Social Worker
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Social Worker by Subject "Anak"
Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
Item ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency.(Perpustakaan, 2024-02-15) ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRACT ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency. Supervised by Didiet Widiowati and Abas Basuni. This research was conducted to obtain an in-depth picture of children's independence through social services provided by the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency. Researchers aim to describe children's independence including: 1) emotional independence, 2) intellectual independence, 3) social independence, and 5) economic independence. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of data sources in this study using a purposive sampling technique. The collection of data used in this research is in-depth interviews, observations, and documentation studies. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research show that the independence of adolescent foster children at the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency is classified in the medium category. This is because three of the four aspects of independence, namely intellectual, social and economic, show good results even though there are still several obstacles. While the emotional aspect shows inadequate results. This means that adolescent foster children already have intellectual independence, social independence and economic independence, but there is no visible development in emotional independence. The recommended program is the "Emotionally Independent Adolescent Program" which aims to increase the independence of adolescent foster children in the emotional aspect. Keywords: Independence, Children, Social Services ABSTRAK ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Kemandirian Anak melalui Pelayanan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kemandirian anak melalui pelayanan sosial yang diberikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti bertujuan untuk menggambarkan tentang kemandirian anak meliputi: 1) kemandirian emosi, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian sosial, dan 5) kemandirian ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak asuh remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh tiga dari empat aspek kemandirian yaitu intelektual, sosial, dan ekonomi menunjukkan hasil yang baik walaupun masih terdapat beberapa hambatan. Sementara pada aspek emosi menunjukkan hasil yang kurang memadai. Artinya, anak asuh remaja sudah memiliki kemandirian intelektual, kemandirian sosial, dan kemandirian ekonomi, namun belum terlihat perkembangan pada kemandirian emosi. Program yang direkomendasikan adalah “Program Remaja Mandiri dalam Emosi” yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak asuh remaja dalam aspek emosi. Kata Kunci: Kemandirian, Anak, Pelayanan SosialItem Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem Gaya Pengasuhan Orang Tua Anak Stunting di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta.(Perpustakaan, 2024-03-15) FATIHAH RATIH KUMALA SARI, 19.04.005.; Nurrohmi; Ramli A. RahmanABSTRAK FATIHAH RATIH KUMALA SARI, 19.04.005. Gaya Pengasuhan Orang Tua Anak Stunting di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Pembimbing: Nurrohmi dan Ramli A. Rahman Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang melingkupi interaksi orangtua dengan anak, yang mencakup tiga macam gaya pengasuhan yaitu demokratis, otoriter dan permisif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua anak stunting di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur atau instrument menggunakan validitas muka (face validity). Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis data statistik deskriptif. Hasil penelitian terhadap 40 responden menunjukkan bahwa mayoritas orang tua anak stunting di Kelurahan Mojosongo, yaitu sebanyak 26 responden (65%) menerapkan gaya pengasuhan permisif, sedangkan 9 responden (22,5%) menerapkan gaya pengasuhan otoriter, 5 responden (12,5%) menerapkan gaya pengasuhan demokratis. Permasalahan yang ditemukan adalah Mayoritas orang tua anak stunting di Kelurahan Mojosongo menerapkan gaya pengasuhan permisif, orang tua jarang menyampaikan atau mengungkapkan perasaannya kepada anak dan orang tua tidak memberikan penjelasan dalam memberikan aturan dan larangan, serta orang tua mengubah aturan sesuai dengan kondisi dan kemauan anak yang artinya orang tua tidak konsisten dalam menerapkan aturan rutinitas pada anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Penyuluhan Pengasuhan Orang Tua Anak Stunting Kelurahan Mojosongo dengan menggunakan metode pekerjaan sosial community organization / community development (CO/CD) melalui kegiatan penyuluhan sosial. Kata Kunci : Gaya Pengasuhan, Orang tua, Anak, Stunting.Item Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-03-18) CLARA ANNISA ONESIA, 1904128; Epi Supiadi; Ahmad YaneriCLARA ANNISA ONESIA, Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Penelitian ini menggambarkan bagaimana tugas mengatasi grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Penelitian ini dilakukan 5 bulan pasca bencana gempa bumi dalam kondisi peralihan masa darurat ke pemulihan bencana yang menunjukkan bahwa anak-anak masih mengalami kondisi grieving yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) menerima kenyataan atas kehilangan, 3) mengatasi rasa sakit dan kesedihan, 4) beradaptasi pada lingkungan baru, dan 5) mempertahankan hubungan dengan almarhum selagi tetap menjalani kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur dengan total sampel berjumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau dengan pertimbangan dan kriteria tertentu terhadap anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil 0.814 atau nilai reliabilitasnya tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur tinggi dengan skor aktual sebanyak 2.286 dari skor ideal kelas interval tinggi yaitu 2.201 – 3.000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak masih belum menyadari, memahami, dan menerima diri apa adanya; belum sepenuhnya bisa mengatasi rasa sakit, baik fisik maupun batin; merasa kesulitan berinteraksi dan memberikan kesadaran terhadap dirinya; dan mempertahankan kedekatan dengan orangtua secara berlebihan. Oleh karena itu, diusulkan “Program Pemulihan Grieving Melalui Konseling dan Terapi pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi” di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Kata kunci: Grieving, Anak, Kehilangan Orangtua, BencanaItem Keberfungsian Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-03-13) Yusuf Fadlielah Katili, 19.04.238.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK Yusuf Fadlielah Katili, 19.04.238. Keberfungsian Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang (1) Karakteristik informan, (2) kemampuan melaksanakan peran sosial, (3) kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan, (4) kemampuan pemecahan masalah di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive, dan mendapatkan hasil berjumlah empat informan terdiri dari tiga anak, satu pengurus Lembaga Kesejahteraan sosial Anak. Pemeriksa keabsahan data menggunakan uji kredibilitas melalui perpanjangan keikutsertaan, meningkatkan kecermatan,triangulasi, bahan pendukung (referensi) dan mengecek data (member check). Hasil penelitian menunjukan bahwa keberfungsian sosial anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon masih terdapat kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar kurang maksimal untuk dilakukan oleh pihak LSKSA Al-Furqon yaitu dari fasilitas berupa kamar mandi dari Al Furqon.Pemecahan masalah pada anak cenderung berdiam diri ketika masalah terjadi daripada berkonsultasi dengan petugas panti atau sesama anak asuh sehingga masalah yang dihadapi tidak dapat terselesaikan dengan baik.Menjalankan peranan yang ada anak telah menjalankan peranan sebagai anak asuh di LKSA Al-Furqon dengan baik hal ini terlihat dari anak asuh yang dijadikan Informan telah mengikuti aturan dan program yang dijalankan dari pihak LKSA Al-Furqon. Program yang diusulkan yaitu “mengoptimalkan problem solving decision making dengan pendekatan biopsikososial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon. program ini bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial sehingga anak dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah di kehidupan sehari-hari dalam membuat keptusan yang bijaksana ketika mengahadapi masalah dengan lebih baik. Kata Kunci: Keberfungsian Sosial; Anak; Pekerja Sosial; SosialItem Kebutuhan Dasar Anak di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Kota Batu Jawa Timur,(2024-03-14) ADINDA ANNISA ARIFAH PUTRI, 19.04.239.; Pembimbing Jumayar Marbun; Irniyati SamosirABSTRAK ADINDA ANNISA ARIFAH PUTRI, 19.04.239. Kebutuhan Dasar Anak di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Kota Batu Jawa Timur, Pembimbing Jumayar Marbun dan Irniyati Samosir Kebutuhan merupakan hal yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, baik dalam segi fisik, emosional, dan pendidik. Ada beberapa macam kebutuhan yang harus di penuhi oleh manusia, namun lebih idealnya jika kebutuhan dasar terlebih dahulu yang harus di penuhi, dengan hal ini manusia tersebut hidup nya akan sejahtera dan mampu berfungsi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan dasar anak di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Kota Batu Jawa Timur yang mencakup aspek fisik, aspek emosi, dan aspek pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan survei deskriptif.Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner hasil modifikasi dari skala baku Basic Needs Satisfaction Scale dengan skala pengukuran skala likert. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif untuk menggambarkan tingkat kebutuhan dasar responden. Hasil penelitian terhadap 50 responden anak di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Kota Batu Jawa Timur menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan dasar anak berkategori sedang dengan skor aktual 6597 dari skol ideal 8800. Aspek terendah berada pada aspek pendidikan dengan presentase responden sebanyak 88% berada di kategori sedang dan 12% berada di kategori tinggi. Aspek ini memiliki kecenderungan responden yang tidak memikirkan masa depan di waktu luang, tidak mampu mengerjakan tugas sendiri dan bersama guru, dan tidak menyukai membaca buku fiksi dan non fiksi. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak melalui Gencar (Gerakan Membaca dan Belajar) di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak Kota Batu dengan menggunakan metode Social Case Work dan Social Group Work.Tujuan dari program yaitu untuk meningkatkan kebutuhan dasar anak agar kebutuhannya terpenuhi. Kata Kunci : Kebutuhan Dasar, Anak, PelayananItem Kelekatan Pengasuh dengan Anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut(Perpustakaan, 2024-03-14) NATASYA DENAYA, NRP 19.04.086; Nono Sutisna; Muhammad Ananta FirdausABSTRAK NATASYA DENAYA, NRP 19.04.086, Kelekatan Pengasuh dengan Anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut. Dosen Pembimbing : Nono Sutisna dan Muhammad Ananta Firdaus Kelekatan adalah suatu hubungan emosional untuk mencari kedekatan antara satu individu dengan individu lainya. Dalam hal ini hubungan yang ditujukan adalah anak dan orang tua atau pengasuh alternatif. Hubungan yang memberikan rasa aman dan bertahan lama. Peneliti ini menggunakanakan metode penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) Karakteristik informan 2) Aspek Kehangatan 3) Aspek Rasa Aman 4) Aspek Kepercayaan 5) Aspek Afeksi Positif 6) Aspek Ketanggapan Hasil Penelitian menunjukan kelekatan pengasuh dengan anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut cukup lekat dan baik. Dari kelima aspek tersebut aspek kepercayaan menjadi permasalahan yang ada antara pengasuh dan informan dimana informan tidak sepenuhnya mempercayai pengasuh untuk menjadi pendengar yang baik, Permasalahan selanjutnya berada di aspek afeksi positif, pengasuh tidak selalu memberikan apresiasi dengan penuh semangat kepada informan hanya mengapresiasi ketika rajin ibadah dan mendapat nilai bagus di sekolah. Program yang peneliti usulkan terkait kelekatan pengasuh dengan anak yang bertujuan untuk meningkatkan kelekatan pengasuh dengan anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut adalah program “Naratas Bagja (Merintis Kebahagiaan Lahir Batin)” Kata Kunci: Kelekatan, Pengasuh, AnakItem Keterampilan Sosial Anak di Panti SosialAsuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung.(perpustakaan, 2024-01-08) ADILA LISTYA OKTIVIANI. 19.04.131.; Edi Suhanda; Nenden Rainy SundaryABSTRAK ADILA LISTYA OKTIVIANI. 19.04.131. Keterampilan Sosial Anak di Panti SosialAsuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung. Dibimbing oleh Edi Suhanda dan Nenden Rainy Sundary Keterampilan sosial adalah hal penting yang harus dimiliki anak, tidak terkecuali anak yang tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak atau Panti Sosial Asuhan Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengkaji, menganalisis, dan memperoleh gambaran secara empiris mengenai keterampilan sosial anak di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung. Aspek dalam penelitian ini terdiri atas hubungan dengan teman sebaya, manajemen diri, kemampuan akademis, kepatuhan, dan kemampuan asertif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel dalam penelitian adalah penerima manfaat di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung sebanyak 40 responden yang merupakan keseluruhan dari populasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dengan aplikasi SPSS Versi 27 dengan perolehan nilai 0,912 (reliabel).Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial anak di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung termasuk dalam kategori “Cukup baik”. Dapat dilihat dari total skor aspek keterampilan sosial dengan persentase 2,5% (Kurang Baik), persentase 72,5 % (Cukup Baik), persentase 25,0% (Sangat Baik). Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemauan anak untuk mengenali minat dan bakat, anak yang tidak termotivasi untuk mengembangkan minat dan bakat serta tidak adanya perhatian khusus dari pengasuh di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung. Hal ini memerlukan adanya peningkatan keterampilan sosial pada aspek kemampuan akademis. Peneliti mengusulkan program “GERBEL”atau Gerakan Belajar dengan kegiatan Peningkatan Kemampuan Akademis. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial dalam kemampuan akademis penerima manfaat di Panti Sosial Asuhan Anak Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Kota Bandung. Kata kunci: Keterampilan Sosial, Anak, Panti Sosial Asuhan Anak ABSTRACT ADILA LISTYA OKTIVIANI. 19.04.131. Children's Social Skills at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Orphanage, Bandung City.Supervisor: Edi Suhanda and Nenden Rainy Suhendar Social skills are important things that children must have, including children who live in Child Welfare Institutions or Child Orphanages. This study aims to describe, study, analyze, and obtain an empirical picture of the social skills of children at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Orphanage, Bandung City. Aspects in this study consist of relationships with peers, self-management, academic ability, compliance, and assertive abilities. This research uses a quantitative approach with descriptive methods. The sample in this study were beneficiaries at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Orphanage in Bandung, as many as 40 respondents, which is the entire population. As for testing the validity of the measuring instrument using face validity and reliability testing using Cronbach alpha with the SPSS Version 27 application with an acquisition value of 0.912 (reliable). Data collection techniques used questionnaires and documentation studies. The results showed that the social skills of children at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Orphanage in Bandung City were included in the "good enough" category. It can be seen from the total score of the social skills aspect with a percentage of 2.5% (poor), 72.5% (good enough), 25.0% (very good). The problems found in this study are the low willingness of children to recognize interests and talents, children who are not motivated to develop interests and talents and the absence of special attention from caregivers at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Social Institution, Bandung City. This requires an increase in social skills on the aspect of academic ability. The researcher proposes the "GERBEL" program or Learning Movement with Academic Ability Improvement activities. The program is expected to improve social skills in the academic abilities of beneficiaries at the Kuncup Harapan Muhammadiyah Sukajadi Children's Orphanage, Bandung City. Keywords: Social Skills, Children, children's orphanageItem Pengasuhan Anak dalam Keluarga Muda di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.(Perpustakaan, 2024-03-15) GAYATRI ANNISA FITRIANI 1904163; R. Enkeu Agiati; SuhendarABSTRAK GAYATRI ANNISA FITRIANI: Pengasuhan Anak dalam Keluarga Muda di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Dosen Pembimbing: R. Enkeu Agiati dan Suhendar. Pengasuhan anak dalam keluarga muda merupakan sistem interaksi antara orangtua dengan anak dalam keluarga muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) karakteristik subjek, 2) pengawasan yang diberikan oleh orangtua terhadap subjek, 3) komunikasi antara orangtua dengan subjek, 4) dukungan yang diberikan oleh orangtua terhadap subjek, 5) hubungan antara orangtua dengan subjek, dan 6) pendisiplinan orangtua terhadap subjek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara in-depth interview, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji keteralihan, uji ketergantungan, dan uji kepastian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan yang diberikan orangtua dilakukan dengan cara memberikan peraturan dan orangtua kerap memarahi anak ketika anak bersikap tidak sesuai dengan keinginannya. Orangtua berkomunikasi dengan cara memberikan pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan anak. Orangtua memberikan dukungan dengan cara menasihati, menyemangati, serta memberikan feedback atas prestasi anak. Orangtua membangun hubungan dengan cara memberi perhatian. Orangtua menanamkan disiplin dengan cara memberikan peraturan dan jadwal yang harus ditaati oleh anak namun orangtua mengabaikan dan tidak memberi sanksi ketika anak melanggar aturan dan jadwal tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan analisis SWOT diusulkan program “Parenting Skill bagi Keluarga Muda di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman”. Kata Kunci: Pengasuhan, Anak, Keluarga, Keluarga Muda, dan Parenting Skill.Item Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Anak pada saat Pendampingan Sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali.(Perpustakaan, 2024-03-14) ADE ANDRIYANI, 19.04.123.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahABSTRAK ADE ANDRIYANI, 19.04.123. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Anak pada saat Pendampingan Sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali. Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengungkapan diri anak yang terjadi pada saat pendampingan sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali yang mencakup tentang: 1) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan fisik, 2) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan mental, 3) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan sosial, 4) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan belajar, 5) pengungkapan diri anak pada saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat, dan 6) pengungkapan diri anak pada saat berinteraksi sosial dengan pekerja sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak lima orang yang terdiri atas 3 (tiga) anak penerima manfaat dan 2 (dua) orang pendamping atau pengasuh. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, transferability, depandability, dan confirmability. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pengungkapan diri anak pada saat pendampingan sosial di PPSA Pamardi Utomo Boyolali masih berada pada tingkatan basa-basi. Hasil penelitian: pengungkapan diri anak dapat diamati dalam bentuk nonverbal, tingkat pengungkapan diri anak masih sebatas basa-basi yang disebabkan dari kurangnya keterampilan mendengarkan yang efektif dan aktif, dan kurangnya dukungan pengungkapan diri. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merumuskan usulan program yang dapat disajikan sebagai pemecah masalah, yaitu “Pengembangan Kapasitas Pendampingan dan Pengasuhan dalam Membangun Komunikasi dan Relasi yang Efektif dengan Penerima Manfaat di PPSA Pamardi Utomo Boyolali.” Kata Kunci : Pengungkapan Diri, Anak, Pendampingan SosialItem Peran Pekerja Sosial dalam Peningkatan Keterampilan Sosial di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Ciumbuleuit Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-07) MOCHAMAD RAFLI PERMANA, 19.04.079.; Dwi Yuliani; Ayi Haryani.ABSTRAK MOCHAMAD RAFLI PERMANA, 19.04.079. Peran Pekerja Sosial dalam Peningkatan Keterampilan Sosial di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Ciumbuleuit Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pekerja sosial dalam peningkatan keterampilan sosial anak asuh di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Kota Bandung dilihat berdasarkan aspek keterampilan berkomunikasi, keterampilan kerja sama, keterampilan berpartisipasi dan keterampilan beradaptasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini 3 orang pekerja sosial yang bekerja di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Kota Bandung serta informan lain 1 orang penyuluh sosial, 2 orang pengasuh dan 3 orang anak asuh. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pekerja sosial menunjukkan ada delapan peran yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak asuh yaitu sebagai educator, agen perubahan, fasilitator, penggerak, activis, motivator dan negotiator. Hambatan penelitian juga mendapati bahwa masih banyak anak asuh yang kurang dalam keterampilan berkomunikasi diantaranya yaitu anak asuh masih ragu dalam mengungkapkan pendapat dan cenderung pendiam. Serta pada keterampilan berpartisipasi anak asuh belum mampu berpartisipasi kurang bergerak serta cenderung merasa terasingkan. Pada keterampilan beradaptasi anak asuh sebagian besar masih minder. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu program penanganan masalah. Sehubungan dengan hal ini maka peneliti mengusulkan program “meningkatkan keterampilan sosial anak asuh melalui kegiatan outbound” yang bertujuan untuk memotivasi anak asuh agar berani dalam mengungkapkan pendapatnya, memberikan kesempatan anak asuh untuk berinteraksi aktif dengan anak asuh yang lainnya serta memberikan penguatan anak asuh mampu menyelesaikan permasalahannya. Kata Kunci: Peran, Pekerja sosial, Keterampilan sosial, AnakItem Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023,(Perpustakaan, 2024-02-23) FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140. Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023, Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni Anak perlu diajarkan kemandirian agar dapat mempersiapkan anak untuk belajar betanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri kelak, selain itu kemandirian juga dapat melatih anak untuk belajar menentukan pilihannya sendiri karena kemandirian anak tidak terbentuk dengan sendirinya, sehingga peran orang tua sangat penting untuk melatih kemandirian anak. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan atau field research, yang artinya, peneliti terjun langsung di lapangan yakni Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal agar memperoleh data yang akurat dan dapat dipahami sesuai dengan tujuan penelitian ini. Peneliti dalam penelitian ini fokus pada peran pengasuh dalam membentuk kemandirian anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji bagaimana peran pengasuh dalam mendidik, membimbing, dan memberikan rasa aman pada anak asuh. Pada analisis hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peran pengasuh dalam membentuk kemandirian anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal ini dengan menerapkan program wajib yang ada di Panti, pendidikan karakter anak dengan pendisiplinan dan memberikan pemahaman extra kepada anak asuh tentang pengambilan keputusan yang benar. Beberapa permasalahan yang ada terjadi karena kemandirian anak yang belum tercapai sepenuhnya khususnya pada anak – anak remaja usia 14 – 16 tahun dan adanya keterbatasan pengurus. Hal tersebut juga disebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung ini sehingga masih kurang efektif untuk membentuk kemandirian anak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengusulkan sebuah program yaitu dengan memberikan peningkatan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, kreativitas yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap pola asuh anak tersebut. Kata Kunci: Kemandirian Anak, Peran Pengasuh, Anak, Program ABSTRACT FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140. Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023, Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni Children need to be taught independence so that they can prepare children to learn to be responsible for their own lives in the future, besides that independence can also train children to learn to make their own choices because children's independence is not formed by itself, so the role of parents is very important to train children's independence. This type of research uses field research or field research, which means that researchers work directly in the field, namely the Al-Hilal Children's Orphanage in order to obtain accurate and understandable data in accordance with the objectives of this study. Researchers in this study focused on the role of caregivers in establishing children's independence at the Al-Hilal Children's Social Institution in Bandung City. The purpose of this study is to examine how the role of caregivers in educating, guiding, and providing a sense of security to foster children. In the analysis of the results of this study, it can be concluded that the role of caregivers in shaping children's independence at the Al-Hilal Children's Orphanage is by implementing mandatory programs in the orphanage, character education for children with discipline, and providing extra understanding to foster children about decision making Correct. Some of the existing problems occur because the child's independence has not been fully achieved, especially in adolescents aged 14-16 years and there are limited administrators. This is also due to the lack of human resources at the Al-Hilal Children's Social Institution in the city of Bandung, so it is still ineffective in forming child independence. Based on the results of this study, the researcher proposes a program that is by providing improvements in aspects of knowledge, skills, creativity which will also affect the child's upbringing. Keywords: Children's Independence, Role of Caregivers, Children, ProgramItem Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125. Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Perilaku merupakan respon yang diberikan seseorang terhadap suatu stimulus yang telah diterima. Sedangkan gelandangan merupakan orang yang tidak memiliki tempat tinggal dengan berbagai alasan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai; 1) perilaku anak gelandangan saat berinteraksi dengan orang tuanya, 2) perilaku bermain anak, 3) perilaku menjaga kebersihan diri anak, dan 4) presepsi anak gelandangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah anak gelandangan, orang tua gelandangan, dan significant others yang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan 1) uji kredibilitas, 2) uji keteralihan, dan 3) uji kebergantungan. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi anak dan orang tua gelandangan belum efektif, anak tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan maksimal karena harus bekerja, anak tidak bermain dengan optimal, tidak menjaga kebersihan diri dengan baik, dan perlu pembenahan terkait presepsi yang dimiliki anak tentang hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa anak gelandangan memerlukan tempat bermain ramah anak dan teman bermain, serta membutuhkan pola pengasuhan yang baik dan benar dari orang tua untuk menangani permasalahan tersebut sehingga anak gelandangan diharapkan dapat berperilaku positif. Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk membuat program untuk meningkatkan kapasitas orang tua gelandangan, meningkatkan pengetahuan serta pemahaman anak gelandangan terkait tugas perkembangannya, dan mempererat hubungan anak dan orang tua gelandangan sehingga dapat memberikan dapak positif bagi perkembangan anak. Kata Kunci: Perilaku, Anak, dan GelandanganItem Pola Pengawasan Pengasuh terhadap Penggunaan Gadget di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardhi Utomo Kabupaten Boyolali(Perpustakaan, 2024-02-15) SYAMSUDIN HENRY PRASETYO. 19.04.011.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRAK SYAMSUDIN HENRY PRASETYO. 19.04.011.Pola Pengawasan Pengasuh terhadap Penggunaan Gadget di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardhi Utomo Kabupaten Boyolali. Dosen Pembimbing: Didiet Widiowati dan Abas Basuni Pola Pengawasan Pengasuh terhadap penggunaan gadget anak sangat penting dilakukan khususnya dilingkungan panti untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak di inginkan seperti terganggunya kesehatan anak, menjadikan anak malas belajar, anak menjadi malas untuk berkegiatan di lingkungan panti dan menjadikan prestasi anak menurun. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pola pengawasan pengasuh terhadap pennggunaan gadget anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardhi Utomo Kabupaten Boyolali yang mencakup aspek pola pengawasan active mediation, pola pengawasan restrictive mediation, pola pengawasan coviewing.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yang terdiri dari pengasuh dan anak serta ditentukan dengan cara purposive. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengawasan pengasuh terhadap penggunaan gadget oleh anak terdapat permasalahan dalam pola pengawasan restrictive mediation atau pola pengawasan yang bersifat membatasi. Maka dari permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program dengan nama”Membangun system pengawasan melekat”. Kata Kunci: Pengawasan, Keluarga, Media, Anak ABSTRACT SYAMSUDIN HENRY PRASETYO. 19.04.011. Carigiver Supervisition Paterrn of Gadget Use in Pamardhi Utomo Children’s Social Service Institution, Boyolali Regency. Supervisiors: Didiet Widiowati and Abas Basuni The pattern of Caregiver Supervision of the use of children's gadgets is very important, especially in the orphanage environment to prevent unwanted events from occurring, such as disturbing children's health, making children lazy to study, children becoming lazy to do activities in the orphanage environment and causing children's achievements to decrease. This study aims to obtain an overview of the pattern of caregiver supervision of the use of children's gadgets at the Pamardhi Utomo Children's Social Service Center in Boyolali Regency which includes aspects of the active mediation pattern of supervision, the restrictive mediation pattern of supervision, the coviewing supervision pattern. This research uses a qualitative descriptive method. The number of informants in this study were 4 people consisting of caregivers and children and were determined purposively. Data collection techniques are in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies. The results showed that the pattern of supervision by caregivers over the use of gadgets by children had problems in the restrictive mediation pattern of supervision. So from these problems the researcher proposes a program with the name "Building an embedded monitoring system" Keywords: Supervision, Family, Media, ChildrenItem Tingkat Kepuasan Anak terhadap Pelayanan Sosial di dalam Panti Pelayanan Sosial Anak (PPSA) Taruna Yodha Kabupaten Sukoharjo(Perpustakaan, 2024-02-19) SETIYA CAHYA NINGRUM, 19.04.130.; Sakroni; Ujang MuhyidinABSTRAK SETIYA CAHYA NINGRUM, 19.04.130. Tingkat Kepuasan Anak terhadap Pelayanan Sosial di dalam Panti Pelayanan Sosial Anak (PPSA) Taruna Yodha Kabupaten Sukoharjo, Dibimbing oleh Sakroni dan Ujang Muhyidin. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan sosial adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap pelayanan yang diberikan oleh lembaga pelayanan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran secara empirik tentang : 1. Karakteristik responden, 2. Aspek relevansi (pemenuhan kebutuhan), 3. Aspek dampak (manfaat positif pelayanan sosial), 4. Aspek kebahagiaan (partisipasi dengan berbagai pihak panti). Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis survey deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak masa perkembangan remaja yang menjadi penerima manfaat di PPSA Taruna Yodha Kabupaten Sukoharjo sebanyak 55 orang. Pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Alat ukur menggunakan skala likert dan uji validitas menggunakan Face Validity serta uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan anak terhadap pelayanan sosial di PPSA Taruna Yodha Kabupaten Sukoharjo berada pada kategori tinggi dengan skor total 6859. Aspek relevansi (pemenuhan kebutuhan) bagi responden memiliki skor total sebesar 2275 berada pada kategori tinggi, Aspek dampak (manfaat positif pelayanan sosial) bagi responden memiliki skor total 2429 berada pada kategori sedang, dan Aspek kebahagiaan (partisipasi dengan berbagai pihak panti) bagi responden memiliki skor total 2155 berada pada kategori tinggi. Analisis masalah menunjukkan bahwa terdapat permasalahan pada tingkat kepuasan anak terhadap pelayanan sosial di PPSA Taruna Yodha Kabupaten Sukoharjo, khususnya pada aspek dampak (manfaat positif pelayanan sosial) yang masih berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, maka diusulkan program alternatif untuk meningkatkan pelayanan sosial di PPSA Taruna Yodha Sukoharjo yaitu “Workshop tentang teknik-teknik pekerjaan sosial casework dalam peningkatan kapasitas pegawai di PPSA Taruna Yodha Sukoharjo.” Kata Kunci : Kepuasan, Pelayanan Sosial, Anak ABSTRACT SETIYA CAHYA NINGRUM, 19.04.130. The Level of Children's Satisfaction with Social Services in the Taruna Yodha Children's Social Service Institution (PPSA), Sukoharjo Regency, Supervised by Sakroni and Ujang Muhyidin. The level of satisfaction with social services is a feeling of pleasure or disappointment that arises after comparing perceptions of the services provided by social service institutions. This study aims to describe empirically about: 1. Characteristics of respondents, 2. Aspects of relevance (fulfillment of needs), 3. Aspects of impact (positive benefits of social services), 4. Aspects of happiness (participation with various parties to the orphanage). The research design is a quantitative research with a descriptive survey type. The population in this study were 55 children during the adolescent development period who became beneficiaries at PPSA Taruna Yodha, Sukoharjo Regency. Sampling using a census. Data collection techniques using a questionnaire. Measuring tool using a scale likert and validity test using Face Validity and reliability test using the formula Alpha Cronbach. The results showed that the level of satisfaction of children with social services at PPSA Taruna Yodha Sukoharjo Regency was in the high category with a total score of 6859. Aspects of relevance (fulfillment of needs) for respondents had a total score of 2275 in the high category, Aspects of impact (positive benefits of social services ) for respondents has a total score of 2429 which is in the medium category, and the aspect of happiness (participation with various orphanages) for respondents has a total score of 2155 which is in the high category. The problem analysis shows that there are problems with the level of child satisfaction with social services at PPSA Taruna Yodha, Sukoharjo Regency, especially in terms of impact (positive benefits of social services) which are still in the moderate category. Therefore, an alternative program is proposed to improve social services at PPSA Taruna Yodha Sukoharjo, namely "Workshop about social work casework techniques in building the capacity of employees at PPSA Taruna Yodha Sukoharjo." Keywords : Satisfaction, Social Services, Children