku Bertindak Jujur, dan Aspek Perilaku Berderma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Peneliti melibatkan enam orang anak asuh dan dua orang pengasuh, sebagai informan untuk memperoleh informasi sesuai dengan fokus penelitian serta melakukan observasi langsung pada beberapa kegiatan yang sedang mereka lakukan serta studi dokumentasi melalui media sosial. Hasil penelitian menemukan bahwa dari beberapa aspek perilaku yang diteliti sudah ada yang sesuai seperti Perilaku Berbagi Perhatian dan Perilaku Menolong, anak asuh sudah sering memberikan bantuannya dan perhatian serta dukungannya kepada orang lain yang membutuhkan. Tetapi ada beberapa aspek yang masih kurang seperti pada Perilaku Kerjasama yang masih kurang kompak, Perilaku Bertindak Jujur tidak terbuka, dan pada Perilaku Berderma anak asuh masih kurang peka dan peduli kepada orang lain, perilaku ini jika terus menerus seperti itu akan menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks seperti gejala narsistik. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengajukan usulan program untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian anak asuh melalui Metode Social Casework dengan menggunakan teknik modelling seperti Live Models, Symbolic Models, dan Multiple Models. Kata Kunci: Perilaku Prososial dan Anak Asuh ABSTRACT Haya Nurul Zhafirah, 20.04.285. Prosocial Behavior of Foster Children at the Muhammadiyah Children's Social Home in Sumurbandung, Bandung City, Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih. Prosocial behavior is a voluntary action taken to help or benefit others. This study aims to examine more deeply the prosocial behavior possessed by foster children with a scope of research including Informant Characteristics, Aspects of Attention Sharing Behavior, Aspects of Helping Behavior, Aspects of Cooperation Behavior, Aspects of Honest Acting Behavior, and Aspects of Donating Behavior. The method used in this study is descriptive qualitative with data collection techniques through in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies. The researcher involved six foster children and two caregivers, as informants to obtain information in accordance with the focus of the study and to conduct direct observations on several activities they were doing and documentation studies through social media. The results of the study found that from several aspects of the behavior studied, some were appropriate, such as Attention Sharing Behavior and Helping Behavior, foster children have often provided assistance and attention and support to others in need. However, there are several aspects that are still lacking, such as Cooperation Behavior which is still less compact, Honest Acting Behavior is not open, and in Donating Behavior foster children are still less sensitive and caring towards others, this behavior if it continues like that will cause new, more complex problems such as narcissistic symptoms. Based on these problems, the researcher proposed a program to increase the sensitivity and concern of foster children through the Social Casework Method using modeling techniques such as Live Models, Symbolic Models, and Multiple Models. Keywords: Prosocial Behavior and Foster ChildrenItem Sikap Warga Masyarakat terhadap Praktik Rentenir “Bank Emok” di Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-02-20) SITI AINUN KHOIRUNNISA:; Ramli; NurrohmiABSTRACT SITI AINUN KHOIRUNNISA: Attitudes of Community Citizens towards Moneylender Practices “Bank Emok" in Cililin Village, Cililin District, West Bandung Regency. Supervisors: Ramli and Nurrohmi Attitude is an evaluative response, namely a response that will only arise if the individual is faced with a stimulus that requires an individual reaction. This study aims to obtain an empirical description of the attitudes of community citizens towards the practice of "Bank Emok" moneylenders in Cililin Village, Cililin District, West Bandung Regency, including respondent characteristics, cognitive aspects, affective aspects, and conative aspects. This study uses a descriptive method with a quantitative approach. The population that was targeted in this study was the people in Cililin Village who were heads of families with a total of 3589 people. Sampling used a simple random sampling technique to produce a sample of 97 respondents. The data collection technique used was a questionnaire and a documentation study using a Likert scale measuring instrument. This research used a face validity test and reliability test with Alpha Cronbach. The results showed that people's attitudes towards the practice of "Bank Emok" moneylenders were in the moderate category with a total score of 6,523. Cognitive aspects have a total score of 2,098, affective aspects have a total score of 2,256, and conative aspects have a total score of 2,169. The problem analysis shows that in each aspect there is an indicator with the lowest total score. The indicator that has the lowest total score in each aspect has problems related to the cognitive aspects of the community regarding the practice of "Bank Emok" moneylenders. Based on the results of this study, the researchers proposed a program "Building Community Capacity about the Dangers of "Bank Emok" Moneylender Practices through Counseling and Formation of Savings and Loans Cooperatives in Cililin Village, Cililin District, West Bandung Regency". The program proposed by the researchers has gone through due diligence using a SWOT analysis which aims to increase public knowledge, understanding, and awareness about the dangers of “Bank Emok” moneylenders. Keywords : Attitudes, Community, Moneylender ABSTRAK SITI AINUN KHOIRUNNISA: Sikap Warga Masyarakat terhadap Praktik Rentenir “Bank Emok” di Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Dosen Pembimbing: Ramli dan Nurrohmi Sikap merupakan suatu respon evaluatif, yaitu respon yang hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai sikap warga masyarakat terhadap praktik rentenir “Bank Emok” di Desa Cililin Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat yang meliputi karakteristik responden, aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Cililin yang merupakan kepala keluarga dengan jumlah 3589 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling sehingga menghasilkan sampel sebanyak 97 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi dokumentasi dengan alat ukur skala likert. Penelitian ini menggunakan uji validitas muka dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap warga masyarakat terhadap praktik rentenir “Bank Emok” berada pada kategori sedang dengan skor total sebesar 6.523. Aspek kognitif memiliki skor total 2.098, aspek afektif memiliki skor total 2.256 dan aspek konatif memiliki skor total 2.169. Analisis masalah menunjukkan bahwa pada setiap aspek terdapat indikator dengan skor total paling rendah. Indikator yang memiliki skor total paling rendah pada setiap aspek memiliki permasalahan yang berkaitan dengan aspek kognitif warga masyarakat terhadap praktik rentenir “Bank Emok”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Masyarakat tentang Bahaya Praktik Rentenir “Bank Emok” melalui Penyuluhan dan Pembentukan Koperasi Simpan Pinjam di Desa Cililin Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat”. Program yang diusulkan peneliti telah melalui uji kelayakan dengan menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya praktik rentenir “Bank Emok”. Kata Kunci : Sikap, Masyarakat, RentenirItem Strategi Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids dalam Mengurangi Stigma dan Diskriminasi ODHA di Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-05) ZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075; Ramli; Eni RahayuningsihZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075 Communication Strategies of the AIDS Prevention Commission in Reducing Stigma and Discrimination Against People Living with HIV/AIDS in Bandung City. Supervisors: Ramli and Eni Rahayuningsih. Communication strategy is a combination of comprehensive communication planning to achieve certain goals. the number of cumulative HIV cases in Bandung City is increasing with less public knowledge about HIV / AIDS making the higher stigma and discrimination that occurs in people with HIV AIDS. This study was conducted to determine the description of the communication strategy of the Bandung City AIDS Commission through: 1) Advocacy, 2) Socialization, and 3) Counseling. This research is a descriptive qualitative research with a phenomenological approach. The informants in this study amounted to 7 (seven) people with data collection techniques used were in-depth interviews, observation, and documentation studies. The results showed that the AIDS Commission was appropriate. In the implementation of advocacy, the Bandung City AIDS Commission focuses on two main levels: city government and territorial. At the city level, the KPA secretariat intensively discussed with leaders and policy makers to gain proactive support for HIV/AIDS response. At the territorial level, advocacy focuses on explaining the importance of the P2HIV program to sub-district heads, village heads, and communities, and ensuring the active involvement of territorial officials in supporting the implementation of the program. Socialization does not only focus on delivering basic information about HIV/AIDS but also provides a correct and comprehensive understanding so as to change community perceptions that are still influenced by myths and misconceptions, so as to encourage more inclusive acceptance of PLWHA. Meanwhile, counseling is conducted to increase public awareness and knowledge about HIV/AIDS. KPA not only provides basic education, but also in-depth information on prevention and treatment, especially for at-risk groups, with the hope of changing their behavior and reducing the risk of HIV transmission. The communication strategy has been carried out accordingly but there are still problems in the socialization aspect, which is a strategy to disseminate information and provide education to the community. One of the factors is because the AIDS Care Citizens, one of whose duties is to conduct socialization, are still inactive, so for this reason the researcher made a program proposal to overcome these problems. The researcher proposed a program to increase the capacity of cadres of Citizens Caring for AIDS in Bandung City using the method of Community Organization and Community Development with Collaboration and Campaign techniques. Keywords: communication Strategies, Stigma and Discrimination, HIV/AIDS ABSTRAK ZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075 Strategi Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids dalam Mengurangi Stigma dan Diskriminasi ODHA di Kota Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih Strategi komunikasi adalah kombinasi dari perencanaan komunikasi yang menyeluruh untuk mencapai tujuan tertentu. jumlah kasus kumulatif HIV di Kota Bandung semakin lama semakin meningkat dengan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang HIV/AIDS membuat semakin tingginya stigma dan diskriminasi yang terjadi pada Orang Dengan HIV AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran strategi komunikasi Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung melalui : 1) Advokasi, 2) Sosialisasi, dan 3) Penyuluhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomologis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Komisi Penanggulangan AIDS sudah sesuai. Dalam pelaksanaan advokasi, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung berfokus pada dua tingkatan utama: pemerintahan kota dan kewilayahan. Di tingkat kota, sekretariat KPA intensif berdiskusi dengan pimpinan dan pembuat kebijakan untuk mendapatkan dukungan proaktif terhadap penanggulangan HIV/AIDS. Di tingkat kewilayahan, advokasi berfokus pada menjelaskan pentingnya program P2HIV kepada camat, lurah, dan masyarakat, serta memastikan keterlibatan aktif dari perangkat kewilayahan dalam mendukung pelaksanaan program tersebut. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi dasar mengenai HIV/AIDS tetapi juga memberikan pemahaman yang benar dan menyeluruh sehingga dapat mengubah persepsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh mitos dan kesalahpahaman, sehingga dapat mendorong penerimaan yang lebih inklusif terhadap ODHA. Sedangkan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. KPA tidak hanya memberikan edukasi dasar, tetapi juga informasi mendalam mengenai pencegahan dan pengobatan, khususnya bagi kelompok berisiko, dengan harapan dapat mengubah perilaku mereka dan mengurangi risiko penularan HIV. Strategi komunikasi telah dilakukan dengan sesuai namun masih terdapat permasalahan pada aspek sosialisasi yang merupakan strategi untuk menyebarkan informasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat. Salah satu faktornya dikarenakan Warga Peduli AIDS yang salah satu tugasnya adalah melakukan sosialisasi banyak yang masih tidak aktif, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan progam Peningkatan Kapasitas Kader Warga Peduli AIDS Kota Bandung dengan metode Community Organization and Community Development dengan teknik Kolaborasi dan Kampanye. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Stigma dan Diskriminasi, HIV/AIDSItem Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128; Ramli; Eni RahayuningsihSITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung. Dosen pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih. Strategi dalam konteks penelitian ini berfokus pada aspek ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga menggunakan aspek yang meliputi: 1) strategi aktif, 2) strategi pasif, 3) strategi jaringan. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi menerapkan ketiga aspek tersebut yaitu strategi aktif, dengan melakukan mencari alternatif sumber pendapatan sebagai buruh herbal, buruh cuci gosok, membuka usaha warung dan asisten rumah tangga. Strategi pasif yang dilakukan adalah melakukan penghematan dengan mengurangi pengeluaran seperti biaya sandang, pangan dan papan. Sedangkan strategi jaringan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu seperti meminjam uang kepada tetangga dan memanfaatkan bantuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Teknik dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Kriteria informan penelitian adalah 5 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dan 1 Fasilitator Desa Tenjolaya. Dalam sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul adalah terkait dengan kesulitan para Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi kurang memaksimalkan potensi diri karena keterbatasan modal, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk . mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan program Meningkatkan Kapasitas Berwirausaha Perempuan Rawan Sosial Ekonomi melalui Pelatihan Keterampilan Kuliner di Desa Tenjolaya dengan metode Community Organization dan Community Development dengan Teknik kolaborasi dan kampanye. Kata Kunci : Strategi, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Kebutuhan, Keluarga ABSTRACT SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategies of Socio-Economically Vulnerable Women in Meeting Family Needs in Tenjolaya Village, Bandung Regency. Supervising lecturers: Ramli and Eni Rahayuningsih. The strategy in the context of this research focuses on economic aspects. This research aims to understand the strategies of socio-economically vulnerable women in meeting their family's needs using aspects that include: 1) active strategies, 2) passive strategies, 3) network strategies. Socio-economically vulnerable women implement all three aspects, namely active strategies, by seeking alternative sources of income as herbal laborers, laundry workers, opening small businesses, and working as domestic helpers. The passive strategy employed is to save by reducing expenses such as clothing, food, and housing costs. Meanwhile, the networking strategy used in this research involves borrowing money from neighbors and utilizing social assistance. The method used in this research is a qualitative approach with a descriptive method. The techniques used in this research include interviews, observations, and document studies. The criteria for research informants are 5 women at risk of socio-economic issues and 1 facilitator from Tenjolaya village. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The research findings indicate that the issues arising are related to the difficulties faced by socio-economically vulnerable women in meeting their daily needs, and that these women are not fully maximizing their potential due to limited capital. Therefore, the researcher has proposed a program to address these problems. Researchers propose a program to Enhance the Entrepreneurial Capacity of Socio-Economically Vulnerable Women through Culinary Skills Training in Tenjolaya Village using Community Organization and Community Development methods with collaboration techniques and campaigns. Keywords: Strategy, Socio-Economically Vulnerable Women, Needs, FamilyItem Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.(Perpustakaan, 2024-09-07) DIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225.; Ramli; Eni RahayuningsihDIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225. Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. According to Rakhmat (2007), a response is a response or reaction given by an individual or group to a stimulus or information received, which in the context of this research, the response refers to the beneficiaries of the Healthy Indonesia Card Program (KIS) in Kebondalem Hamlet, Sukorejo Village, District Mojotengah, Wonosobo Regency. The aim of this research is to examine in more depth the responses of beneficiaries to the benefits, implementation and impact of the KIS program. This research uses descriptive qualitative methods, with data collection techniques including in-depth interviews, observation and documentation studies. The main data sources for this research are the beneficiaries of the KIS program, the Head of the Community Health Center, and the Sukorejo Village apparatus. The aspects studied include the benefits of KIS program services, implementation of KIS program services, and the influence or impact of the KIS program on beneficiaries. The results of the research show that: the benefits of the KIS program are felt to be quite significant in providing access to basic health services for the poor, the implementation of the KIS program still faces several obstacles, including limited facilities and infrastructure as well as community understanding of service procedures, and the impact of the KIS program on public health shows that there are improvement, although there are still challenges in implementation. Problem analysis shows that although the KIS program provides real benefits, program implementation still needs to be improved, especially in the aspects of communication and outreach to the community. As a proposed problem solving program, it is recommended that there be increased outreach and education to beneficiaries regarding KIS service rights and procedures, as well as increased facilities and resources that support program implementation at the local level. It is hoped that by implementing this proposed program, existing obstacles can be minimized and the quality of health services can be more optimal. Keywords : Healthy Indonesia Card (KIS), Benefits, Responses, Services, Implementation ABSTRAK DIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225. Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Tanggapan menurut Rakhmat (2007) adalah respon atau reaksi yang diberikan oleh individu atau kelompok terhadap suatu stimulus atau informasi yang diterima, yang dalam konteks penelitian ini, tanggapan merujuk pada penerima manfaat Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Dusun Kebondalem, Desa Sukorejo, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam tentang tanggapan penerima manfaat terhadap manfaat, implementasi, dan dampak dari program KIS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data utama penelitian ini adalah para penerima manfaat program KIS, Kepala Puskesmas, dan aparatur Kelurahan Sukorejo. Aspek yang diteliti meliputi Manfaat pelayanan program KIS, Implementasi pelayanan program KIS, dan Pengaruh atau dampak dari program KIS terhadap penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: manfaat program KIS dirasakan cukup signifikan dalam memberikan akses layanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin, Implementasi program KIS masih menghadapi beberapa kendala, termasuk keterbatasan sarana dan prasarana serta pemahaman masyarakat terhadap prosedur layanan, dan Dampak program KIS terhadap kesehatan masyarakat menunjukkan adanya peningkatan, meskipun masih ada tantangan dalam pelaksanaannya. Analisis permasalahan menunjukkan bahwa meskipun program KIS memberikan manfaat yang nyata, pelaksanaan program masih perlu ditingkatkan, terutama dalam aspek komunikasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Sebagai usulan program pemecahan masalah, direkomendasikan adanya peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada penerima manfaat mengenai hak dan prosedur layanan KIS, serta peningkatan fasilitas dan sumber daya yang mendukung implementasi program di tingkat lokal. Diharapkan, dengan implementasi usulan program ini, kendala yang ada dapat diminimalkan dan kualitas pelayanan kesehatan dapat lebih optimal. Kata Kunci : Kartu Indonesia Sehat (KIS), Manfaat, Tanggapan, Pelayanan, Implementasi